Mohon tunggu...
Umi NurBaity
Umi NurBaity Mohon Tunggu... Penulis - Penulis serabutan

Man jadda wa jadda

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jadi Idola

29 Oktober 2020   22:54 Diperbarui: 29 Oktober 2020   22:58 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi idola dari freepik.com 

Tak semua orang bisa jadi idola, bisa saja termasuk diri kita sendiri. Mereka jadi idola karena adanya sesuatu yang istimewa hingga didambakan jutaan orang di luar sana misalnya penyanyi terkenal, pelukis, penyair, dan lain-lain. Sudah pasti setiap orang semua punya idola, barangkali kita satu idola juga lho. 

Akan tetapi, kebanyakan orang saling memandang remeh idola orang lain yang bisa menyebabkan perpecahan. Nah, dalam hal ini kita tidak boleh memaksakan hak orang lain untuk mengidolakan pilihan kita lho.

 Biarkan mereka memilih siapa saja idola mereka tanpa adanya paksaan. Sebagai orang muslim tentu kita tahu siapa yang pertama kalinya kita tempatkan jadi idola yang paling utama di hati kita. Tentunya Nabi Muhammad Shallallahu a'laihi wassalam yang menjadi satu-satunya nabi penyempurna agama Islam ini. Bahkan, Nabi Muhammad Shallallahu a'laihi wassalam menjadi orang yang berpengaruh di dunia lho.

Cintai Nabi Sedari Dini

Maraknya tayangan dari televisi maupun gadget yang kurang mendidik bisa menyebabkan si anak salah pilih idola lho. Sebenarnya tak apa memilih idola selain Nabi Muhammad Shallallahu a'laihi wassalam tetapi bukankah lebih baik si anak mencintai nabi sejak dini sebagai benteng hati dari pengaruh luar ? 

Nah, inilah yang menjadi hal yang patut diperhatikan oleh kedua orang tua terutama sang ibu karena ibu adalah pembelajar pertama bagi anaknya. Tugas mereka memang tak mudah apalagi, harus mengontrol anak-anaknya yang lebih dari dua orang. Dari sinilah orang tua belajar membangun tanggung jawab dari lingkup keluarga. Ingat tanggung jawab terhadap keluarga itu tidak hanya di dunia tapi juga di akhirat kelak.

Untuk mengantisipasinya kita bisa lakukan langkah preventif atau pencegahan, ingat mencegah lebih baik dari pada mengobati. Pertama, kita bisa mengganti tayangan yang sesuai dan mendidik juga pastinya misalnya kartun kisah-kisah mulia dari Sang Nabi. Kedua, kita bisa mendonggeng anak tentang kisah-kisah mulia para nabi dan rasul dahulu. 

Ketiga, kita bisa menerapkan poin-poin kebaikan atau amanat dari kisah-kisah tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Terakhir, kita ajak si anak agar berani tampil dalam menyeru kebaikan di mata umum misalnya mengajak temannya sholat. Nah, dengan begitu rasa cinta pada sang idola utama kita yaitu Nabi Muhammad Shallallahu a'laihi wassalam akan tumbuh sedari dini.

Saat Remaja, Idola Pun Berbeda

Remaja itu mudah sekali menerima pengaruh luar melalui dampak globalisasi yang semakin menjamur. Mereka benci dibilang "kudet (kurang update)" karena kurang tahu hal yang lagi ngetrend terutama persoalan idola. Setiap hari pantengin postingan dari idola yang mereka tunggu-tunggu bahkan, hingga lupa soal waktu yang terus memburu. 

Sekali diingatkan dan ditegur selalu marah seolah benar sendiri bahkan, melawan apa kata orang tuanya sendiri. Akibatnya, si anak malah menjadi orang yang keras kepala dan durhaka kepada orang tua. Kemungkinan besar hal ini terjadi pada anak yang kurang pendidikan agama dari keluarganya sehingga merasa lebih bebas di luar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun