Mohon tunggu...
UMU NISARISTIANA
UMU NISARISTIANA Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

umunisaristiana26@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Dua Strategi Bijak Mengalokasikan Dana THR di Masa Pandemi

21 April 2021   13:10 Diperbarui: 21 April 2021   13:24 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Berkaca dari tahun tahun lalu, saya menyesal pada saat itu tidak mampu mengelola secara bijaksana dana Tunjangan Hari Raya (read: THR) yang saya dapatkan. Saat itu, saya pikir awal tahun 2021 kehidupan akan kembali normal. Pikiran itu mendorong saya untuk membelanjakan seluruh dana THR ke belanjaan konsumtif seperti; pakaian, make up, skin care. Apalagi pada saat itu beberapa e-commerce maupun toko offline sedang menawarkan diskon besar-besaran. Dua hal ini membuat saya semakin terdorong untuk berlaku impulsif. Nyatanya perkiraan saya salah, sampai saat ini memasuki pertengahan 2021 pandemi masih melanda Indonesia; perekonomian lesu, kebutuhan semakin bertambah (masker, handsanitaizer, pemeriksaan swab dan kuota internet).

Berangkat dari pengalaman ini, sudah satu minggu ini saya melakukan riset kecil-kecilan mengenai strategi bijak yang akan saya lakukan dalam mengalokasikan dana THR nanti. Adapun strateginya;

1. Tentukan tujuan keuangan

Paling tidak ada satu alasan penting dalam menentukan tujuan keuangan yaitu membantu menekan hasrat dalam membelanjakan dana THR secara konsumtif. Akan lebih mantap lagi jika tujuan keuangan ini ditulis tangan sebagai upaya menekankan tekad tujuan keuangan ke dalam hati dan otak sehingga tidak mudah lupa. Tujuan keuangan tiap orang berbeda-beda, namun akan lebih baik jika tujuan keuangan dana THR bukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tetapi dialokasikan ke bagian;

a. Dana darurat

Pos dana darurat tidak boleh disepelekan lagi, situasi pandemi saat ini mengajarkan sangat penting kita untuk mempersiapkan dana darurat. Masih banyak orang salah kaprah menyamakan dana darurat dengan tabungan dan investasi. Para pakar keuangan mengatakan bahwa dana darurat berbeda dengan tabungan dan investasi. Dana darurat digunakan untuk mem-back up pemenuhan kebutuhan sehari-hari jika terjadi situasi darurat seperti; bagi pegawai terkena PHK atau bagi pengusaha terkena musibah gulung tikar sehingga pemasukan menurun atau bahkan berhenti.

Bagi orang yang single (belum menikah) sebaiknya memiliki dana darurat sebesar 3x jumlah pengeluaran bulanan, sedangkan untuk yang sudah menikah para pakar keuangan ada yang berpendapat 6x dan 12x jumlah pengeluaran bulanan. Jika pengeluaran bulanan kita sebesar Rp 1.000.000 maka sebaiknya bagi orang single memiliki dana darurat sebesar Rp 3.000.000 dan bagi yang sudah menikah memiliki dana darurat sebesar Rp 6.000.000 atau Rp 12.000.000.

Bagi teman-teman yang saat ini belum memilik dana darurat sebaiknya arahkan dana THR kamu ke pos dana darurat. Namun, jika sudah memiliki dana darurat bisa lanjut opsi kedua yaitu modal usaha.

b. Modal usaha

Modal usaha dapat dijadikan sebagai tujuan keuangan dalam mengelola dana THR. Berdagang menjadi jalan yang menjanjikan untuk bertahan di situasi saat ini yang mana banyak pegawai yang harus di PHK. Apalagi, jika kita berdagang alat-alat kesehatan seperti masker dan hand sanitaizer. Selama pandemi masih ada permintaan terhadap kedua barang tersebut masih tinggi. Atau, bisa juga dengan menawarkan jasa antar makanan sebab adanya kebijakan physical distancing yang menuntut seseorang untuk tetap berada di rumah atau karena takut terinfeksi COVID-19. Selain melalui dua hal ini, dana THR dapat digunakan untuk menambah modal usaha saudara/mitra bisnis yang sudah berjalan kemudian membagi keuntungan sesuai perjanjian yang dirumuskan antara kedua belah pihak.

Situasi pandemi saat ini selain mengajarkan pentingnya dana darurat juga mengajarkan pentingnya memiliki banyak sumber pendapatan. Kita sudah tidak bisa hanya memiliki satu sumber pendapatan saja sebab situasi dunia sudah tidak lagi kondusif ada banyak ketidakpastian yang sering terjadi, entah dalam sektor kesehatan, lingkuhan, pendidikan bahkan ekonomi. Dunia sudah semakin cepat berubah dan manusia dituntut cepat menyesuaikan salah satunya dengan tidak lagi bergantung pada satu sumber pendapatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun