Mohon tunggu...
Umi Sakdiyah Sodwijo
Umi Sakdiyah Sodwijo Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pengelana kata yang riang gembira

Pengelana kata yang riang gembira

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Teror Tawa Kuntilanak

15 Oktober 2020   16:27 Diperbarui: 15 Oktober 2020   16:30 4033
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kuntilanak, www.solopos.com

Malam itu untuk kedua kalinya aroma melati kembali menguar lewat teras atas yang terbuka lebar dan merangkak melewati kisi-kisi kusen jendela lantai bawah. Jam di gawai menunjukkan angka 01.00. 

Aku dan Ammar sedang menikmati makan tengah malam. Kami memang sering begadang berdua. Anak keduaku suka main game sampai larut malam, dan sebagai ibu yang baik berusaha menemani sambil masak opor ayam.

"Ibu sih, pake masak ayam malam-malam," celetuk Ammar di sela gigitan pada paha ayam di tangan kanannya.

"Emang apa hubungannya masak ayam sama bau melati?"

"Katanya, nih ya, katanya. Bau melati itu pertanda datangnya kunti. Dan kunti suka terpancing datang kalau bau ayam tengah malam."

"Ah, kamu jangan nakutin Ibu, Mas."

Kami pun terdiam sambil menikmati makanan di piring masing-masing. Aroma melati semakin kuat. Hampir satu jam lamanya wanginya tak kunjung pergi.

Esoknya, tetangga juga rampai memperbincangkan aroma melati yang bertandang malam-malam terbawa angin ke rumah masing-masing.

"Ada yang nanem melati, kali?" ujarku masih belum percaya.

"Nggak ada. Emang dari jaman dulu, kata Emak di sini sering ada bau melati. Itu pertanda kuntilanak lewat. Diemin aja. Rumah kita kan memang deket kuburan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun