Mohon tunggu...
Unggul Sagena
Unggul Sagena Mohon Tunggu... Konsultan - blogger | educator | traveler | reviewer |

Asia Pacific Region Internet Governance Forum Fellow 2021. Pengulas Produk Berdasarkan Pengalaman. Pegiat Literasi Digital dan Penyuka Jalan-Jalan.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Mengapa Dukung Target Net Zero Emissions Indonesia daripada Ikut Elon Musk ke Mars?

16 Oktober 2021   16:25 Diperbarui: 16 Oktober 2021   16:36 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Net-Zero Emissions

Apa itu net-zero emissions? yang dimaksud dengan net-zero emissions atau nol-bersih emisi adalah sesuai dengan namanya ya, emisi yang bersih, ditingkat nol. Definisi net zero emissions atau zero-net emission adalah sebuah pencapaian kestabilan keseluruhan diantara emisi gas rumah kaca yang diproduksi dan emisi gas rumah kaca yang dibersihkan atau dikeluarkan dari atmosfer.

Jadi intinya antara produki emisi dan pembersihan emisi "net" nya menjadi stabil atau zero. Sehingga bukan berarti manusian berhenti memproduksi emisi. Karena manusia bernapa saja menghasilkan karbon (CO2) kan? Dikalikan jumlah manusia di dunia, kontribusi dari bernapas aja menyumbang emisi loh.

Bedanya, emisi yang diproduksi manusia terserap dengan penuh dan nggak ada yang menguap ke atmosfer. Siapa yang menyerap pohon, laut, dan tanah semuanya menyerap. Sampai disini nggak bingung kan ya.

Tapi itu tadi intinya berarti ada dong emisi yang ke atmosfer atas sana dan menyumbang perubahan iklim (climate change) dengan adanya pemanasan global (global warming).

Kenapa memangnya dengan global warming? Bumi dengan suhu yang memanas membuat es di kutub mencari dan membahayakan sendi-sendi kehidupan. Kebayang kan. Udara yang belakangan terasa panas dibanding misal sepuluh tahun lalu, nah, itu salah satu gejala yang dirasakan.

Lalu yang merusak? Ya. Itu emisi-emisi bahan bakar utamanya. Misalnya asap knalpot dan industri, juga freon AC dan kawan-kawan.  Di atmosfer karbon-karbon ini mengurangi daya atmosfer yang melindungi bumi dari panas matahari, jadi penyaringannya semakin menipis. Kebayang dong, kalau ga banyak kesaring ya panasnya "lewat banyak".

Atmosfer harusnya melepaskannya ke semesta luar angkasa, namun karena terlalu banyak, maka nggak optimal. Dampaknya, panas tersebut memantul kembali ke bumi. Itulah mengapa pemanasan global kita sebut efek "gas rumah kaca" karena bumi seperti berada di dalam rumah kaca yang suhunya naik pelan-pelan karena panas terperangkap di dalamnya.

Pernah lihat rumah kaca yang berisi berbagai tanaman di dalamnya kan? Kurang lebih begitu ya. Panas kan di dalam rumah kaca karena panasnya balik lagi kepantul dinding kaca, ngga keluar. Gud, jadi kita saling paham sampai sini yak.

Ini kalau mau lebih jelas mengenai net zero emissions dan untuk mencapainya. Etapi ala-ala penjelasanku diatas cukup dong ya?


Indonesia dan Target Net-Zero Emissions.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun