Slide berikutnya kembali saya tampilkan. Terlihat potret seorang lelaki dengan style elegan.
Kali ini saya menampilkan potret seorang pengusaha asal Ranah Minang. Beliau adalah Basrizal Koto. Pendidikan beliau hanya hingga kelas lima SD. Putus sekolah karena sulitnya perekonomian orangtua.
Jangankan untuk sekolah, untuk memenuhi kebutuhan pokok pun keluarganya begitu kesulitan pada masa itu. Hingga ada pihak yang meminta beliau dan keluarga makan batu saja. Karena tak mampu bayar hutang.
Keputusan pahit pun diambil oleh Basrizal cilik. Berhenti sekolah dan merantau ke Pekanbaru. Di sana beliau memulai karir sebagai seorang kernek oplet, supir bahkan berjualan petai.
Tapi coba lihat beliau hari ini. Beliau pemilik sebuah hotel berbintang dan pusat perbelanjaan modern di kota Padang. Hotel dan mall Basko, diambil dari singkatan nama beliau sebagai ownernya.
Bahkan beliau memiliki banyak bisnis lainnya dalam berbagai bidang. Beliau Pemilik sebuah media masa lokal. Amazing.Â
Beliau menunjukkan, bukan nilai akademik yang membuatnya meraih kesuksesan. Melainkan usaha dan keyakinan.
Betapa malunya, jika saya sebagai seorang guru membubuhkan nilai nol pada lembaran kerja siswa saya. Eh, taunya di masa depan ia lebih sukses ketimbang saya dan anak juara kelas lainnya.
Kembali saya memamerkan sebuah slide. Suara peserta training riuh rendah dengan warna warni rona wajah dan mulut menggerutu. Padahal yang saya tampilkan bukan gambar wajah asli. Melainkan versi kartun.
Namun peserta nampaknya begitu mengenal sosok ini dan terlihat tak nyaman dengan gambar yang terpampang. Gambar segera saya ganti, khawatirnya ada yang ngamuk. Wkwkwk