Hari berikutnya, dampak berbeda mulai dirasakan mata. Kelopaknya terasa berat. Sulit diajak kompromi.Â
Rasa kantuk begitu setia mengiringi aktifitas. Berbagai cara yang dilakukan untuk mengusirnya begitu sia-sia. Ia tetap tak mau pergi.
Karena tak bisa memaksakan diri menghasilkan tulisan dengan kondisi seperti itu, penulis memutuskan pergi ke KUD (Kantor Unit Desa) yang berada tak jauh dari rumah. Untuk membayar tagihan listrik dan air.
Di sinilah cerita memalukan itu terjadi. Saat berada dalam barisan antrian yang tak seberapa, penulis mendekat ke sebuah meja.Â
Tanpa direncanakan dan dikomandoi, kepala mencari posisi terbaik disana.
Beberapa detik kemudian, tertidurlah dengan pulas di meja itu.Â
Tersadar kala dibangunkan oleh petugas. Munkin karena masih dalam keadaan setengah sadar, tak ada rasa malu yang hadir.
Hanya bergegas pulang dan melanjutkan tidur yang tertunda. Tulisan ini dibuat sebelum berangkat ke Koperasi Unit Desa tersebut. Baru selesai beberapa menit setelah menikmati dengkuran panjang.
Oretan sore yang diselesaikan dengan tersipu malu di ruang mimpi
Rabu, 15 Juli 2020 pukul 17.19 WIB