Mohon tunggu...
Ummi KalsumLubis
Ummi KalsumLubis Mohon Tunggu... Lainnya - Artikel Ilmiah

Seorang Mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kreativitas Bercocok Tanam di Masa Pandemi Melalui Media Tanam Hidroponik Guna Menjaga Kesehatan Tubuh dari Bahaya Covid

20 Juni 2021   22:04 Diperbarui: 20 Juni 2021   22:38 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

KREATIVITAS BERCOCOK TANAM DI MASA PANDEMI MELALUI MEDIA TANAM HIDROPONIK GUNA MENJAGA KESEHATAN TUBUH UNTUK MENGHINDARI COVID-19

PENDAHULUAN

Bercocok tanam sudah menjadi kebiasaan sejak dahulu, dengan berkembangnya zaman, manusia banyak mengembangkan berbagai cara bercocok tanam. Salah satu teknik bercocok tanam tersebut ialah bercocok tanam menggunakan media tanam hidroponik. Hidroponik adalah salah satu metode bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah, melainkan dengan menggunakan larutan mineral bernutrisi atau bahan lainnya yang mengandung unsur hara seperti sabut kelapa, serat mineral, pasir, pecahan batu bata, serbuk kayu, dan lain-lain sebagai pengganti media tanah (Mulasari, 2019).

Teknologi budidaya pertanian dengan sistem hidroponik menjadi salah satu alternatif bagi masyarakat yang mempunyai lahan terbatas atau pekarangan, sehingga dapat dijadikan sebagai sesuatu yang berguna. Tanaman hidroponik ini bisa dilakukan secara kecil-kecilan di rumah atau pekarangan lahan sempit sebagai suatu hobi ataupun dilakukan secara besar-besaran dengan tujuan komersial.

Pertanian menggunakan sistem hidroponik tidak harus memerlukan lahan yang luas, tetapi dalam bisnis pertanian layak dipertimbangkan karena dapat dilakukan di pekarangan, rumah, atap rumah, maupun lahan lainnya. Hidroponik yang dilaksanakan pada masyarakat bisa menggunakan sistem wick. Sistem wick sangat tepat digunakan bagi pemula yang ingin bertanam dengan media atau cara hidroponik, karena pada prinsipnya hanya memanfaatkan kapilaritas air (naiknya air dengan menggunakan sumbu). Keunggulan dari sistem wick adalah tidak memerlukan perawatan khusus, mudah dalam merakit, portabel dan cocok di lahan terbatas (Hidayat et al., 2020).

Hidroponik adalah cara atau teknik budidaya tanaman tanpa menggunakan media tanah, melainkan menggunakan air sebagai media tanamnya. Keuntungan hidroponik adalah: (1) tidak memerlukan lahan yang luas dalam mengelolanya. (2) mudah dalam perawatan (3) memiliki nilai jual yang tinggi. Sedangkan kelemahan hidroponik adalah: (1) memerlukan biaya yang mahal (2) membutuhkan keterampilan yang khusus (Moghtaderi et al., 2020).

Masa pandemi Covid-19 memaksa setiap orang untuk tetap tinggal di rumah (berdiam diri di rumah saja) demi memutus mata rantai penyebaran virus. Kondisi ini tidak membuat kita menjadi tidak produktif. Salah satu yang bisa dilakukan adalah berkebun sayuran organik di pekarangan rumah (Santosa et al., 2021).

Covid-19 juga sangat merugikan berbagai sektor seperti ekonomi, pendidikann hingga sektor pangan. Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang penting untuk memenuhi nutrisi tubuh dan mempertahankan kelangsungan hidupnya. Ketahanan pangan pada masa pandemi ini cukup krisis, karena terbatasnya produksi oleh petani dan pendistribusian bahan pangan di setiap daerah. Keterbatasan kesediaan bahan pangan ini disebabkan adanya pembatasan sosial untuk meminimalisir meningkatnya kasus Covid-19. Keamanan pangan perlu diperhatikan melalui cara penanaman, perawatan, pemanenan hingga pendistribusian oleh pasar (Penanaman & Di, 2021).

Ada banyak jenis sayuran yang bisa ditanam dengan teknik hidroponik seperti: selada, bayam, pakcoy, kangkung dan lainnya. Jenis sayuran ini merupakan bahan pangan yang sangat bermanfaat bagi tubuh (Mahardika & Hasanah, 2020).

Tidak hanya sayuran, buah-buahan juga dapat dilakukan melalui median tanam hidroponik. Contoh tanaman jenis bumbu dapur seperti: Kunyit, jahe, tomat, dan cabai. Tanaman hias seperti berbagai macam jenis bunga. Tanaman obat-obatan tradisional seperti kunyit, jahe, temulawak, lempuyang, kencur, dan lain-lain (Masyarakat et al., 2017)

Kita juga tidak pernah lepas dari sampah plastik dan hampir setiap hari selalu ada sampah sampah plastik yang kita buang. Hampir disetiap lokasi terdapat aktivitas akan berpotensi memproduksi sampah, misalnya di rumah, di kantor, di kantin, terutama di swalayan atau tempat umum lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun