Mohon tunggu...
Abdisita Sandhyasosi
Abdisita Sandhyasosi Mohon Tunggu... Psikolog - Penulis buku solo "5 Kunci Sukses Hidup" dan sekitar 25 buku antologi

Alumni psikologi Unair Surabaya. Ibu lima anak. Tinggal di Bondowoso. Pernah menjadi guru di Pesantren Al Ishlah, konsultan psikologi dan terapis bekam di Bondowoso. Hobi membaca dan menulis dengan konten motivasi Islam, kesehatan dan tanaman serta psikologi terutama psikologi pendidikan dan perkembangan. Juga hobi berkebun seperti alpukat, pisang, jambu kristal, kacang tanah, jagung manis dan aneka jenis buah dan sayur yang lain. Motto: Rumahku Mihrabku Kantorku. Quote: "Sesungguhnya hidup di dunia ini adalah kesibukan untuk memantaskan diri menjadi hamba yang dicintai-Nya".

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

KLB Polio, Bagaimana Orangtua Menyikapinya?

29 November 2022   18:45 Diperbarui: 29 November 2022   19:01 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Setelah sekian lama tak terdengar kabarnya, tiba-tiba beberapa hari yang lalu kasus itu muncul. Dan pemerintah telah menetapkannya sebagai Kejadian Luar Biasa atau KLB setelah satu kasus polio di Aceh.

Dilansir dari kompas TV, Selasa (22 Nopember 2022) Pemerintah telah menetapkan penyakit polio sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Hal ini dilakukan seusai satu anak di Aceh terkonfirmasi menderita penyakit tersebut.

Perlu diketahui bahwa polio adalah  penyakit yang disebabkan oleh virus dan  dapat  menyerang saraf serta menyebabkan kelumpuhan. Bahkan dapat menyebabkan  kematian.

Gejala polio menurut laman Kemenkes dibagi tiga yaitu,
(1) Polio Non Paralisis. Gejalanya  muntah, lemah otot, demam, meningitis, letih, sakit tenggorokan, sakit kepala, leher dan punggung terasa kaku dan sakit.
(3) Polio yang lebih parah dan menyebabkan kelumpuhan. Gejalanya antara lain adalah sakit kepala, demam, lemah otot, kaki dan lengan terasa lemah dan kehilangan refleks tubuh.
(3) Sindrom pasca polio. Gejalanya mempengaruhi pasien selama bertahun-tahun setelah terinfeksi seperti sulit bernafas, sulit berkonsentrasi, lemah otot, depresi, gangguan tidur, mudah lelah dan massa otot tubuh menurun.

Beberapa tahun yang lalu penulis pernah menjumpai seorang anak yang terkena polio di sebuah desa. Anak tersebut berasal dari keluarga miskin yang sehari-harinya kekurangan makan dan lingkungan  tempat tinggalnya kelihatan kurang bersih. Rumahnya tidak memiliki WC. Kalau buang air besar di sungai.  Sampah dedaunan dan kotoran sapi berserakan di sekitarnya. Karena lumpuh, kemana-mana ia "berjalan" dengan menggeser pantatnya  atau  "ngesot"   kecuali kalau ada orang yang menggendongnya.  Hal itu tentu memprihatinkan.

Dari kasus tersebut orang tua bisa belajar bagaimana  agar kasus polio tak terulang lagi atau menyerang anak.

Menurut hemat penulis, orang tua tidak perlu khawatir terhadap KLB Polio yang ditetapkan pemerintah  tersebut. Juga tidak boleh meremehkannya. Artinya orang tua harus tetap waspada terhadap virus polio yang sewaktu-waktu dapat menyerang anak.  Bahkan dapat melumpuhkan anak.

Bentuk kewaspadaan orang tua itu antara lain adalah mengajak anak untuk:
1. Berdoa tak kenal lelah memohon kepada-Nya agar diberi-Nya sehat dan terhindar dari penyakit.
2. Menjaga keberslhan badannya.  Setiap hari anak harus mandi dua kali dengan memakai sabun antiseptik.
3. Mengajak anak menjaga kebersihan lingkungan rumah dan sekitarnya dengan membersihkannya secara rutin.
4. Vaksin polio. Biasanya sekolah mengadakan vaksin dan anak takut divaksin. Oleh karena itu orang tua perlu mendukungnya dengan  mempersiapkan mental anak agar mau divaksin.
5. Berolahraga secara teratur. Minimal senam atau berjalan kaki di sekitar rumah.
6.Makan makanan sehat yang halal dan bergizi  terutama makanan minuman yang rendah lemak dan tinggi protein. Seperti bothok tahu, tempe bacem, pepes ikan pindang,   sayur sup kacang polong, telur bumbu kuning, kacang rebus dan buah  pisang. Makanan  tersebut berguna untuk melawan virus.  

Anak juga perlu  secara rutin mengkonsumsi minuman yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh seperti seduhan temulawak  plus madu dan sekali-sekali susu plus madu.

Mengapa selalu menyertakan madu dalam menjaga kesehatan? Karena  madu adalah makanan alami yang berkhasiat obat sebagaimana firman-Nya berikut ini, "Kemudian makanlah dari segala (macam) buah-buahan. Lalu tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan ( bagimu) . Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam- macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sungguh pada yang demikian itu benar- benar terdapat  tanda kebesaran Allah bagi orang yang berpikir.
(QS An-Nahl:69)

Madu juga direkomendasikan oleh Rasul-Nya. Rasulullah shallahu 'alaihi wassalam  pernah bersabda bahwa pengobatan itu ada tiga macam: (1) Minum Madu. (2) Berbekam. (3) Kai.  Dan aku larang umatku berobat dengan Kai. (HR Bukhari No.537)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun