Mohon tunggu...
Ummu el Hakim
Ummu el Hakim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hanya seorang emak biasa

Penyuka alam dan rangkaian kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Teman Nakhoda

17 Februari 2019   07:45 Diperbarui: 17 Februari 2019   08:06 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pixabay.com/pixel2013

Seketika kurasakan begitu damai
Kuarungi samudera nan sunyi
Bersamamu
Teman nakhodaku

Lambat laun
Ombak pun bergulung
Angin menyelimuti badan perahu
Hingga dingin menerpa sekujur ragaku

Harus kuakui
Terpaan tak mungkin dipungkiri
Hantaman karang terkadang
Menyerang

Kau berusaha pegang kuat kendali
Agar perahu ini tak karam
Bahkan tenggelam
Di tengah gelombang yang menghantam

Sebab ada banyak jiwa
Yang berpegang pada harap
Cemas yang begitu mencuat
Namun asa tetap tertancap kuat

Jarak tempuh yang begitu jauh
Terkadang tak terpikir oleh peluh
Meski diselimuti rasa jenuh
Seketika lenyap ditelan kayuh
Melaju tanpa mengaduh

Perahu ini
Dipenuhi jiwa jiwa dengan beragam kondisi
Seraya memandang
Tak jenuh terpandang

Mereka menatap tanpa kata terucap
Erat menancap
Wajah begitu lekat

Banyak harap dibalik tatap
Teman nakhoda seraya berucap
Percayalah kalian aman
Meski bersama perjalanan penuh rintangan

Kendali tetap dipertahankan
Jiwa jiwa semakin penasaran
Apakah gerangan yang hendak dilakukan
Teman nakhoda tetap melaju
Teriring deru mesin perahu

Aku yang sedari tadi mengamati
Dari balik ujung kendali
Seraya tak henti terucap doa
Agar perahu ini tetap seperti adanya
Tak ternoda meski hantaman menerpa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun