Mohon tunggu...
Umsida Menyapa
Umsida Menyapa Mohon Tunggu... Jurnalis - Humas
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Humas Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Riset Dosen Umsida Temukan Alternatif Pengganti Popok Sekali Pakai

19 September 2022   13:44 Diperbarui: 19 September 2022   14:51 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Workshop Pembuatan Popok Reusable

Pertama, kegiatan edukasi dengan penayangan film dokumenter hasil karya mahasiswa Ikom Umsida, tentang bahaya akibat sampah popok di desa Tlasih tahun 2019. Lalu ditemukan masalah bahwa kebanyakan masyarakat, khususnya ibu-ibu di desa Tlasih percaya mitos apabila pembuangan popok yang sudah dipakai itu dibakar, maka dapat membuat iritasi pada kulit bayi, sehingga sampah pospak dibuang di sungai dan laut.

Di tahun selanjutnya, setelah tim dosen Ikom Umsida lolos hibah internal program Pengabdian Masyarakat (Pengmas) tahun 2020, mereka membuat pelatihan pembuatan popok kepada ibu-ibu desa Tlasih.

Tak hanya sampai disitu, setelah lagi-lagi lolos dalam program hibah, yang kali ini diselenggarakan oleh LPDP, barulah tim dosen Ikom Umsida melakukan tindak lanjut dengan menganalisis perilaku apakah sudah terjadi perubahan dalam masyarakat. Selain itu, mereka juga membuat lagi produk-produk popok reusable yang lebih professional untuk kewirausahaan masyarakat desa Tlasih, serta membuatkan merk yang di Haki-kan.

Popok Cuci Pakai (POCA)

Dijelaskan oleh Poppy Febriana M Med Kom selaku anggota dari tim riset, Poca ialah alternatif solusi yang dapat mengurangi penggunaan pospak, sehingga sampah akibat pospak dapat berkurang.

"Kami membuat workshop pembuatan popok selama tiga hari, yang bekerja sama dengan Tepi Kain Surabaya. Luaran dari workshop tersebut ditargetkan supaya ibu-ibu desa Telasih bisa memproduksi sendiri produk popok reusable," jelasnya.

Selain untuk mengurangi pencemaran lingkungan, sambung Poppy, pelatihan yang diajarkan langsung oleh desainer dan penjahit professional dari Tepi Kain Surabaya, diharapkan dapat membuat ibu-ibu desa Telasih berwirausaha dengan produk popok reusable yang dimiliki.

"Apalagi Poca ini ternyata banyak diminati masyarakat, terbukti dengan mulai bermunculan orang-orang yang tertarik dan ingin membeli," lanjutnya.

Wakil Dekan Fakultas Bisnis Hukum dan Ilmu Sosial (FBHIS) Umsida tersebut juga mengatakan apabila ada perbedaan penerimaan tentang popok ini di masyarakat. Terdapat kemungkinan jika sisi pendidikan dan pengetahuan memiliki pengaruh terhadap perspektif masyarakat, namun hal tersebut masih dalam proses riset lanjutan.

"Jadi waktu membagikan Poca ada beberapa yang menolak karena merasa ribet dan lain-lain. Di sisi lain mereka yang punya pengetahuan lebih tinggi, merasa ini aman dan tidak merusak lingkungan," ungkapnya.

Kedepan Poca akan dikembangkan ke daerah-daerah yang lain, karena menurut Poppy, merubah perilaku di masyarakat memang butuh proses yang panjang.

(Alfaro Mohammad Recoba)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun