Mohon tunggu...
UMU NISARISTIANA
UMU NISARISTIANA Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

umunisaristiana26@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mengapa Perempuan Modern Harus Menerapkan Gaya Hidup Minimalis?

24 Oktober 2020   12:00 Diperbarui: 24 Oktober 2020   12:05 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Beberapa tahun terakhir peminat gaya hidup minimalis terbilang cukup meningkat. Terlihat dari mulai banyak konten kreator yang mempublikasikan kehidupan gaya hidup minimalisnya melalui sosial media. Bukan hanya itu beberapa acara seminar, diskusi publik dan talk-show juga mulai banyak yang mengangkat topik gaya hidup minimalis dengan mengundang praktisi gaya hidup minimalis. Secara sederhana gaya hidup minimalis adalah gaya hidup yang bersandar pada kesadaran diri terhadap apa saja yang benar-benar dibutuhkan dalam hidup dapat berupa barang, orang, pikiran dan kebiasaan.

Melalui definisi sederhana itu gaya hidup minimalis dapat dikatakan sebagai lawan dari gaya hidup konsumtif. Pemahaman ini tidak sepenuhnya salah, sebab jika seseorang hidup sesuai dengan kebutuhan diri maka tidak akan ada aktivitas konsumsi yang berlebihan dan tidak terkontrol. Gaya hidup ini terbilang cocok untuk diterapkan di tengah modernisasi dan digitalisasi saat ini, khususnya bagi perempuan modern.

Berbincang mengenai perempuan memang tidak ada habisnya, apalagi dengan adanya tekanan dan ekspektasi sosial yang berkembang di dalamnya membuat menjadi seorang perempuan dinilai cukup rumit. Perempuan harus bisa ini, perempuan harus bisa itu, perempuan harus seperti ini, perempuan harus seperti itu, perempuan tidak boleh begini, perempuan tidak boleh begitu. Kurang lebih seperti itulah bentuk tekanan dan ekspektasi sosial yang terjadi. Terlebih di era media sosial saat ini, secara tidak sadar dijadikan sebagai ruang untuk memperkuat dan memperluas tekanan serta ekspektasi sosial bagi perempuan. Termasuk didalamnya media sosial Instagram yang memang diciptakan dengan menekankan aspek audio-visual. Media sosial instagram digunakan oleh penggunanya sebagai termpat untuk berbagi foto dan video. Sebagai upaya mendukung aspek visualitas yang lebih menarik, Instagram menambahkan fitur seperti filter foto dan video.

Jika ditinjau lebih lanjut penggunaan filter di Instagram menuai pro dan kontra. Pihak pro berpendapat bahwa penggunaan filter dianggap sebagai bentuk kebebasan berekspresi. Sedangkan, pihak kontra berpendapat bahwa penggunaan filter dianggap sebagai tindakan penipuan publik. Jauh lebih dari itu, penggunaan filter secara tidak langsung menegaskan tentang tekanan dan ekspektasi sosial berupa standar kecantikan bagi perempuan.

Sejatinya, standar kecantikan memang sudah mengakar di Indonesia jauh sebelum booming media sosial Instagram. Di Indonesia sendiri secara garis besar perempuan dikatakan cantik jika ia berkulit putih, berbibir merah, berambut lurus dan memiliki tinggi badan semampai. Adanya standar kecantikan itu, tidak heran jika banyak perempuan yang pada dasarnya makhluk visual dan senang diberi pujian rela krim pemutih atau bahkan suntik putih untuk memenuhi standar kecantikan tersebut. Tidak berhenti sampai disitu, untuk dapat mencapai gambaran visual yang menarik banyak juga perempuan yang memaksakan diri mengikuti tren fashion dan kosmetik secara "buta". Makna buta disini berarti tidak disesuaikan dengan karakter dan kebutuhan pribadinya. Sehingga tidak jarang kondisi ini menyebabkan banyak kerugian secara pribadi sampai dengan finansial.

Disinilah peran tepat gaya hidup minimalis untuk mengembalikan perempuan modern ke tujuan yang lebih mendalam, bukan lagi untuk memenuhi tekanan dan ekspektasi sosial namun jauh lebih dari itu. Paling tidak ada tiga alasan perempuan modern harus menerapkan gaya hidup minimalis; Pertama, melepaskan diri dari tekanan dan ekspektasi sosial. Seperti yang telah diketahui bahwa gaya hidup minimalis adalah gaya hidup yang mengedepankan kesadaran dan kebutuhan. Jika seorang perempuan mampu sadar terhadap kebutuhannya maka, ia akan lebih mudah memetakan mana yang harus dipenuhi dan tidak dipenuhi, mana yang harus dilakukan dan tidak dilakukan serta mana yang harus direspon dan tidak direspon. Kondisi ini mampu membawa perempuan merubah perilaku konsumsinya, tidak lagi terobsesi dengan benda-benda material, tidak lagi "buta" saat mengikuti tren fashion dan kosmetik dengan mengikuti orang lain. Aktivitas konsumsi lebih dilatari oleh kebutuhan diri daripada pengaruh orang lain. Kondisi ini juga mampu membawa perempuan untuk terhindar dari FOMO (fear of missing out) dan perilaku membandingkan diri dengan orang lain.

Kedua, mandiri dalam mengekspresikan diri. Menerapkan gaya hidup minimalis membuat semakin jelas apa yang diprioritaskan. Hal-hal yang kiranya tidak masuk dalam daftar prioritas akan  mudah untuk diabaikan. Seperti halnya memutus hubungan dengan orang-orang toxic dan pesimis. Situasi ini membawa perempuan modern pada lingkaran pertemanan yang sehat dan mendukung untuk mengembangkan diri. Di sisi lain, berada dalam lingkaran pertemanan yang sehat, tidak lagi memberi banyak perhatian terhadap pandangan atau penilaian orang lain yang tidak membangun. Hal ini membawa dampak psikologis yang baik seperti membuat perempuan lebih percaya diri dan mandiri dalam mengekspresikan diri. Percaya diri dengan apa yang dipakai dan dilakukan serta apapun keputusan yang diambil didasarkan pada apa yang benar-benar diinginkan dan dibutuhkan. Alhasil, kebahagiaan yang sesungguhnya akan mudah untuk dicapai.

Ketiga, menyadari bahwa dirinya adalah orang yang berharga. Menarapkan gaya hidup minimalis membuat seseorang lebih fokus dengan apa yang penting bagi hidupnya. Hal ini memicu adanya sikap mawas diri yang tinggi. Sehingga hidup tidak lagi dijadikan sebagai ajang kompetisi dengan orang lain, namun lebih kepada berkompetisi dengan diri yang lalu. Dari sini dapat dipahami bahwa pencapaian dan perubahan diri dari hari lalu lebih berharga daripada pencapaian dan perubahan pada orang lain. Hal ini membawa perempuan untuk mampu melawan rasa iri terhadap pencapaian orang lain, mengikuti ego yang berlebihan dan rasa serakah terhadap sesuatu. Bukan hanya itu, sikap mawas diri yang tinggi juga menghindarkan perempuan dari perilaku menyakiti orang lain dan memanfaatkan orang lain secara tidak bertanggung jawab.

Tiga alasan ini lebih dari cukup untuk dijadikan latar bagi perempuan modern mampu melepaskan diri dari tekanan dan ekspektasi sosial dengan menerapkan gaya hidup minimalis. Jadi, apakah kamu sudah tertarik menerapkan gaya hidup minimalis?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun