Mohon tunggu...
Ummu el Hakim
Ummu el Hakim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hanya seorang emak biasa

Penyuka alam dan rangkaian kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Senja di Tepian Kota

16 Juli 2019   20:53 Diperbarui: 16 Juli 2019   21:22 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : pixabay.com/TheArkow

Kala itu...
Saat kuluruhkan rindu
Akan hadir-Nya dalam ingatku
Sejuta pesona yang tak ternilai rasa
Sepucuk cinta dari balik cahaya-Nya
Menuai beribu asa tak terukur masa

Kuikuti larik larik kata
Kucoba temui jejak jejak rasa
Rasa yang kian membawa diri pada pesona-Nya

Adakah yang menyangka buaian alam begitu menyejukkan raga?
Meski kelam beranjak datang
Pun malam semakin menyingkirkan petang

Namun guratan tajam
Sungguh mengisyaratkan
Jikalau pesona tak kan pernah hilang

Rinduku kian menyeruak
Kusibak ruang hampa dari bibir senja
Kutelusuri langkah menuju satu kisah

Kisah dimana kuletakkan lentera hati
Tak kupungkiri
Meski aku terlahir sebagai anak pinggiran
Namun aku tak merasa tersingkirkan
Lihatlah...
Senyumnya begitu merekah
Indah...

Mengikis kegalauan diri
Akan cinta-Nya yang begitu suci
Kala mentari mulai redupkan sunyi
Mega pun berarak menyambut mimpi

Begitulah langkahku kerap terhenti
Saat mata terus menghalau jelaga
Dan aku pun masih saja menanti

Senja di tepian kota
Begitu nyata
Terbendung pada butiran asa
Kupeluk pada seuntai cita
Walau aku hanyalah seorang anak desa

Niek~
Jogjakarta, 16 Juli 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun