Mohon tunggu...
Ummiatul ulfiah
Ummiatul ulfiah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura

Bismillah insyaallah bisa

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pandangan Masyarakat terhadap Adanya Pandemi Covid-19

20 Januari 2021   16:48 Diperbarui: 20 Januari 2021   17:05 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Penyakit virus Corona ( covid-19) adalah penyakit menular yang di sebabkan oleh virus Corona yang baru-baru ini di temukan. Sebagian besar orang yang tertular covid-19 akan mengalami gejala ringan, dan akan pulih tanpa penanganan khusus. Dan ada pula yang tidak mengalami gejala sama sekali sehingga ketika di periksa lalu hasil nya positif rasanya tidak percaya bahwa orang tersebut mengalami covid-19. Angka Orang yang terkena covid-19 terus bertambah sehingga rumah sakit penuh dan tidak memungkinkan untuk menerima pasien lagi sehingga ada istilah isolasi mandiri di rumah pasien yang terkena covid-19 tersebut.

Semenjak akhir tahun 2019 dunia dihebohkan dengan sebuah penemuan virus terbaru yang berasal dari Hubei, China. Virus tersebut dikatakan cukup berbahaya dan penyebarannya begitu cepat. Menurut Eman Supriyatna (2020) Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) mendeklarasikan wabah coronavirus 2019-2020 sebagai Kesehatan Masyarakat Darurat International atau Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) pada 30 Januari 2020 lalu berlanjut menjadi Pandemi pada 11 Maret 2020. Pandemi sendiri merupakan penyebaran penyakit atau virus baru yang telah menyebar ke seluruh dunia sehingga mempengaruhi banyak orang Menurut Nugroho (2020), WHO mengungkapkan bahwa covid-19 menjadi nama resmi untuk coronavirus yang diidentifikasi di China pada 31 Desember 2019. Pengumumsn tersebut diungkapkan oleh Direktur Jendral WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus di Janewa Swiss. Beliau menjelaskan bahwa asal-usul nama tersebut yaitu, "co" berarti corona, "vi" berarti virus, dan "d" berarti disease. Berdasarkan jurnal yang ditulis oleh Aditya Susilo, dkk (2020:45-67) virus ini bermula Pada pertegahan Desember 2019, ketika itu ditemukan sebuah kasus pneumonia misterius yang mana pertama kali dilaporkan di Wuhan, Provinsi Hubei. Sumber penyakit tersebut belum diketahui secara pasti, tetapi kasus pertama dikaitkan dengan pasar binatang di Wuhan. Memasuki tanggal 18-29 Desember 2019, terdapat lima pasien yang dirawat dengan Acute Respiratory distress Syndrom (ARDS). Kasus tersebut semakin bertambah semenjak 31 Desember 2019 hingga 3 Januari 2020. Laporan mengungkapkan bahwa 44 kasus baru dan mulai menyebar hingga kebeberapa negara tetangga seperti Thailand, Jepang, dan Korea Selatan. Mulai sejak itu, penyebaran virus corona terus berlanjut hingga menyebar ke penjuru dunia tak terkecuali Indonesia. Semenjak kasus pertama di Indonesia membuat masyarakat menjadi panik dan menimbulkan beberapa permasalahan yang terjadi.

Ada berbagai macam dampak yang ditimbulkan dari pandemi COVID-19 termasuk sektor ekonomi. Seperti yang terlihat tiga bulan belakangan ini banyak dari bisnis tempat wisata, makanan, dan bahkan industri penerbangan pun mengalami penurunan pendapatan. Maka banyak dari usaha tersebut merugi sehingga mereka terpaksa melakukan pemberentian hubungan kerja atau malah gulung tikar. Seperti contoh bisnis makanan, dengan adanya pandemi ini menyebabkan masyarakat enggan untuk bepergian keluar rumah dengan demikian bisnis makanan pun kehilangan para pelanggan setianya. Menurut Hartomo (2020) ada beberapa langkah agar bisnis kuliner dapat 6 berjalan. Yaitu dengan mengurangi biaya-biaya yang dirasa tidak perlu dan dinilai pemborosan dan menyiapkan kurir antar makanan, karena selama pandemi konsumen lebih sering berada dirumah daripada keluar rumah sehingga pihak rumah makan memberikan fasilitas yang mewadahi.

Sebagian masyarakat ada yang tidak percaya dan menghiraukan adanya covid-19 mereka menganggap covid-19 itu hanya lah rekayasa hal-hal seperti ini bisa terjadi di mana-mana tidak hanya saat pandemi sekarang ini karena pada dasarnya pemikiran dan pemahaman Setiap orang berbeda-beda. Ada yang menelan mentah-mentah argumen tersebut. dan ada yang menerima argumen tersebut dan mencari tahu kebenaran argumen nya. Biasanya orang-orang yang menelan mentah-mentah argumen tersebut adalah orang-orang yang malas untuk mencari informasi kebenaran argumen nya lalu mereka menyimpulkan dan pada ujung-ujung nya mereka salah informasi, karena informasi tersebut yang menimbulkan mereka menjadi sesat dalam berfikir. Karna Salah informasi itulah yang membuat pandemi covid-19 terutama di Indonesia susah untuk di kendalikan. Tidak hanya dalam masalah kesehatan namun juga berdampak pada perekonomian karena semua aspek saling berhubungan . Ketika salah satunya ambruk maka aspek yang lain akan terkena imbasnya. Dari sini terlihat bahwa pola pikir masyarakat sangat penting bagi sebuah negara. Sesat dalam berfikir ini sangatlah berpengaruh bagi masyarakat dalam pengendalian covid-19, sehingga pandemi ini berlangsung lama.

Kondisi ini sangat berbahaya, dan menganggu aktifitas dan kegiatan masyarakat. Begitu banyak masyarakat yang salah pemahaman atau sesat dalam berfikir meskipun di berikan himbauan dari pemerintah tentang protokol Kesehatan, mereka belum terlalu perduli dan tidak menerapkan protokol kesehatan tersebut. Jika , seperti ini terus kapan pandemi akan berakhir, sehingga dunia ini kembali seperti semula tanpa di sertai covid-19. Semua itu tergantung dari pola pikir masyarakatnya masyarakat harus mencari sebuah fakta bukannya hanya menyimpulkan sesuatu yang di anggap nya benar, padahal mereka terjerumus ke dalam sesat dalam berfikir. Setiap orang pasti mempunyai pola fikir yang berbeda namun alangkah lebih baiknya mencari kebenaran untuk suatu informasi, supaya tidak menyimpulkan terlebih dahulu karena hal tesebut. Sesat dalam berfikir tersebut bisa di alami oleh siapapun bukan di alami oleh masyarakat biasa saja, tetapi orang yang mempunyai pangkat pun akan mengalami nya. Orang yang mempunyai ilmu tersebut tidak menjadi ukuran bagi seseorang untuk sesat dalam berfikir. Maka dari itu pengetahuan dan kesadarannya sangat di perlukan supaya tidak terjadi sesat dalam berfikir Karena sesat berfikir, hal ini berbahaya bagi setiap manusia di samping itu, Angka penyebaran covid-19 di di Indonesia. Semakin bertambah karena mereka malas untuk mengikuti protokol Kesehatan.

Peran pemerintah untuk menyadarkan masyarakat tentang bahayanya covid-19 itu sangat besar untuk menyediakan fasilitas bagi masyarakat, seperti penyediaan masker gratis dan alat lainnya yang di gunakan sebagai penghalang bagi seseorang supaya tidak terpapar covid-19. Pada tahun 2021 ini Alhamdulillah penangkal atau vaksin covid-19 sudah di aplikasikan namun, adanya vaksin di harapkan masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan karena kepatuhan masyarakat adalah kunci keberhasilan. Cara-cara yang bisa di lakukan supaya tidak sesat dalam berfikir adalah, pertama buat kesimpulan secara berurutan contoh ketika menyaksikan film yang tidak jelas dan rapi antara flashback dan kejadian masa kini nya, anda tentu tidak puas, bukan? Jadi coba buat kesimpulan secara berurutan. Yang kedua yaitu evaluasi informasi yang di terima contoh nya coba cari tau kebenaran informasi yang di terima. Anda juga bisa membandingkan dengan beberapa informasi, sehingga ada bahas evaluasi. Yang ketiga fakta harus di terima meski tidak sesuai keyakinan dalam artian hindari menutup mata dan telinga. Memang tidak semua yang di hadapi belum sesuai keinginan dan keyakinan sendiri. Sadari fakta yang ada, apalagi bila informasi tersebut dihasilkan dari metode penelitian yang jelas. Bila memungkinkan cari solusi dari fakta-fakta yang ada. Covid-19 menjadi perbincangan di seluruh dunia karena covid-19 di anggap virus yang paling banyak korban jiwanya, dan penyebarannya sangat cepat bisa melalui udara, bersin, menyentuh sesuatu yang sudah di pegang oleh orang yang terpapar covid-19 tersebut dan masih banyak yang lain nya.

Virus dapat menyebar melalui beberapa media seperti udara, air, dan bendabenda yang berinteraksi dengan suatu virus. Saat ini dunia sedang dilanda virus menular yang cukup berbahaya dan penyebarannya sangat cepat yaitu COVID-19. Virus ini tidak hanya berhenti di daerah asalnya yaitu china, tetapi virus ini menyebar hingga penjuru dunia sehingga disebut pandemi COVID-19. Tak terkecuali di Indonesia. Ihsanuddin (2020) menjelaskan bahwa, Indonesia menjadi negara positif virus corona ketika warga depok yang tertular oleh rekanya sendiri yang merupakan warga negara Jepang. Warga Depok itu adalah seorang wanita yang berusia 31 tahun, tak lama kemudian menularkan kepada ibunya yang berusia 64 tahun. Semenjak kejadian itu, kasus tersebut menjadi gempar di seluruh Indonesia terutama pulau Jawa.

 Virus corona menjadi virus yang dapat menyebabkan kerugian besar dikalangan masyarakat luas tanpa memandang siapa, umur, dan derajat seseorang. Ketika pemerintah mengumumkan kasus pertama COVID-19 yang kala itu merupakan warga Depok yang baru saja berkontak langsung dengan warga negara Jepang, maka berakibat pada kepanikan seluruh masyarakat. pada saat itu, masyarakat Indonesia belum mendapatkan informasi tentang 4 virus corona secara menyeluruh. Dengan demikian, menyebabkan terjadi beberapa masalah sosial di awal-awal pengumuman kasus tersebut. Seperti panic buying, dengan adanya panic baying masyarakat wilayah Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi menyerbu pasar-pasar untuk mendapatkan bahan baku makanan dan rumah tangga agar mereka dapat mengurangi bepergian dengan kata lain mereka menimbun bahan dan alat untuk mengurangi aktifitas di luar rumah. Tidak tanggung-tanggung, mereka membeli bahan-bahan dengan jumlah yang banyak sehingga menyebabkan kelangkaan dan naiknya bahan baku. Disamping itu, permintaan akan masker, instan hand sanitizer,dan sarung tangan medis meningkat pesat. Akibatnya barang tersebut menjadi langka dan harga jualnya menjadi tinggi.

Setiap hal negatif pasti ada sisi positif didalamya. Termasuk masa pandemi COVID-19. Bencana virus ini sangat berdampak pada kehidupan manusia secara global. Maka, tak sedikit juga kerugian yang didapatkan dari bencana ini. Tetapi kita harus melihat dengan jelas bahwa ada beberapa hal positif yang dapat dirasakan secara langsung dari pandemi ini. Pertama, dengan mewabahnya virus ini menyebabkan pemerintah membuat aturan agar masyarakat stay at home. Hal ini menyebabkan orang-orang lebih banyak menghabiskan waktu dirumah sehingga meningkatkan waktu untuk bercengkrama dengan keluarga. Menurut Putra (2020) masyarakat Indonesia menjadi lebih melek terhadap pengelolaan keuangan semasa pademi. Hal itu terjadi karena semasa pandemi sektor ekonomi ada yang berhenti dan ada juga yang mengalami penurunan pendapatan.

Pandemi COVID-19 merupakan masa penyebaran virus yang meluas secara global ke penjuru dunia dalam waktu yang cepat. Virus ini berawal dari Provinsi Hubei, China pada bulan Desember 2019 lalu menyebar hingga ke beberapa negara tetangga seperti Korea, Jepang, bahkan beberapa negara di Asia Tenggara. Indonesia mencatat kasus pertama pada awal bulan Maret 2020 kala itu salah satu warga Kota Depok berinteraksi pada warga Jepang di acara pesta dansa. Dengan adanya berita ini menyebabkan berbagai permasalahan yang muncul dikalangan masyarakat. Semakin hari pasien pengidap positif corona terus bertambah sehingga pemerintah turun tangan untuk mengeluarkan peraturan untuk memutuskan rantai penyebaran virus corona. Dari pernyataan pemerintah tersebut diantara seperti 7 menerapkan pembelajaran E-learning, work from home, dan lain sebagainya. Pastinya kebijakan tersebut akan berdampak dari segi positif maupun negatif. Pada dasarnya, dampak yang dirasakan cenderung lebih negatif daripada positifnya. Tetapi kita harus pintar-pintar mengatur tata kehidupan agar dampak negatif dari corona dapat disiasati.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun