Di Indonesia sendiri, hasil survei aplikasi kencan JustDating mengungkapkan bahwa Indonesia menempati urutan ke dua negara dengan kasus perselingkuhan terbanyak di Asia Tenggara sebanyak 40%. Tahun 2020 ini, di Malang dalam kurun waktu Januari-September sudah ada 5.464 kasus perceraian yang disebabkan oleh perselingkuhan suami saat istri sedang bekerja menjadi TKW.Â
Begitu juga di Serang, tahun 2019 Pengadilan Agama Serang telah menyelesaikan 2.500 kasus perceraian, kemudian per bulan Maret 2020 sudah ada 350 kasus perceraian yang sedang ditangani. Penyebab yang dominan tingginya kasus perceraian dikarenakan ekonomi dan adanya orang ketiga. Begitu pula di Cianjur, Jawa Barat ada 2.049 perkara perceraian yang masuk periode Januari-Juni 2020 dengan alasan yang serupa.Â
Di Jambi sendiri, tahun 2015 ada 1.284 Pegawai Negeri Sipil yang mengajukan perkara perceraian dengan faktor penyebab terbanyak adalah perselingkuhan melalui sosial media seperti Facebook. Alasan yang serupa juga terjadi di Karawang, dimana tahun 2019 tercatat ada 2.500 kasus perceraian akibat perselingkuhan di sosial media. Â
Saat ini puber kedua dan sosial media, dapat dikatakan paduan luar biasa terjadinya perselingkuhan. Bisa jadi, sebelum maraknya penggunaan sosial media kasus perselingkuhan biasa dilakukan dengan orang terdekat seperti tetangga, saudara jauh atau lingkungan tempat kerja.Â
Namun, adanya sosial media memberikan kemudahan bagi seseorang yang sedang mengalami puber kedua untuk berkenalan dengan seseorang berbeda kota atau bahkan dengan seseorang yang memiliki jarak usia terpaut jauh yang kemudian berlanjut adanya perselingkuhan secara emosional atau lebih daripada itu.
Menyikapi Puber Kedua dengan Bijaksana
Puber kedua diprediksi dapat terjadi pada semua orang, entah itu pria maupun wanita sebab ini berhubungan dengan kondisi psikologis manusia. Sejatinya, perubahan psikologis dan energi saat mengalami puber kedua dapat menghasilkan sesuatu yang positif. Seperti layaknya puber pertama yang prosesnya dapat dijadikan untuk membentuk jati diri menuju tahap dewasa awal.Â
Jika masa puber pertama ini dihadapi secara positif maka akan mempengaruhi fase dewasa dengan positif pula. Begitu juga dengan masa puber kedua, jika seorang pria dan wanita mampu menyikapi dengan bijaksana, maka saat memasuki usia paruh baya 50-an diprediksi akan mengalami puncak emas.
Empat hal yang dapat dilakukan seseorang saat menghadapi puber kedua:
1. Menjaga Pola Hidup dan Makan Sehat
You is what you eat, ungkapan ini masih relevan bagi pria dan wanita usia 40-an. Pola makan sehat membuat seseorang memiliki mental yang sehat juga kulit yang lebih sehat.Â