Mohon tunggu...
Umniyyatuz Zakiyah
Umniyyatuz Zakiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ekonomi Syariah UIN SAIZU Purwokerto

Selanjutnya

Tutup

Book

Review Jurnal "What Happened With Your Life"

13 September 2022   23:39 Diperbarui: 14 September 2022   05:24 1107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Buku yang berjudul "What Happened With Your Life" merupakan buku yang ditulis oleh Desy Rachmawati, S.S., dan diterbitkan oleh penerbit Brilliant. Buku ini terbit pada tahun 2021 pada cetakan kedua yang memiliki ketebalan 204 halaman dengan ukuran buku 14x20 cm. Desy adalah seorang perempuan yang telah menyelesaikan pendidikan di salah satu universitas negeri di Yogyakarta. Beliau menyukai dunia literasi sejak duduk di bangku sekolah dan menyalurkan hobinya dengan masuk kedalam dunia kepenulisan.

Buku ini adalah salah satu buku yang memberikan gambaran mengenai apa yang terjadi sebenarnya dalam kehidupan. Beliau berharap bahwa kita dapat mempelajari apa yang terjadi dalam hidup dan melihat kehidupan dari sudut pandang lain. Dalam buku ini kita diajarkan bahwa kita harus keluar dari zona nyaman hidup.

Desy menulis buku ini dengan menggunakan bahasa yang bagus dan memberikan ilustrasi serta quotes disetiap babnya sehingga pembaca tidak bosan untuk membaca buku ini. Namun ada juga kekurangan dari buku ini yaitu terdapat kata atau kalimat yang menggunakan bahasa asing (ingris) sehingga pembaca mencari terlebih dahulu arti dari kata atau kalimat tersebut walaupun ada beberapa yang diartikan oleh penulis untuk memudahkan pembaca.

Terdapat tiga pembahasan dari buku ini yang menarik perhatian saya. Pada bab 2  yaitu "Love Isn't Everything" (cinta itu bukan segalanya). Kita menganggap bahwa cinta itu segalanya dan hal yang terpenting dalam  hidup. Pada bab ini dijelaskan bahwa kita telah dibutakan oleh cinta, mengapa? Karena terkadang kita lupa bahwa cinta juga membawa kesedihan, patah hati, kekecewaan, dan sikap skeptis. Yang menarik perhatian saya yaitu tentang cinta pandangan pertama, di mana menurut ahli cinta pandangan pertama bukanlah cinta yang sesungguhnya, melainkan hanyalah nafsu semata sebab untuk jatuh cinta membutuhkan proses reaksi kimia yang terjadi pada otak. Dalam buku ini terdapat kalimat "kita harus siap melepaskan cinta apabila berani jatuh cinta". Kita memang butuh cinta, namun jangan terlalu menggantungkan diri pada cinta. Jangan menganggap cinta sebagai obat duka lara sebab cinta dapat hilang kapan saja dan terjadi karena apa saja.

Ada pula pada bab 8 yaitu "Introvert Or Extrovert" (introvert atau exovert). Manusia memiliki dua tipe kepribadian di dalam dirinya yaitu introvert dan extrovert. Orang introvert tidak suka basa-basi tetapi lebih menyukai pembicaraan yang banyak manfaatnya atau to the point. Orang yang memiliki kepribadian introvert memiliki pemikiran yang dalam, suka berimajinasi, memiliki kepandaian dalam mengatur emosi serta memiliki sensitivitas pada perasaan. Sedangkan orang extrovert lebih menyukai lingkungan yang interaktif, menjalin interaksi sosial dengan orang lain serta memiliki kemampuan berpikir cepat. Seseorang yang memiliki dua tipe kepribadian tersebut dan seimbang frekuensi munculnya maka dapat disebut tipe kepribadian ambiver. Tidak begitu penting ketiga kepribaian tersebut, yang paling penting adalah kita hidup di dunia dengan berdampingan dengan kepribadian yang berbeda.

Terakhir pada bab 12 yaitu "When You Feel Worthless" (ketika kamu merasa tidak berguna). Ada dua hal yang diinginkan oleh manusia dalam hidupnya yaitu sukses dan bahagia. Ketika keduanya belum dapat diraih, maka timbul perasaan kacau dan merasa tidak berguna. Selalu memikirkan hal negatif menganggap hidup kita tidak menarikk dan perasaan tidak berguna semakin menguat pada diri kita. Kita merasa putus asa karena percaya bahwa diri kita tidak memiliki apa yang berharga untuk dunia. Bisa jadi apa yang kita rasakan saat ini karena terlalu fokus pada kekurangan diri kita. Padahal, kita juga punya kelebihan tetapi mata kita tertutup akan kelebihan tersebut. Ketika hanya fokus untuk merutuki kekurangan kita bukankah hidup terasa lebih singkat? Kita akan menyia-nyiakan waktu hanya untuk hal-hal yang tidak perlu kita pikirkan secara mendalam. Kurangi untuk membandingkan diri dengan orang lain karena standar kesuksesan orang itu berbeda-beda. Mungkin kita merasa ia sukses, namun sebaliknya ia merasa belum sukses. Kita tidak perlu mencari takaran berguna seorang manusia karena takaran berguna seseorang tidak hanya dilihat dari banyaknya uang yang disedekahkan atau dari banyaknya prestasi yang dapat dibanggakan. Namun selama kita dapat melakukan kebaikan dan tidak merugikan orang lain maka itu telah menunjukkan bahwa kita merupakan orang yang berguna.

Buku ini juga memiliki quotes yang dapat memotivasi kita.

"Kita harus siap melepaskan cinta apabila berani jatuh cinta"

"Jangan terlalu mencintai, sebab cinta yang berlebih akan membuat lemah"

"Tujuan hidup bukanlah untuk bahagia. Namun bermanfaat, terhormat, dan memiliki kasih sayang telah menandakan bahwa kamu hidup dengan baik"

"Hidup itu tidak ada yang instan. Mie instan saja butuh usaha untuk menyajikannya. Masa iya kita yang ingin mewujudkan mimpi tidak ingin berusaha dan ingin terima hasilnya saja"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun