Mohon tunggu...
Ummu Sumayyah
Ummu Sumayyah Mohon Tunggu... Lainnya - Introvert

Manusia yang tidak mempunyai mimpi, lalu mencoba menulis.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bersaing Dengan Kebun Belakang Rumah

22 Mei 2020   10:42 Diperbarui: 22 Mei 2020   10:43 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
okra, pepaya, dan komak yang tumbuh subur di halaman belakang (Dok. Pribadi)

Jauh sebelum corona menyerang, aktivitas berkebun sudah lebih dulu dilakukan oleh bapak ibu. Namun kegiatannya hanya sekedar sebar benih di tanah kosong lalu dibiarkan tumbuh dengan sendirinya. Jika sedang ingat akan disiram, jika tidak maka biar air hujan yang merawat.

Hasilnya, pohon pepaya yang kini sedang berbuah, pohon kelor yang terus tumbuh subur, komak yang terus  berbuah, cabai yang dipetik sesekali, okra yang terus produktif, dan pohon jambu yang buahnya menuju ranum.

Didorong oleh rasa bosan karena corona, saya jadi berpikir untuk membuat saingan perkebunan ibu bapak. Saya jadi teringat, dahulu aktivitas berkebun pernah saya coba, namun berakhir gagal. Dikarenakan hama tikus yang memakan habis semua bibit tanaman, hingga membuat saya urung melanjutkan.

Pilihan tanaman saya jatuh pada tanaman sawi dan mentimun. Kali ini aktivitas pembibitan saya lakukan diteras rumah. Berbekal polybag ukuran kecil, tanah pekarangan, ember dan kardus. Pembibitan saya mulai.

Saat pagi hari, saya mencangkul tanah pekarangan dan memindahkannya ke polybag. Menanaminya dengan bibit timun yang tiap polybag saya isi satu bibit. Bibit tersebut saya letakkan dalam ember dan embernya saya tutup menggunakan kardus. Hal ini untuk memercepat perkecambahan.

Jika tanaman mulai muncul dari tanah saya memindahkannya ke area yang terkena matahari. Hal ini untuk mencegah terjadinya etiolasi, yaitu dimana batang tanaman yang tumbuh memanjang, daun kecil tidak melebar dan berwarna pucat.

Sementara untuk sawi, karena bibitnya berukuran kecil, sehingga saya sebar dalam satu polybag besar yang atasnya saya tutup menggunakan plastik hitam.

Timun dan sawi yang mulai tumbuh (Dok. Pribadi)
Timun dan sawi yang mulai tumbuh (Dok. Pribadi)
Untuk ukuran orang rumah, sawi bukan termasuk olahan sayur favorit. Rasa pahit yang ada di akhir rasa membuat ibu lebih memilih menyajikan sayur kelor dibanding sawi. Namun, biar begitu saya termasuk orang yang gemar mengonsumsi sawi. Biasanya saya campur dengan mi kuah ataupun mi goreng, atau bisa juga diolah menjadi tumisan. Selain itu, sawi kaya akan kandungan serat, vitamin A, B, dan C; kandungan kalsium, kalium, zat besi  dan fosfor.

Sementara untuk timun biasa digunakan sebagai makanan pelengkap yang biasa disandingkan dengan sambal tomat. Terkadang timun juga dinikmati dalam bentuk rujak dengan menggunakan sambal garam dan cabai.

Timun mempunyai kandungan air yang banyak serta kandungan  vitamin C yang cukup tinggi. Timun dapat membantu membersihkan pencernaan serta mendinginkan suhu tubuh.

Aktivitas berkebun ini membuat saya betah duduk berlama-lama memperhatikan pertumbuhan tanaman. Rasa bosan pun cenderung berkurang dan terasa lebih damai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun