Mohon tunggu...
Ummu el Hakim
Ummu el Hakim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hanya seorang emak biasa

Penyuka alam dan rangkaian kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Selaksa Cerita Satu Muara

6 Agustus 2019   09:15 Diperbarui: 6 Agustus 2019   09:21 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : dokumen pribadi

Di tengah gemuruh langkah. Kucoba hentikan sejenak kisah. Saat panggilan itu menyapa. Kutelusuri ruang damai jiwa. Di keheningan kupejam sembari kudengar. Lantunan merdu dikumandang, hati pun kian tergetar.  

Dalam sebuah bilik nan begitu indah. Tiap sudut tersimpan doa diijabah. Seolah menata sunyi. Sembari tersenyum pada lembar hati nan rindu kembali. Adakah ruang hampa terselipi? Kurasa hanya damai yang menyertai.

Kusadari, begitu banyak cela yang kubawa. Tunduk malu terpancar di kedua bola mata. Entah berapa kali aku memohon, namun sekian pun aku mengulang. Begitu malang jikalau waktuku terbuang. Sayang.

Tepat di pintu itu kucoba mengetuk. Selaksa cerita kuurai hingga akhirnya kutertunduk. Selaksa nan terbingkai indah, pun tak sedikit resah. Apalah aku, hanya seonggok kayu yang mudah patah. Mampukah menuju satu muara-Nya yang begitu megah?

Diamku hanyutkan sepi. Ketika bibir lantunkan ayat luruhkan mata hati. Kuterbawa alunan irama nan mengiring jiwa ke singgasana-Nya. Tepikan sejenak gejolak yang mengeruk riak nirwana.

Bisikan lembut pun seolah menembus ruang sunyi. Batinku terdiam tak sanggup menutupi. Selaksa cerita kian menari. Di atas lembar kupijak dan kugelar mimpi.

Lelah seolah tak bertepi. Namun bayang-Nya coba mengurai onak duri yang menghalangi. Kuterdiam kembali. Kurasakan hembusan yang begitu damai basuh duniawi. Dengan siraman kesejukkan surgawi.

Dalam diam kerap kulayangkan kekaguman. Satu yang tak bisa ditemukan. Dan hanya di tempat-Nya. Kedua tangan letakkan segenap asa terpendam. Selaksa cerita terurai dalam nuansa-Nya yang begitu dalam.

Di tengah raga yang terserak putaran roda dunia. Panggilan itu begitu membahana. Seakan diri tertuntun menuju satu bilik yang memesona. Selaksa cerita berlabuh hingga menuju satu titik muara. Semoga dimudahkan segala asa dan doa. Aamiin Yaa Allah.

Niek~
Jogjakarta, 6 Agustus 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun