Mohon tunggu...
Abdisita Sandhyasosi
Abdisita Sandhyasosi Mohon Tunggu... Psikolog - Penulis buku solo "5 Kunci Sukses Hidup" dan sekitar 25 buku antologi

Alumni psikologi Unair Surabaya. Ibu lima anak. Tinggal di Bondowoso. Pernah menjadi guru di Pesantren Al Ishlah, konsultan psikologi dan terapis bekam di Bondowoso. Hobi membaca dan menulis dengan konten motivasi Islam, kesehatan dan tanaman serta psikologi terutama psikologi pendidikan dan perkembangan. Juga hobi berkebun seperti alpukat, pisang, jambu kristal, kacang tanah, jagung manis dan aneka jenis buah dan sayur yang lain. Motto: Rumahku Mihrabku Kantorku. Quote: "Sesungguhnya hidup di dunia ini adalah kesibukan untuk memantaskan diri menjadi hamba yang dicintai-Nya".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pamit ke Surga

24 November 2022   17:00 Diperbarui: 24 November 2022   17:03 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kamis malam. Saat itu suamiku sedang dinas di luar kota. Aku dan anak-anakku--Wildan, Faruq dan Adil--berkumpul  di salah satu kamar rumah kami. Tiba--tiba Wildan menyeletuk, "Umi, aku mau pergi ke lautan es!"

",Ada apa ke sana, Dan?" tanyaku heran.

"Mau main," Jawab Wildan.

"Mau main?" Tanyaku heran.

"Iya . Lautan es itu ada di mana,  umi?"

"Di Kutub." jawabku singkat.

"Jauh dari sini kah, umi?" tanyanya lagi.

 "Tentu saja jauh sekali. Kalau ke sana nggak bisa dengan jalan kaki atau naik bis. Harus naik pesawat."

"Jauh mana dengan Mekah?"  tanya Wildan sambil merakit  pesawat terbang dengan  Alat Permainan Edukatif atau APE dari bahan plastik.

"Lebih jauh ke Kutub.  Kalau ke Mekah hanya perlu waktu beberapa jam naik pesawat.  Sedangkan ke kutub bisa beberapa hari," jawabku sambil mengawasi adik-adiknya menyusun menara dari kubus.

"Jauh mana dengan angkasa? " Mataku terbelalak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun