Mohon tunggu...
Nurhasanah Munir
Nurhasanah Munir Mohon Tunggu... Mahasiswa - Taruna

I'm a dreamer and wisdom seeker// Ailurophile// write to contemplate

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

"Asmara di Balik Bencana"

31 Agustus 2016   08:59 Diperbarui: 31 Agustus 2016   10:24 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
[semua foto: dok. pribadi]

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

  • EMC FM (Yogyakarta), pukul: 19.00 – 19.30
  • Persatuan FM (Bantul), pukul: 19.00 – 19.30

Provinsi Jawa Barat dan Banten

  • Gamma FM (Majalengka), pukul: 16.00 – 16.30
  • Fortuna FM (Sukabumi), pukul: 19.00 – 19.30
  • Aditya FM (Subang), pukul: 19.00 – 19.30
  • Thomson FM (Bandung), pukul: 19.00 – 19.30
  • Elpass FM (Bogor), pukul: 19.00 – 19.30
  • HOT FM (Serang), pukul: 19.00 – 19.30
  • GeNJ FM (Rangkasbitung), pukul: 19.00 – 19.30

Radio Komunitas

  • Radio Komunitas Lintas Merapi FM (Klaten), pukul: 19.00 – 19.30
  • Radio Komunitas Kelud FM (Kediri), pukul: 19.00 – 19.30

Meskipun setiap daerah memiliki jam tayang yang berbeda tapi jumlah durasi dan episode sandiwara tetap sama, yakni 30 menit per episode. Secara keseluruhan sandiwara ini memiliki total 50 episode yang tayang setiap hari.

Berkenalan dengan Sang Penulis Cerita

Siapa yang tidak mengenal S. Tidjab? Pria kelahiran Solo ini mengawali perjalanan karir sebagai penulis cerita sandiwara radio, dan sandiwara radio yang paling booming pada masanya adalah Tutur Tinular. Selama puluhan tahun karya-karyanya tidak diragukan lagi, karena banyak radio mengapresiasi dengan memancar-luaskan sandiwara tersebut berulang kali.

Berawal dari bincang-bincang hangat dengan tim BNPB yang ingin memberi pendidikan siaga bencana kepada masyarakat, maka sampailah keduanya pada satu kesepakatan, yaitu membuat sandiwara radio, dimana produk ini begitu populer dan sangat dekat di hati masayarakat daerah khususnya.

Dengan semangat dan dukungan kedua belah pihak, maka dari itu terciptalah program yang bersifat progresif untuk membuka dan meluaskan wawasan masyarakat terhadap penanggulangan bencana alam yang bisa terjadi kapan saja tanpa bisa diprediksi. Terlebih lagi, sebagian kita telah mendengar dan melihat secara langsung bencana-bencana yang terjadi pun di sejumlah daerah.

Menurut S.Tidjab, sandiwara radio "Asmara dibalik Bencana" dapat menjadi simulasi efektif bagi masyarakat terhadap penanggulangan bencana. Meskipun masyarakat berimajinasi tentang kisah yang diceritakan, namun setidaknya masyarakat juga mampu untuk memposisikan dirinya bilamana terjadi bencana.

Ayo, Kita Siaga Bencana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun