Sesampai di UGD RS, seorang polisi menyambut kedatangan kami. "Apakah ibu orang tua Wildan? tanyanya.
"Iya, Â pak! " jawabku.
"Sabar ya bu! "pinta polisi.
"Kenapa anak saya pak? Apa lukanya parah.? Di mana ia sekarang?" tanyaku beruntun.
"Sabar ya, Â Bu!"
"Saya mau ke tempat anak saya."
"Sabar. Bu. Nanti saja!'
"Dari tadi kok disuruh sabar melulu! " pikirku. Â Hatiku jadi bertanya-tanya.
"Apakah anak saya sudah meninggal? " tanyaku kemudian.
Polisi mengangguk pelan.
Seketika Itu juga aku mengucapkan kalimat istirja'. "Innalillahi wa inna ilaihi roji'un" Sesungguhnya kita milik Allah dan akan kembali kepada Nya. Serta merta psikisku seperti dibius. Â Meskipun aku harus menerima kenyataan pahit bahwa anakku tewas akibat ditabrak truk tetapi aku tidak sampai menjerit histeris. Â
Aku melangkahkan kakiku, terasa ringan sekali.  seperti  melayang. Aku berjalan menuju ke kamar jenazah dengan perasaan yang sulit kulukiskan.