Mohon tunggu...
Ummu el Hakim
Ummu el Hakim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hanya seorang emak biasa

Penyuka alam dan rangkaian kata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kepedulian terhadap Lansia di Sekitar Kita

10 Februari 2019   15:09 Diperbarui: 17 Februari 2019   19:06 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

10 Februari 2019, sekitar pukul 10.00 WIB, aku melajukan kendaraan dengan kecepatan sedang. Maksud hati hendak mengunjungi Patung Gajah kesukaan anakku di belakang Masjid Klidon, Ngaglik Sleman. Tempat itu berada beberapa kilometer dari rumah tinggalku.

Tetiba di sekitar Masjid Klidon, kecepatan aku kurangi. Awalnya sempat hendak kubelokkan ke arah kanan, namun kubatalkan. Kemudian aku arahkan kendaraanku ke sebelah kiri. Sebab aku melihat keganjilan di ujung jalan.

Beberapa meter di depanku telah berhenti sebuah mobil polisi. Terlihat dua orang polisi tengah sibuk mengeluarkan pita kuning lalu diselendangkan menutupi badan jalan. Pertanda jalan tersebut tak boleh dilalui kendaraan.

Ada kejadian apa gerangan? Aku pun segera turun dari kendaraan. Mencoba mencari tau perihal kejadian. Rupanya seorang nenek tua ditemukan tak bernyawa di dalam selokan, tepat di persimpangan jalan menuju Patung Gajah.

Menurut saksi mata, nenek tersebut sedang berjalan menuju ke arah persawahan yang berada beberapa meter dari lokasi kejadian. Tiba-tiba terjatuh, dan masuk ke dalam parit yang kedalamannya mencapai lutut orang dewasa. Sebelumnya nenek ini memang diduga menderita stroke.

Seketika kakiku terasa gemetar. Kasihan sekali nenek itu. Aku tak begitu paham daerah tersebut. Lalu aku mencoba menanyakan pada penjual nasi padang yang berada di dekat lokasi kejadian mengenai si nenek malang tadi. Ternyata nenek tersebut tinggal di sebuah gubuk dekat lapangan Klidon bersama seorang kakek tua.

Mobil polisi berhenti di ujung jalan dekat Masjid Klidon, Ngaglik Sleman. Foto : dokumen pribadi.
Mobil polisi berhenti di ujung jalan dekat Masjid Klidon, Ngaglik Sleman. Foto : dokumen pribadi.
Kedua lansia tersebut diperkirakan tak punya sanak saudara. Keseharian mereka menjadi peminta-minta berkeliling rumah warga. Astaghfirullah. Sungguh miris kehidupan mereka. Dikarenakan keadaan yang terhimpit, mereka rela berkeliling guna mendapat belas kasih orang sebagai penyambung kehidupan.

Sontak aku tak bisa berkata apa. Hanya mataku yang berbicara. Entah bagaimana kisah selanjutnya. Yang pasti si nenek tua pada ujung usia harus berakhir sedemikian tragisnya.

Ketika itu sang kakek tengah pergi berkeliling rumah warga. Sehingga ketika si nenek terjatuh dan meninggal, kakek tersebut tidak sedang berada di rumah. Beruntung warga sekitar tanggap. Seketika dipanggil aparat setempat dan ambulan dari puskesmas terdekat, guna mengurus jenasah sang nenek.

Tindakan warga seketika itu kiranya sudah tepat. Apalagi pasangan lansia ini tak punya sanak famili. Siapa yang wajib peduli, kalau bukan warga sekitar yang kerap dijumpai.

Tetangga adalah saudara paling dekat. Mungkin begitu istilah yang tepat. Kalau bukan tetangga, siapa lagi yang akan jadi penolong tercepat. Apalagi untuk lansia seperti ini, kiranya memang dibutuhkan tetangga yang siap dan peduli. Sebab tak ada sanak famili, pada siapa lagi mereka mendapat empati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun