Mohon tunggu...
Ummy Widya Ningsih
Ummy Widya Ningsih Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Universitas Islam Negeri Sumatra Utara Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kiat - Kiat Penanaman Pendidikan Karakter Di Lingkungan Keluarga Selama pembelajaran Daring Di Masa Covid - 19

4 Agustus 2020   10:22 Diperbarui: 4 Agustus 2020   11:00 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Akhir-akhir ini seluruh lapisan masyarakat berhasil dibuat resah oleh penyebaran wabah yang menjadi buah bibir dimana-mana. Hampir diseluruh penjuru dunia wabah ini telah menyebar dan semakin menimbulkan kepanikan dan kekhawatiran. Salah satu wabah terbesar yang pernah ada yaitu yang biasa kita sebut dengan virus corona atau dalam bahasa Inggris disebut coronavirus. Corona adalah nama virus yang dapat menyebabkan penyakit yang dinamakan Covid 19. Covid-19  yang merupakan singkatan dari corona virus disease yang resmi muncul dipermukaan bumi pada akhir tahun 2019 ini merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas ringan hingga sedang, seperti penyakit flu. Virus corona pertama kali ditemukan di Wuhan, China pada akhir 2019 lalu. Virus ini sangat cepat menginfeksi manusia melalui organ pernapasan. Penyebaran virus yang belum ditemukan penawarnya itu hingga kini tak dapat terkendali. Sudah hampir 200 lebih negara di dunia melaporkan adanya kasus terpapar virus corona. Menurut WHO (Word Health Organization, 2020a) bahwa wabah ini disebabkan oleh Novel Coronavirus (SARS-Cov-2).
Seperti yang diberitakan, Indonesia adalah salah satu Negara yang telah terdampak virus yang menular ini. Sudah hampir setengah tahun Negara bekas jajahan Belanda dan Jepang itu dibuat riuh oleh banyaknya pasien yang bertambah dari hari ke hari sehingga membuat masyarakat merasakan keresahan bertubi-tubi. Berbagai upaya pun dicanangkan oleh pemerintah. Kita sebut saja salah satunya lockdown yang berdampak pada bekunya kegiatan sehari-hari yang biasanya menjadi rutinitas masyarakat seperti bekerja dan bersekolah. Wabah ini memang perlu diwaspadai, sehingga pemerintah berupaya keras untuk menanggulangi penyebaran Covid 19. Oleh karena itu, para Tim Kerja Kementrian Dalam Negeri, (2020) mengatakan cara yang paling ampuh untuk memutus rantai penyebaran Covid – 19 ini adalah dengan melakukan pembatasan sosial distancing (Sosial Distancing). Pembatasan Sosial ini dilakukan dengan cara menjaga jarak dalam bersosialisasi, seperti dalam melakukan aktivitas sehari-hari dengan aturan minimal 1-2 meter ketika melakukan kontak dengan individu lain. Hal ini membuat peran masyarakat harus berdiam diri dirumah saja dan bahkan bekerja dari rumah saja.
Terkait hal diatas, seluruh lapisan masyarakat tentunya dianjurkan untuk mematuhi setiap kebijakan yang telah disahkan. Salah satu kebijakan yang sangat dirasakan dampaknya adalah para pelajar yang harus melakukan kegiatan pembelajaran dari rumah melalui daring (dalam jaringan/online). Kebijakan itu dibuat serta telah dikelaurkan surat edaran mengenai pembelajaran dari rumah  (Learning from home). Menurut Kemendikbud RI Nomor 4 Tahun 2020 tentang pelaksanaan pendidikan dalam masa darurat dan siswa terpaksa harus belajar dari rumah dan dan melakukan pembelajaran jarak jauh (remote teaching).
Pada pandemi covid 19 saat ini, lembaga pendidikan seperti sekolah di semua jenjang telah ditutup dan siswa belajar dari rumah. Tentu kebijakan ini diambil setelah melalui berbagai pertimbangan-pertimbangan yang ada. Meskipun pembelajaran daring merupakan fenomena perdana untuk para generasi muda, namun harus dijalankan dengan tidak meremehkan setiap aturan yang ada. Kegiatan pembelajaran dari rumah tentu tak semudah yang dibayangkan, apalagi dengan adanya tiga aspek yang harus dipenuhi setiap pendidik terhadap anak didiknya yaitu kognitif, afektif, dan psimotorik. Ketiga aspek tersebut tentu tidak boleh dilupakan dalan dunia pendidikan, karena sangat berpengaruh terhadap perkembangan peserta didik, baik secara intelektual, emosional maupun spiritual.
Adapun salah aspek yang dirasa sulit menanamkan kepada peserta didik apabila dilakukan pembelajaran secara daring yaitu aspek sikap (afektif). Pendidikan di Indonesia yang telah menerapkan kurikulum 2013 dengan orientasi pada pendidikan karakter tentu harus mengupayakan bagaimana cara yang efektif untuk menanamkan karakter pada setiap peserta didik dari jarak jauh. Dalam keadaan pandemi saat ini yang seluruh kegiatan pembelajaran dilakukan dari ruamh tentu tidak bisa hanya mengandalkan guru saja. Pada situasi seperti inilah merupakan kesempatan kepada pendidik utama yakni orang tua yang langsung ikut berperan dalam mewujudkan karakter yang ingin dicapai oleh lembaga pendidikan. Orang tua sangat berpengaruh dan sangat berperan penting dalam mendidik anak khususnya mendidik karakter anak selama belajar dari rumah agar tidak termakan arus kecanggihan teknologi yang dapat menyesatkan. Contoh kasusnhya pada era digital sekarang ini yaitu banyak anak-anak yang sudah mengetahui bagaimana cara menggunakan handphone tetapi menyalahgunakan fungsi  handphone itu sendiri.
Nah, kasus diatas tentunya sudah banyak kita temui dilapangan. Maka dari itu, orang tua sebagai pendidik utama perlu menerapkan kiat-kiat dalam menanamkan pendidikan karakter ini agar anak dapat mandiri dan belajar sebagaimana mestinya.
Pentingnya pendidikan karakter terhadap perkembangan sang anak yang notabenenya masih sangat mudah terpengaruh oleh hal-hal buruk dilingkungan. Maka orang tua harus memahami terlebih dahulu maksud dari pendidikan karakter itu sendiri. Pendidikan karakter merupakan segala usaha manusia secara sadar dan terencana untuk mendidik dan memperdayakan potensi peserta didik untuk membangun karakter pribadinya sehingga menjadi individu yang bermanfaat bagi diri sendiri  dan lingkungan disekelilingnya. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh salah satu tokoh yaitu Kaimuddin (2014) pendidikan karakter merupakan usaha sadar yang terencana dan terarah malalui lingkungan pembelajaran untuk tumbuh kembangnya seluruh potensi konstruktif  pada alam dan masyarakat.
Menurut Perpres Nomor 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter Hadir dengan pertimbangan bahwa dalam rangka mewujudkan bangsa yang berbudaya melalui penguatan nilai-nilai religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras , mandiri demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi , komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan bertanggung jawab , pemerintah memandang perlu penguatan pendidikan karakter.
Kemudian diperkuat dalam Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), Pendidikan karakter yaitu dengan melaksanakan pendidikan karakter yang berdasar asas Pancasiladengan menanamkan sikap religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan bertanggung jawab.
Berlakunya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia No. 4 Tahun 2020 tetnang pembelajaran jarak jauh guna mencegah penyebaran Covid-19, mengisyaratkan pembelajaran yang mengkolaborasikan peran guru, siswa dan orang tua dalam proses pembelajaran. Dari kacamata pendidikan, dimasa pandemi seperti sekarang ini adalah kesempatan baik untuk orang tua terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran anaknya. Peran orang tua dalam pembelajaran memiliki peranan yang sangat startegis dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.  
Pelaksanaan pembelajaran jarak jauh yang melibatkan orang tua dalam proses pembelajarannya diharapakan mampu menekankan pembentukan nilai-nilai karakter bagi siswa. Nah, lima nilai-nilai karakter yang dominan yang dapat dikembangkan  sebagai peran orang tua selama pandemi covid-19 adalah sebagai berikut.
1.Menanamkan Nilai pendidikan Karakter Religius
Pada masa pandemi Covid – 19 sekarang aktivitas banyak dilakukan di rumah. Kepala keluarga seperti ayah yang bekerja ditempat kerja sekarang juga bekerja dari rumah atau work from home. Banyak hal positif yang bisa dilakukan selama stay at home bersama keluarga, salah satunya aktivitas beribadah bersama keluarga, misalnya dalam sholat lima waktu bagi seorang muslim sebagai upaya selalu memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar di beri tuntunan, kesehatan dan terhindar dari marabahaya. Selain itu, membiaskan dan memberikan teladan kepada anak tentang nilai-nilai relegius dalam kehidupan sehari-hari, Selain itu, dapat dilakukan ibadah sunnah lainnya seperti mengaji, bersedakah yang juga dapat diteladani oleh sang anak sehingga anak mendapatkan nilai karakter religius dari rumahmya sendiri.
Pengimplementasian nilai-nilai religius dalam kehidupan sehari-hari secara konsisten dan berkesinambungan akan membentuk sebuah kebiasaan. Pembiasaan adalah sebuah cara yang dilakukan untuk membiasakan anak agar berfikir, bersikap, dan bertindak sesuai dengan tuntunan ajaran agama. Pembiasaan merupakan proses pembentukan sikap dan perilaku yang relatif menetap melalui proses pembelajaran yang berulang-ulang.

2.Menanamkan Nilai Karakter Disiplin
Di masa pandemi seperti sekarang ini, tingkat kedisiplinan masyarakat tengah diuji karena untuk memutus mata rantai penularan virus covid-19 ini di butuhkan kedisiplinan masyarakat untuk selalu menerapkan protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah. Sikap disiplin memiliki arti penting bagi diri sendiri dan orang lain. Pengembangan sikap disiplin pada anak dimasa pandemi ini adalah dengan mengikuti protokol kesehatan, seperti: (1) selalu menggunakan masker. Menggunakan masker saat berada di luar rumah atau berinteraksi dengan orang lain menjadi hal yang wajib dilakukan dan sudah menjadi kebiasaan. Bahkan di beberapa daerah mewajibakan semua orang menggunakan masker jika berada di daerah tersebut, jika tidak akan diberi sanksi tegas. (2) Membudayakan mencuci tangan dengan sabun di air yang mengalir atau menggunakan hand sainitazer setiap akan memulai dan menaghiri aktivitas ehari-hari. Dalam upaya membudayakan mencuci tangan, anak-anak di ajarkan cara mencuci tangan yang benar. (4) Selalu menjaga imunitas tubuh dengan mengkpnsumsi makanan yang bergizi seimbang dan berolah raga secara teratur.
3.Menanamkan Nilai Karakter Kreatif
Kreatifitas  adalah salah satu keterampilan yang sangat penting untuk survival pada abad 21. Seorang anak mempunyai bakat sejak lahir yang harus dikembangkan yaitu sebuah  kreativitas, sehingga perlu di kembangkan sejak dini. Pada masa pandemi covid-19 ini merupakan momentum untuk mengembangkan kreatifitas sesuai dengan minat dan bakat anak. Dimasa pandemi anak diajak untuk membuat suatu kreativitas seperti memanfaatkan barang-barang bekas yang bisa mencipatakan sebuah kerajinan tangan yang indah dan bernilai.  Menurut Samani dan Haryanto (2012), terdapat indikator-indikator yang dapat digunakan sebagi acuan untuk pembentukan karakter  kreatif pada anak, yaitu: (1) Menampilkan sesuatu secara unik dan menampilkan ide baru. (2) Berani mengambil keputusan dengan cepat dan tepat.(3) Ingin terus berubah dan memanfaatkan peluang baru. (4) Mampu menyelesaikan masalah secara inovatif, luwes dan kritis.
4.Menanamkan Nilai Karakter Mandiri
Selama kegiatan pembelajaran di rumah, orang tua sangat berperan penting untuk mengajarkan anaknya senantiasa membiasakan mengejarkan hal-hal sederhana secara mandiri, mulai dari anak bangun tidur untuk merapikan tempat tidur, mandi sendiri dan mengambil makanan. Diawal diberlakukannya pembelajara jarak jauh, tugas yang diberikan oleh guru di rumah belum mampu dilakukan sepenuhnya secara mandiri oleh anak, dan seringkali memerlukan bantuan orang tuanya. Hal ini tidak terlepas dari pembelajaran di sekolah selama ini yang cenderung mengandalkan pembelajaran konvensional yang tidak dapat membantu mengembangkan sikap kemandirian anak. Namun setelah berlangsung beberapa minggu masa pandemi ini, anak mulai belajar secara mandiri untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan padanya.
5.Menanamkan Nilai Karakter Tanggung Jawab
Pentingnya menumbuhkan nilai karakter beratanggung jawab kepada anak. Salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan guru dalam menumbuhkan sikap tanggung jawab pada anak adalah dengan membuat atuaran tentang reward dan punishment dalam menilai pengerjaan tugas yang diberikan. Pemberian reward kepada peserta didik yang mengerjakan dengan baik dan memberikan punishment kepada peserta didik yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah, serta pemberian nilai yang dibedakan antara yang mengumpul tepat waktu dan yang telat sehingga anak merasa bertanggung jawab dalam peneyelesaian tugas rumah tersebut dan yang mengerjakan merasakan keadilan.
Pada pandemi ini orang tua memiliki peran cukup besar terhadap keberhasilan pengembangan nailai-nilai karakter di rumah. Intensitas komunikasi orang tua dan anak sangat tinggi. Dalam pngembangan nilai-nilai karakter di rumah, orang tua berperan sebagai fasilitator yang membantu anak untuk mengembangkan karakter secara efektif. Orang tua juga harus mampu bertindak sebagai filterasi yang membantu anak menyaring berbagai pengaruh negatif yang berdampak tidak baik bagi perkembangannya, serta mampu berperan sebagai penghubung anak dengan berbagai sumber-sumber belajar yang dekat dengan lingkungannya sehari-hari. Dan terakhir yang tak kalah penting yaitu berperan sebagai katalisator, agar mampu menggali dan mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh anak.
6.Menanamkan Nilai Karakter Kerjasama dan Gotong Royong
Pada masa pandemi ini kita harus menjaga kebersihan, minimal dengan membuat tempat tinggal kita bersih. Oleh karena itu, dalam lingkungnan keluarga, para anggota keluarga bekerja sama membersihkan lingkungan rumah agar menjadi bersih dan sehat. Selain itu, bagi anak perempuan kegiatan yang dapat dilakukan adalah membantu ibunya dalam hal memasak, karena nantinya aka tertanam life skill atau kemampuan yang akan diperoleh oleh anak tersebut. Life skill atau kemampuan  ilmu baru yang diajarkan oleh orang tua kepada anak nantinya menjadi bekal dikehidupannya yang akan dating.

Nah, begitulah kira-kira tips atau kiat-kiat yang dapoat diterapkan oleh para orang tua sebagi pendamping utama sang anak selama pembelajaran daring. Dengan adanya kiat-kiat tersebut tentulah orang tua telah berperan penuh terhadap penanaman karakter sang anak yang menjadi generasi penerus bangsa.

Penulis : Ummy Widya Ningsih
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Kampus : Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan
Peserta KKN-DR Kelompok 111

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun