Mohon tunggu...
Abdisita Sandhyasosi
Abdisita Sandhyasosi Mohon Tunggu... Psikolog - Penulis buku solo "5 Kunci Sukses Hidup" dan sekitar 25 buku antologi

Alumni psikologi Unair Surabaya. Ibu lima anak. Tinggal di Bondowoso. Pernah menjadi guru di Pesantren Al Ishlah, konsultan psikologi dan terapis bekam di Bondowoso. Hobi membaca dan menulis dengan konten motivasi Islam, kesehatan dan tanaman serta psikologi terutama psikologi pendidikan dan perkembangan. Juga hobi berkebun seperti alpukat, pisang, jambu kristal, kacang tanah, jagung manis dan aneka jenis buah dan sayur yang lain. Motto: Rumahku Mihrabku Kantorku. Quote: "Sesungguhnya hidup di dunia ini adalah kesibukan untuk memantaskan diri menjadi hamba yang dicintai-Nya".

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tetap Eksis di Tengah Krisis dengan Literasi

4 Januari 2023   20:54 Diperbarui: 4 Januari 2023   21:07 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tetap Eksis di Tengah Krisis Dengan Literasi

Apakah   literasi itu? Dan  kenapa pula perempuan perlu menekuni dunia  literasi?  Mari kita temukan jawabannya di sini.

Literasi berkaitan erat dengan kemampuan berbahasa seseorang. Menurut Wikipedia, literasi adalah istilah umum yang merujuk kepada seperangkat kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian  literasi tidak bisa dilepaskan dari kehidupan perempuan, sebagaimana perempuan yang sebut saja bernama Sholihah.

Sejak duduk di bangku SMP kelas dua tepatnya tahun 1978, Sholihah mulai akrab dengan literasi, khususnya membaca dan menulis. Setiap jam istirahat Sholihah selalu pergi ke perpustakaan sekolah untuk membaca dan menulis.  Buku atau majalah yang Sholihah baca umumnya tentang psikologi misalnya buku yang berjudul Kesehatan Mental karya Dr. Zakiah Darajat dan  majalah psikologi Anda. Kegiatan membaca dan menulis tersebut berlangsung hingga saat ini.  

Pada usianya yang hampir 60 tahun, Sholihah tetap gemar membaca dan menulis.  Bahkan sebagian besar waktunya ia habiskan untuk membaca buku-buku agama terutama buku-buku karya Ibnul Qayyim Al-Jauziyah selain membaca Al-Qur'an. Juga ia habiskan untuk menulis terutama menulis tentang  hal-hal yang bermanfaat. Mengingat sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.

Sholihah berusaha menulis tentang hal-hal yang dapat memotivasi dirinya menjadi hamba yang dicintai-Nya. Semoga  juga dapat memotivasi orang lain untuk menjadi hamba yang dicintai-Nya.

Hikmah Literasi

Setelah sekian  puluh tahun bergelut di dunia literasi, Sholihah memperoleh banyak sekali hikmah. Dan inilah sebagian dari hikmahnya.

Dengan membaca buku tentang tauhid-salah satunya kitab  terjemahan  _at-Tauhid li ash-Shaffi al-Awwal al-Aly_ karya Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan-Sholihah belajar mengabdi hanya kepada-Nya semata dan sekaligus mencintai-Nya di atas segalanya.

Dengan membaca buku tentang adab-salah satunya "Adabul Mufrad_ karya Imam Buchori" Sholihah belajar menjadi pribadi dengan akhlak mulia dan hidup qonaah. Bersabar ketika ditimpa musibah. Bersyukur ketika mendapatkan nikmat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun