Mohon tunggu...
Abdisita Sandhyasosi
Abdisita Sandhyasosi Mohon Tunggu... Psikolog - Penulis buku solo "5 Kunci Sukses Hidup" dan sekitar 25 buku antologi

Alumni psikologi Unair Surabaya. Ibu lima anak. Tinggal di Bondowoso. Pernah menjadi guru di Pesantren Al Ishlah, konsultan psikologi dan terapis bekam di Bondowoso. Hobi membaca dan menulis dengan konten motivasi Islam, kesehatan dan tanaman serta psikologi terutama psikologi pendidikan dan perkembangan. Juga hobi berkebun seperti alpukat, pisang, jambu kristal, kacang tanah, jagung manis dan aneka jenis buah dan sayur yang lain. Motto: Rumahku Mihrabku Kantorku. Quote: "Sesungguhnya hidup di dunia ini adalah kesibukan untuk memantaskan diri menjadi hamba yang dicintai-Nya".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menjadi Pemain Terbaik

9 Desember 2022   12:46 Diperbarui: 9 Desember 2022   13:21 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Embun pagi baru saja menguap. Matahari menyentuh pucuk-pucuk dedaunan. Burung-burung kecil berkicau riang, bersahut-sahutan, hinggap dari satu dahan ke dahan lainnya. Ma'e  berjalan mengitari kebun mungil sambil memegang gunting. Wajah Ma'e tampak berbunga-bunga. Senyum Ma'e mengembang saat menyapa para penghuni taman.

Mawar teman Izzah--puteri Ma'e yang sedang menginap di rumah Ma'e--menghampiri Ma'e. "Assalamualaikum, Ma'e!" Ucap Mawar.

Ma'e menoleh sambil melempar senyum, "Wa'alaikum sallam, Mawar!"

"Ma'e, bolehkah saya bertanya?" Tanya Mawar teman Izzah yang gemar menulis.

"Silakan, Mawar!" Jawab Ma'e.

"Kata Izzah,  Ma'e pernah menjadi pemain teater. Benarkah?"

Ma'e sedikit terkejut mendengar pertanyaan Mawar. Lalu Ma'e menjawab, "Benar!"

"Pernah pentas di mana saja?"

"Hanya di Taman Budaya Jawa Timur jalan Genteng Kali, saat festival drama lima kota," jawab Ma'e sambil memangkas daun telang yang sudah rimbun.

"Ma'e pernah menjadi pemain terbaik?"

Ma'e menggeleng pelan, "Tidak pernah. Tetapi, Insya Allah Ma'e tetap berusaha  menjadi  pemain terbaik dalam sandiwara akbar-Nya. Apalagi  sekarang Ma'e sudah memasuki usia senja. Sementara bekal Ma'e ke kampung akhirat   sangat sedikit dan belum tentu diterima-Nya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun