Mohon tunggu...
Ummu el Hakim
Ummu el Hakim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hanya seorang emak biasa

Penyuka alam dan rangkaian kata

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Berkawan dengan Buku di Tengah Teknologi Jaman Now

13 Desember 2018   14:56 Diperbarui: 13 Desember 2018   15:22 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa yang biasa kalian lakukan bersama keluarga jikalau waktu senggang tiba? Kali ini aku hanya di rumah saja. Beberes dan bermain dengan anak-anak. Sebab di luar cuaca sedang labil. Sehingga anak-anak hanya kubiarkan di dalam rumah. Sesekali mereka bercanda dan bermain dengan permainan alakadarnya. Tak mengapa.

Lalu aku teringat pada beberapa buku kecil yang ada diantara tumpukan mainan mereka. Sudah usang bahkan terlepas dari sampulnya. Sebab aku memang sengaja membiarkannya berbaur dengan mainan lainnya. Sehingga tak jarang terlempar, terinjak, bahkan beberapa bagian telah robek. Biarkanlah. Mungkin dengan cara begitu mereka berkenalan dengan buku. Menjadikannya sahabat tak beda dengan mainan mereka.

Mengapa harus buku? Buku adalah jendela ilmu. Entah sekian kali kalimat itu terdengar di telingaku. Tak bisa dipungkiri tanpa buku yang berisi informasi, kita tak akan mengetahui kabar mereka disana. Atau apa yang menjadi trend saat ini. Dengan buku kiranya dunia seolah dipersempit ruangnya. Kita tak perlu kehilangan banyak materi untuk ke luar negeri. Cukup tau dari buku, sudah lengkap kiranya informasi yang ada.

Aku mengambil sebuah buku kecil yang tak utuh itu. Beruntung masih bisa dibaca beberapa halamannya. Aku mulai membacakan dengan irama yang berbeda, kadang datar lalu kencang dan berubah lembut. Anak-anakku pun berebut tuk berkumpul di depanku. Kiranya mereka masih saja tertarik, meski cerita itu sudah kerap kubacakan beberapa kali. Rupanya buku sudah mulai hadir dalam diri mereka. Walau hanya selintas dan sebatas sebuah mainan. Tak mengapa. Perlahan mereka kan mengerti jua nanti.

Melihat anak-anak bersuka cita menyambut setumpuk buku di depan mereka, hati sungguh tersentuh. Ditengah gemerlap jaman modern, anak-anak masih ingat dengan sosok buku. Seolah membaca seasyik bermain. Begitu akrab, bagai berkenalan dengan teman. Begitulah setiap orang tua menaruh harapan. Agar anak-anak mereka bisa bersahabat dengan buku laiknya sahabat nyata.

Meski pada kenyataannya ada saja yang berbeda. Dunia anak tetaplah anak. Terkadang mereka masih menjadi makhluk pemilih. Ada kalanya suka, tak jarang pula bosan. Apalagi anak jaman now, yang semua serba wow. Namun aku yakin seiring waktu berjalan mereka kan memilih yang mereka pilih sebagai tempat singgah sejenak. Tuk menyapa ilmu dan segala yang mereka cari.

Adalah teknologi yang kiranya kini meraja. Anak-anak pun terpesona dibuatnya. Tak dipungkiri, terkadang teknologi lebih dipilih mereka sebagai teman bermain yang lebih asyik, ketimbang buku. Sehingga meleburlah menjadi kids jaman now yang wow!

Walau kini jaman sudah berubah. Yang konon menjadi lebih mudah. Bahkan anak-anak balita pun tak luput dari godaannya. Ya, teknologi canggih yang kian meraja, bertebaran dimana-mana. Tak kenal sapa. Datang begitu saja.  Menciptakan segala hal yang menjadi kebutuhan. Terkadang lebih asyik tuk dinikmati dan susah tuk dilupakan. Bahkan nyaris menyingkirkan singgasana, tempat buku bertahta.

Teknologi menjadi daya tarik yang unik. Merupakan hal yang begitu menarik. Sehingga anak-anak pun kadang terjebak dalam realita canggihnya teknologi dunia. Dan melupakan buku sebagai pengantar tidur mereka. Menyedihkan! Mereka terlampau terbuai. Dengan rayuan kemudahan dan godaan gemerlap teknologi. Lalu kemanakah buku? Apakah teknologi benar-benar sudah mengalahkan buku?

Aku hanya bisa berharap semoga anak-anak tetap mencintai buku. Semoga buku tetap digandrungi sebagai karya peradaban yang cantik dan menarik. Sebab buku dapat menyimpan memori dalam waktu yang lama. 

Tak hanya sekilas pandang, namun bisa dinikmati kapan saja. Itulah kelebihan buku. Dan bagiku, buku tetap menjadi kado istimewa. Menjadi kawan setia. Terjangkau dan mudah didapat. Bermain dengannya dunia begitu nyata. Seolah berada dalam genggaman tangan kita. Tak percaya? Buktikan saja!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun