Mohon tunggu...
Ummu el Hakim
Ummu el Hakim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hanya seorang emak biasa

Penyuka alam dan rangkaian kata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Penerimaan Rapor Secara Drive Thru, Sebuah Perubahan Tertata dalam Bingkai Kebersamaan

19 Juni 2020   15:26 Diperbarui: 19 Juni 2020   16:07 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penerimaan rapor secara Drive Thru. Sumber: dokumentasi Bu Ika

Hari ini jadwal penerimaan rapor tiba. Seluruh siswa masih tetap bertahan di rumah saja. Meski kian membingkai rindu. Namun harus rela untuk sabar menunggu. Hingga saat kenaikan kelas dan rapor pun menjadi sebuah saksi bisu. Pandemi seakan tak mau tau.

Menjelang siang, aku telah bersiap. Mengenakan masker, tak lupa membawa hand sanitizer. Lengkap. Semua kulakukan demi satu kata, menjaga.

Sehari sebelumnya, wali kelas telah mengingatkan kembali lewat grup WA. Mengenai bagaimana tata cara penerimaan rapor yang telah ditetapkan. Sesuai aturan, demi terjaga kesehatan.

Drive Thru. Cara inilah yang dipilih oleh sekolah anakku, Salman Al Farisi Jogja. Aku yakin ini telah dipersiapkan secara matang sebelumnya. Yang pasti sesuai dengan protokol kesehatan yang telah ditetapkan.

Menghindari kontak langsung pun menciptakan kerumunan. Sehingga cara inilah yang dipilih agar tetap aman. Dan penerimaan rapor pun bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Pagi hari sebelum orang tua menghadiri. Para guru telah mempersiapkan tempat dengan cukup rapi. Pun lengkap mengenakan APD sebagai perlindungan.

Bak pasukan perang yang menghadang. Bukan ingin berlebihan. Namun ini sebagai bentuk kepedulian. Untuk tetap saling menjaga kesehatan.

Orang tua hadir sesuai jadwal secara bergantian. Terbagi menjadi beberapa cloter berdasarkan nomor absen anak yang telah diurutkan. Agar tak menimbulkan kerumunan. Tentu saja. Lebih tertib sehingga tetap terjaga.

Ketika orang tua memasuki jalan menuju sekolah sudah terlihat petugas yang memeriksa penggunaan masker. Pun memberi cairan hand sanitizer. Bagi orang tua yang tidak mematuhinya maka tidak diijinkan memasuki area yang telah tersedia.

Ilustrasi petugas memberi cairan hand sanitizer. Sumber: dokumentasi Bu Lucy.
Ilustrasi petugas memberi cairan hand sanitizer. Sumber: dokumentasi Bu Lucy.
Kemudian, dilanjutkan oleh petugas pengukur suhu badan. Dengan cekatan memeriksa masing-masing orang tua yang akan memasuki halaman sekolahan. Hal ini sebagai bentuk antisipasi. Adanya orang tua dengan kondisi yang tak diingini.

Ilustrasi petugas pengukur suhu badan. Sumber: dokumentasi Bu Lucy.
Ilustrasi petugas pengukur suhu badan. Sumber: dokumentasi Bu Lucy.
Setelah diukur suhu, orang tua kembali menemui petugas yang siap mengarahkan. Orang tua diharapkan sudah membawa tulisan. Nama kelas anak dalam sebuah kertas yang dipersiapkan. Tentu agar memudahkan petugas memberi petunjuk di mana posisi wali kelas yang dimaksudkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun