Mohon tunggu...
Ummu Fathur
Ummu Fathur Mohon Tunggu... Guru - Mencerdaskan

Mendidik mencerdaskan umat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lelang Keperawanan, Mengapa Bisa Terjadi?

15 April 2018   13:21 Diperbarui: 15 April 2018   13:27 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Baru-baru ini muncul kabar yang cukup mengkhawatirkan. Sekitar 350 orang perawan di Indonesia melelang keperawaannya melalui situs Cinderella Escorts. Usia rata-rata para pendaftar berkisar antara 18 hingga 23 tahun. Cinderella Escorts merupakan sebuah agen pengawal paling terkenal di dunia yang sudah berdiri sejak tiga tahun yang lalu. Bahkan, seorang politisi terkenal dari Indonesia disebut menawar dengan harga tinggi keperawanan seorang gadis yang ditawarkan oleh Cinderella Escorts yang bermarkas di Jerman tersebut (Tribunnews.com, 30/3/2018). Jan Zakobielski, pendiri Cinderella Escorts, mengatakan bahwa diperkirakan dalam waktu satu dua bulan mendatang, perempuan Indonesia sudah bisa muncul di situs Cinderella Escorts tersebut (Tribunnews.com, 31/3/2018).

Sungguh disayangkan, Indonesia yang mayoritas penduduknya adalah Muslim, ternyata tak sedikit pula yang mendaftarkan diri dalam situs lelang keperawanan. Hal ini patut menjadi evaluasi bersama, hal apakah yang melatarbelakangi para perempuan sehingga mereka rela menjual kehormatannya. Padahal, perempuan adalah makhluk mulia yang harus mampu menjaga dan dijaga kehormatannya.

Pertama, orientasi materi telah membutakan perempuan Indonesia untuk menjual kehormatannya. Tak bisa kita pungkiri bahwa bayaran yang akan mereka dapatkan tidaklah sedikit. Bahkan, belum lama ini, seorang perempuan Inggris, Jasmin (26) menjual keperawanannya dengan harga sekitar Rp 21 miliar kepada seorang aktor terkenal Hollywood (Tribunnews.com, 30/3/2018). Meskipun mereka harus menjalankan berbagai tes sebelum terdaftar ke situs lelang tersebut, tapi mereka tetap mecoba untuk ikut. Kedua, ide sekulerisme yang memisahkan agama dari kehidupan, telah melahirkan generasi hedonis dan liberal yang menghalalkan berbagai cara untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Seolah mereka akan hidup selamanya. Lupa, bahwa kelak segala yang mereka lakukan akan dimintai pertanggungjawabannya. Ketiga, Negara abai dalam melindungi kehormatan perempuan karena gagal menyejahterakan perempuan. Terlepas dari motif para perempuan yang mendaftarkan dirinya ke situs online tersebut, hal ini tak bisa dilepaskan dari peran Negara. Negara semestinya mampu menjaga kehormatan perempuan dengan menyejahterakan kondisi kehidupannya. Lantas, bagaimana Islam memandang hal ini?

Dalam Islam, orientasi dalam kehidupan bukanlah materi semata, namun ridha Allah. Ia akan senantiasa melakukan segala hal yang Allah ridha-i, dan menjauhi apa-apa yang akan mengundang murka Allah. Setiap aktivitasnya akan senantiasa distandarkan pada halal dan haram. Islam pun memiliki aturan yang tegas terkait sistem pergaulan, khususnya interaksi antara laki-laki dan perempuan. Bahkan Islam melarang untuk mendekati zina, "Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji, dan suatu jalan yang buruk." (QS Al-Isro': 32). Namun, banyak orang mengabaikan larangan ini. Mengapa? Karena agama dianggap sebagai sesuatu yang bersifat individual. Agama dipisahkan dari kehidupan. Padahal, Islam sebagai agama yang sempurna, yang mengatur seluruh aktivitas kehidupan, sudah mentapkan hukum yang akan mampu menyejahterakan kita. Wallahu a'lam.

By. Ummu Fatih, Koordinator Komunitas Remaja Islam Bandung

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun