Mohon tunggu...
Umsida Menyapa
Umsida Menyapa Mohon Tunggu... Jurnalis - Humas
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Humas Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sempat Terkendala Biaya, Mahasiswa Umsida Sanggup Tuntaskan Kuliah

24 Oktober 2022   13:02 Diperbarui: 24 Oktober 2022   13:04 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat ditemui jurnalis Umsida, Selasa ( 18/10), haru dan suka cita menyelimuti perasaan Asita Salsabila Maharani, mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) yang berhasil disematkan sebagai wisudawan terbaik tahun 2022.

"Saya kaget dan bangga, orang tua juga tidak menyangka. Pokoknya kata ibu saya, Man Jadda Wajada, barang siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil. Ya sudah itu prosesmu nduk, pokoknya tetap merendah, nanti semakin tinggi pohon akan semakin terguncang, bismillah ikhtiar," ujarnya.

Menjadi wisudawan terbaik merupakan kebanggaan tersendiri baginya. Perempuan 22 tahun itu menceritakan jerih payahnya menempuh perkuliahan yang tidak mudah. Keterbatasan biaya ini sempat menjadi penghalangnya melanjutkan pendidikan, akan tetapi dengan tekad yang dimilikinya, Asita mampu berkuliah di Umsida melalui jalur beasiswa prestasi.

"Ya karena orang tua saya, bapak saya gojek, kalau mengandalkan penghasilan dari gojek itu ndak ada, susah. Orang tua sempat ingin berhutang, tapi bagi saya kenapa harus berhutang, saya itu bisa mencari kegiatan lain yang bisa membantu keuangan orang tua, akhirnya saya banyak ikut program pemerintah.  Terakhir saya juga mendapat beasiswa yang informasinya saya dapat dari seorang teman," jelasnya.

Dorongan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi ini justru juga ia dapat dari neneknya. "Setelah lulus SMA itu saya sempat mau berhenti satu tahun dulu, tapi tidak boleh sama mbah. Pertama itu saya memang dibiayai sama mbah, karena orang tua saya benar-benar ndak mampu. Dibiayai itu cuma satu sampai dua semester, kemudian saya berpikir saya itu harus bisa tidak membebani mbah, yaitu saya ikut beasiswa apa saja," lanjutnya.

Program-program dari Kemendikbud banyak yang Asita ikuti untuk membantu menopang keuangan perkuliahan sekaligus meningkatkan soft skill dan menambah pengalamannya. Tercatat ia pernah menjadi peserta terpilih Program Kampus Mengajar (KM) Angkatan I tahun 2021 dan  Program Pertukaran Mahasiswa (PMM) Angkatan I tahun 2022.

Tidak hanya itu, ia juga banyak mendulang prestasi di antaranya sebagai Peraih Medali Perunggu Pelatihan Olimpiade Sains Indonesia Terbaik (POSI) bidang Geografi tahun 2021, bidang Komputer tahun 2021, dan bidang Biologi tahun 2021, Juara Favorit Event Quotes tahun 2020 yang diadakan oleh Yayasan Among Agam,  serta terpilih sebagai Penulis Terbaik dalam Event Pasar Tingkat Nasional tahun 2020.

Di samping itu, keaktifan selama berkuliah ini juga Asita tunjukkan melalui keterlibatannya dalam organisasi Himpunan Mahasiswa (Hima) PGSD Umsida dan juga menjadi jurnalis kampus. Berbekal kemampuan menulisnya selama menjadi jurnalis, artikel milik Asita yang berjudul " YouTube Kids = Solusi Mengurangi Pengaruh Negatif pada YouTube Bagi Siswa Sekolah Dasar" berhasil tembus Jurnal SINTA yang terindeks SINTA 3.

Lebih lanjut, Asita juga mengungkap keaktifan mahasiswa selama mengikuti organisasi juga dapat meningkatkan skill berkomunikasi. "Saya ini introvert, susah kalau mau ngomong, sekarang ya bisa berbaur dengan yang lain, jiwa kepemimpinan saya juga muncul, lalu saya juga bisa bersosialisasi," imbuhnya.

Untuk mengimplementasikan semua keilmuan yang dimiliki, perempuan asal Sidoarjo ini juga aktif mengajar di PAUD Dian Smart. Menurutnya, mahasiswa tidak cukup hanya belajar di dalam ruangan dan hanya mempelajari teori saja, karena pada praktiknya, apa yang terjadi di lapangan justru berbeda.

"Oh gini lo cara mengajar anak, bahwa teori dan praktik itu berbeda sekali, lebih ke ekstra praktik, seperti oh gini lo ternyata cara menumbuhkan literasi dan numerasi, lalu memahami riil perbedaan gaya belajar anak satu sama lain, apalagi kalau ada anak yang mengalami keterlambatan bicara, dan sebagainya, ternyata di lapangan ini lebih banyak problem-nya," terang Asita.

Terakhir, ia berpesan kepada mahasiswa lainnya yang sedang berjuang dalam perkuliahan agar tidak mudah menyerah dan berputus asa. "Untuk biaya pasti kalau ada niat bagus, pasti dilancarkan, rezeki pasti ada aja," tandasnya.

 

(Shinta Amalia Ferdaus)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun