Mohon tunggu...
Abdisita Sandhyasosi
Abdisita Sandhyasosi Mohon Tunggu... Psikolog - Penulis buku solo "5 Kunci Sukses Hidup" dan sekitar 25 buku antologi

Alumni psikologi Unair Surabaya. Ibu lima anak. Tinggal di Bondowoso. Pernah menjadi guru di Pesantren Al Ishlah, konsultan psikologi dan terapis bekam di Bondowoso. Hobi membaca dan menulis dengan konten motivasi Islam, kesehatan dan tanaman serta psikologi terutama psikologi pendidikan dan perkembangan. Juga hobi berkebun seperti alpukat, pisang, jambu kristal, kacang tanah, jagung manis dan aneka jenis buah dan sayur yang lain. Motto: Rumahku Mihrabku Kantorku. Quote: "Sesungguhnya hidup di dunia ini adalah kesibukan untuk memantaskan diri menjadi hamba yang dicintai-Nya".

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Orang Miskin Dilarang Kuliah

18 Januari 2023   08:17 Diperbarui: 18 Januari 2023   08:52 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wisuda Anak 2018 di Depok.

Orang   Miskin Dilarang Kuliah

Orang miskin dilarang kuliah? Siapa yang melarangnya? Tidak ada. Tetapi, faktanya banyak anak orang miskin yang tidak bisa kuliah. Mengapa demikian? Karena orang miskin itu identik dengan orang yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya termasuk, pendidikan, sebagaimana pengertian  kemiskinan  berikut ini. Wikipedia mengartikan  kemiskinan sebagai keadaan ketidakmampuan untuk  memenuhi  kebutuhan  dasar  seperti  makanan  pakaian  tempat  berlindung, pendidikan dan kesehatan.

Lantas, apakah  orang  miskin harus menyerah begitu saja ketika anaknya tidak  bisa kuliah? Tentu saja tidak. Karena, orang miskin  yang ingin meraih ridho-Nya   tidak boleh berputus asa dari rahmat-Nya--Zat yang Maha Kaya. Dan Ma'e adalah salah satu contoh orang miskin-seorang perempuan yang termasuk dalam kategori miskin menurut Biro Pusat Statistik dan pernah mendapatkan Bansos-yang dengan izin-Nya  telah berhasil mengantarkan anak-anaknya kuliah hingga sarjana.

Sebelum anak-anak Ma'e  kuliah, Ma'e berusaha memohon petunjuk kepada-Nya melalui sholat istikharah. Ma'e memohon kampus mana yang terbaik untuk anaknya. Ma'e yakin, kalau Allah azza wa jalla yang memilihkan bahwa sebuah kampus itu terbaik bagi anaknya maka Dia pasti akan memudahkan jalan anaknya untuk menempuh studi di  kampus tersebut meskipun aral melintang menghadangnya.

Ma'e adalah  seorang single parent yang saat itu (2017) bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan membuat sabun cuci piring ramah lingkungan dan lain-lain  yang dijual ke para tetangganya serta terkadang menjadi tukang pijat. Penghasilannya kalau dikumpulkan rata-rata sekitar Rp500.000 per bulan. Di bawah UMR (Upah Minimum Rata-rata) kota Bondowoso.  

Sementara  anaknya berjumlah empat.  Dua anaknya kuliah. Satunya anaknya menuntut ilmu di pondok pesantren dan satu anaknya lagi menuntut ilmu di SDIT.  Menurut logika penghasilan sejumlah itu tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga dan SPP anak-anaknya. Tetapi,  yang namanya rezeki itu sesungguhnya tidak bisa dikalkulasi dan juga tidak bisa  diprediksi kedatangannya. Sehingga Ma'e dan anak-anak Ma'e harus banyak tawakal kepada-Nya dan berdoa tak kenal lelah agar Allah ta'ala mencukupi kebutuhannya dan anak-anaknya.

Ma'e hanya berusaha mencari nafkah semampunya--apalagi usianya sudah kadaluarsa (tidak diterima bekerja di perusahaan karena usianya sudah tua). Ma'e memilih  menjadi PRT di rumah tetangganya yang baik hati.

Dalam kehidupan sehari-hari Ma'e berusaha  menjalani hidup qona'ah yaitu sikap rela menerima dan merasa cukup atas hasil yang diusahakan serta menjauhkan diri dari rasa tidak puas atau perasaan kurang (bersabar dengan rezeki yang sedikit atau nrimo ing pandum dalam kosa kata bahasa Jawa).
 
Selain  melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslimah, Ma'e juga  berusaha istiqamah mengerjakan amalan-amalan sunnah seperti  membaca Al-Qur'an, bersedekah, berpuasa Senin-Kamis, dzikrulllah setiap saat, dzikir pagi dan petang semampunya.  Semua itu Ma'e lakukan  agar Allah ta'ala mencintainya.

Qodarullah listrik PLN 450 Watt dan air PDAM rumah kontrakan Ma'e sudah ada dermawan yang membayarnya setiap bulan. Juga sembako ada yang mengiriminya setiap bulan. (Semoga Allah ta'ala memberi balasan kepada mereka berlipat ganda. Aamiin Yaa Robbal'alamin) Sehingga Ma'e tak terlalu "ngoyo" mencari nafkah. Yang penting anak-anaknya bisa mondok dan kuliah. Meskipun  Ma'e  hanya makan nasi dengan lauk cabe dari kebun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun