Mohon tunggu...
Umi NurFadhilah
Umi NurFadhilah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Teknik Industri Undip

Mahasiswa Teknik Industri Undip

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mewujudkan Area Kerja yang Ergonomis dengan Ergonomic Checkpoint dan Penerapan prinsip 5R di UMKM Desa Gentan

4 Agustus 2020   12:35 Diperbarui: 4 Agustus 2020   12:37 1576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Edukasi Penerapan Prinsip Ergonomi dan 5R kepada Pelaku Usaha

KABUPATEN SEMARANG - Kegiatan KKN Universitas Diponegoro Semarang pada periode ini sedikit berbeda dengan periode-periode sebelumnya. Pada kegiatan KKN periode ini Universitas DIponegoro melaksanakan kegiatan KKN dengan tema Pemberdayaan Masyarakat di Tengah Pandemi COVID-19 Berbasis Sustainable Development Goals (SDGs). Selain itu kegiatan KKN dilaksanakan di wilayah masing-masing mahasiswa tinggal. 

Salah satu mahasiswa Teknik Industri yaitu Umi Nur Fadhilah yang merupakan bagian dari Tim II KKN Universitas Diponegoro melaksanakan kegiatan KKN di Desa Gentan. Mahasiswa tersebut mengusung program Penerapan Prinsip-Prinsip Ergonomi menggunakan Ergonomic Checkpoints serta Prinsip 5R di area kerja UMKM yang ada di Desa Gentan. Sasaran program ini adalah UMKM Mebel dan Penggilingan Padi yang ada di Desa Gentan.

Kegiatan ini dimulai pada hari Sabru, 11 Juli 2020 yaitu dengan meninjau langsung keadaan area kerja UMKM Mebel yang ada di sana. berdasarkan hasil wawancara dengan perangkat desa setempat, pelaku UMKM Mebel di Desa Gentan masih memiliki kesadaran yang minim untuk berperilaku kerja aman dan menjaga lingkungan kerjanya terus tertata guna mengurangi risiko kecelakaan kerja serta popstur kerja yang tidak ergonomis. 

Berdasarkan hasil survey di salah satu UMKM Mebel yang ada di Desa Gentan yaitu Mebel "Kembang Jati" yan beralamat di Dusun Turunan, RT 04 RW 03, Gentan, Susukan, Kabupaten Semarang, dapat diketahui bahwa area kerja pada UMKM tersebut masih belum sesuai dengan prinsip ergonomi dan belum diterapkannya prinsip 5R di saba. Terlihat masih banyak peralatan yang dibiarkan tidak tertata dan sisa kotoran hasil potongan kayu yang berserakan. Posisi kerja pekerja selama bekerja juga belum sesuai dengan prinsip ergonomi. Saat bekerja, pekerja terlihat kurang nyaman dengan posisinya yaitu dengan posisi jongkok dan duduk pada bongkahan kayu seadanya karena belum disediakan kursi yang digunakan untuk bekerja.

Setelah dilakukan peninjauan dan wawancara dengan pemilik UMKM Mebel, pada Minggu ke-2 pelaksanaan KKN, Tim II KKN Undip di Desa Gentan melakukan pengambilan data area kerja di tempat pembuatan mebel dengan menggunakan Ergonomic Checkpoint. Pengambilan data dilakukan secara langsung dengan melihat keadaan lingkungan kerja tersebut. 

Selain itu, dilakukan wawancara dengan pemilik UMKM Mebel untuk melengkapo daftar Ergonomic Checkpoint. Setelah dilakukan pengambilan data, proses selanjutnya adalah analisis hasil Ergonomic Checkpoint dan memberikan rekomendasi perbaikan kepada pemilik usaha sehingga lingkungan kerja yang ENASE (Efektif, Nyaman, Aman, Sehat, Efisien) dapat terwujud.

5r-5f28f34cd541df1878699e12.png
5r-5f28f34cd541df1878699e12.png
Rekomendasi perbaikan tersebut didapatkan setelah melihat hasil evaluasi data Ergonomic Checkpoint. Dari 9 aspek yang ada pada Ergonomic Checkpoint diberikan rekomendasi perbaikan pada masing-masing aspek tersebut. Contohnya, seperti pada aspek penyimpanan dan penanganan material, diberikan rekomendasi perbaikan berupa cara pengangkatan yang baik dan benar serta menyediakan tempat penyimpanan material yang mudah dijangkau untuk mengurangi jarak material handling. 

Selain memberikan rekomendasi perbaikan area kerja, mahasiswa tersebut juga memberikan pengajaran mengenai pentingnya penerapan prinsip 5R di lingkungan kerja. Prinsip 5R adalah suatu metode atau prinsip kerja untuk mengatur/mengelola tempat kerja menjadi tempat kerja yang lebih baik secara berelanjutan. Penerapan 5R bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas di tempat kerja. Prinsip 5R berasal dari Jepang, yang kata aslinya 5S dan diterjemahkan ke dala bahasa Indonesia menjadi 5R, yaitu Seiri (Ringkas), Seiton (Rapi), Seiso (Resik), Seiketsu (Rawat), dan Shitsuke (Rajin).

Setelah sebelumnya dilakukan edukasi mengenai penerapan prinsip-prinsip ergonomi serta prinsip 5R di UMKM mebel, pada minggu ke-4 pelaksanaan KKN mahasiswa tersebut kini melakukan edukasi di tempat penggilingan padi yang ada di Desa Gentan. Salah satu potensi yang ada di Desa Gentan adalah kekayaan alamnya yaitu lahan persawahan yang luas. 

Sebagian besar warga di Desa Gentan memiliki mata pencaharian sebagai petani. Oleh karena itu, ada banyak tempat penggilingan padi yang ada di Desa Gentan untuk menunjang perekonomian di sana. Berdasarkan hasil diskusi dengan perangkat Desa Gentan, usaha penggilingan padi di Desa Gentan belum menerapkan pengelolaan lingkungan kerja dan penerapan prinsip-prinsip kerja yang baik.

poster-manual-lifting-5f28f5b1097f3653e7259692.jpg
poster-manual-lifting-5f28f5b1097f3653e7259692.jpg
Usaha penggilingan padi yang menjadi tempat pertama untuk melaksanakan program kerja ini adalah usaha penggilingan padi milik Mbah Ning yang beralamat di RT 01 RW 01 Gentan, Susukan, Kabupaten Semarang. Ketika mengunjungi tempat penggilingan padi, mahasiswa KKN bertemu langsung dengan pemilik usaha penggilingan padi dan melakukan wawancara dengan beliau. 

Berdasarkan hasil wawancara, Mbah Ning menuturkan bahwa memang belum diterapkan budaya 5R dan prinsip kerja yang baik di usaha penggilingan padi miliknya. Mbah Ning juga memberikan keterangan bahwa kegiatan yang dilakukan di sana adalah mengangkat dan memindahkan karung padi yang akan digiling untuk nantinya menjadi beras. 

Berat 1 karung padi yang diangkat dapat mencapai 80 kg dan karung tersebut hanya diangkat oleh 1 orang saja. Ketika melakukan pengangkatan, pekerja melakukannya dalam posisi membungkuk. Keadaan seperti ini tentunya dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada sistem otot dan rangka khususnya bagian tulang belakang. Hal tersebut juga didukung oleh keluhan para pekerja setelah bekerja yaitu merasa nyeri pada punggung bagian bawah.

Untuk mengatasi hal tersebut, dilakukan edukasi terkait cara pengangkatan yang baik dan benar sehingga dapat meminimalisir terjadinya gangguan pada sistem otot dan rangka sebagai penyakit akibat kerja. Selain itu, juga dilakukan pengenalan mengenai prinsip 5R di lingkungan kerja penggilingan padi. 

Ketika dilakukan sosialisasi, pemilik tempat penggilingan padi tampak antusias mendengarkan penjelasan dari mahasiswa. Harapannya setelah dilakukan penjelasan dan pengajaran mengenai prinsip-prinsip ergonomi di tempat kerja berupa cara pengangkatan yang benar dan penerapan prinsip 5R kepada pemilik usaha penggilingan padi, dapat menciptakan lingkungan  kerja yang ENASE (Efektif, Nyaman, Aman, Sehat, Efisien).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun