Mohon tunggu...
Abdisita Sandhyasosi
Abdisita Sandhyasosi Mohon Tunggu... Psikolog - Penulis buku solo "5 Kunci Sukses Hidup" dan sekitar 25 buku antologi

Alumni psikologi Unair Surabaya. Ibu lima anak. Tinggal di Bondowoso. Pernah menjadi guru di Pesantren Al Ishlah, konsultan psikologi dan terapis bekam di Bondowoso. Hobi membaca dan menulis dengan konten motivasi Islam, kesehatan dan tanaman serta psikologi terutama psikologi pendidikan dan perkembangan. Juga hobi berkebun seperti alpukat, pisang, jambu kristal, kacang tanah, jagung manis dan aneka jenis buah dan sayur yang lain. Motto: Rumahku Mihrabku Kantorku. Quote: "Sesungguhnya hidup di dunia ini adalah kesibukan untuk memantaskan diri menjadi hamba yang dicintai-Nya".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Primadona Dolly dan Ote-ote

30 November 2022   10:30 Diperbarui: 30 November 2022   10:37 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Lokalisasi Dolly. Surabaya. Sekian tahun yang lalu. Usai  mewawancarai responden terakhir, aku menemui sang primadona Dolly.  Namanya Karin. Perempuan cantik berkulit kuning langsat  itu memulai karirnya sebagai pelacur sejak beberapa bulan yang lalu. Tepatnya setelah pacarnya merenggut kegadisannya dan meninggalkannya. Pagi itu wajah Karin berseri-seri bak buah ceri. Tubuhnya tampak segar bugar. Menebar wangi mawar, khas wangi sabun mandi merk terkenal. WTS (Wanita Tuna Susila) yang biasa memakai baju "you can see" itu berbusana lebih tertutup. T-shirt lengan panjang warna merah dan celana kulot warna hitam membalut tubuh langsingnya.

"Hai, Karin! Ceria sekali kau pagi ini!" Sapaku pada Karin.

Karin yang sedang berdiri di depan pintu kamarnya itu tersenyum. "Ah biasa saja Sakura!" Sahut Karin.

Karin membuka pintu kamarnya. Setelah pintu kamarnya terkuak, Karin mempersilahkan aku masuk. "Yuk masuk! Ngomong-ngomong di dalam saja."

"Oke, Karin!" Aku menyahut sambil melangkahkan kaki memasuki kamarnya. Aku terpana ketika menyaksikan desain ruang kamar Karin. Dinding kamarnya didominasi warna biru. Ranjangnya yang bersih dan rapi ditutup bed cover dengan motif mawar merah hati. Aroma parfum dengan bau merangsang libido menyeruak ketika aku menjatuhkan tubuhku di ranjangnya. Inikah yang membuat lelaki betah tidur bersamanya?  Inikah yang membuat servisnya memuaskan selain tubuh seksinya? Aku bertanya-tanya dalam hati. Konon kabarnya Karin tidak pernah sepi dari pelanggan.

Karin menutup kamarnya. Kemudian Karin mendekati meja yang di atasnya ada  sepiring ote-ote.  Ketika Karin membuka kertas nasi yang menutupi isi piring, aroma ote-ote gorengan khas Surabaya  menyebar.  

Aku menghirup aromanya yang segar  dan harum. Serta tampilannya begitu menggoda selera. Apalagi aku belum makan. Hanya minum air putih tadi.

"Ayo makan ote-otenya Sakura!"

"Terima kasih!" Sahutku sambil mengambil ote-ote yang disodorkan Karin kepadaku. Lalu aku menikmatinya.

"Maaf lupa beli cabenya!"

"Tak mengapa!" Sahutku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun