Tak hanya kesulitan ekonomi yang dihadapi. Ia yatim sebelum terlahir ke dunia. Ia hanya tinggal bersama ibunya di sebuah gubuk di pinggir kota.Â
Saking pelik persoalan perekonomian mereka, akhirnya Leonardo cilik terpaksa dititipkan ke panti asuhan.
Diusia ke 14 tahun, ia mulai bekerja untuk menopang perekonomian keluarganya. Siang dan malam ia banting tulang.Â
Hingga rasa lelah dan keputus asaan tak berani mendekat. Karena tekadnya terlanjur membaja.
Seiring berjalannya waktu, ia mencoba langkah jitu. Fokus mebangun bisnis kacamata dan berdiri sendiri.Â
Perlahan tapi pasti, bisnisnya berkembang. Sukses membangun perusahaan, peluang semakin terbuka luas.Â
Kini, Luxottica buah karya Leonardo menguasai pasar internasional. Ia memiliki lebih dari 6.000 toko di seluruh penjuru dunia.
Fantastic! Seberapa miskinkah anda hari ini? Hingga tak berani meretas jalan menjadi juara dalam kehidupan anda.
     4. Kularga broken home
Membangun sebuah keluarga tentu dengan niat baik. Berharap mewujudkan asa dan cita bersama.Â
Mendulang kebahagiaan hingga akhir usia. Namun tak ada yang tau perjalanan anak manusia kedepannya.