Mohon tunggu...
Umi NurBaity
Umi NurBaity Mohon Tunggu... Penulis - Penulis serabutan

Man jadda wa jadda

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mau Dicap Pemimpi?

17 Oktober 2020   13:01 Diperbarui: 17 Oktober 2020   13:05 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: freepik.com

Hidup ini memiliki tujuannya masing-masing. Di setiap tujuan pasti akan ada impian dan harapan yang menyertainya. Jika hidup tanpa arah, tujuan, impian, dan aksi maka hidup hanya diisi dengan kehampaan yang membeku di dalam diri kita. 

Setiap orang diberikan bakat dan kemampuan yang bisa mendukung tujuan kita. Sebenarnya bakat, kemampuan, dan motivasi itu sudah terbentuk sewaktu balita dan kanak-kanak. Tentu kita tahu ya kalau anak seusia balita dan kanak-kanak sering disebut "golden age" artinya masa keemasan. Maksudnya daya ingatan, pikiran, perbuatan, dan psikisnya masih fresh bahkan, ada lho anak yang memiliki kecerdasan di atas anak-anak seusianya. 

Semua tergantung pada lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat yang membangun diri anak. Jika kedua orang tua dan keluarga yang mendidiknya dengan sepenuh hati, tentu anak itu akan tumbuh dengan baik begitu pula sebaliknya.

Pengaruh Dua Alam

Sebenarnya lingkungan tempat tinggal kita ini juga menentukan seberapa kuatnya kita dalam meraih impian lho. Lah kok bisa sih kak? Iya bisa, coba kita bayangkan sedang berada di kelas saat pelajaran sejarah berlangsung, coba cek akan ada berapa orang yang menguap bahkan sampai tidur. Tapi kan masih ada yang fokus memperhatikann pelajaran kak? Iya memang ada tapi hanya segelintir saja yang fokus. Lho kenapa ya kak? Karena ngantuk itu menular, orang yang berada di samping orang yang menguap lama kelamaan pasti akan menguap juga. Lama kelamaan jadi satu kelas yang ngantuk eh, gurunya ngajar sendiri, hehe. 

Begitu pula jika kita berada di lingkungan para murid yang suka menyontek pasti lama kelamaan kita akan nyontek juga. Ini semua tergantung bagaimana sikap kita dalam memilih lingkungan pendukung bukan penikung ya. 

Selain, lingkungan luar ada juga lingkungan dalam yaitu lingkup keluarga. Seperti yang kita tahu ada pepatah berkata "buah tak jatuh dari pohonnya" maksudnya segala sesuatu itu takkan jauh berbeda dengan awalnya. Kita bisa lihat beberapa kasus KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) yang sedang marak terjadi bahkan, sempat terjadi peningkatan apalagi di masa pandemi seperti sekarang ini. 

Sudah tentu hal ini menjadi tekanan batin bagi anak-anaknya dari yang balita hingga remaja. Tidak menutup kemungkinan segala harapan, impian, dan motivasi yang dulu dimiliki kini hancur berkeping-keping karena adanya KDRT. Mirisnya akan ada banyak hal yang berdampak negatif bagi masa depan anak. Mereka akan mencari dunianya sendiri untuk melepaskan tekanan yang berat dari diri mereka. Bisa saja mereka melakukan penjarahan, jadi anak jalanan, perbuatan asusila, dan sebagainya. 

Maka dari itu keluarga menjadi wadah terpenting yang harus benar-benar dijaga dan dirawat agar langgeng kini dan nanti.

The Next Survivor

Impian hanya akan jadi angan-angan selama kita diam tanpa melangkah sedikit pun. Nah, sebenarnya kita sendiri yang bisa menentukan langkah, jangan dikira langkah itu hanya asal-asalan saja yang penting maju. Modal nekat memang salah satu cara untuk memberanikan diri mencoba tapi juga harus patuh protokolnya juga agar tidak tersesat. Baru setelah itu tinggal kitanya saja yang menentukan, mau melangkah nggak? Kalau nggak mau melangkah nggak akan pernah tahu seberapa panjang perjalanan yang kita lewati kan ya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun