Mohon tunggu...
Umi NurBaity
Umi NurBaity Mohon Tunggu... Penulis - Penulis serabutan

Man jadda wa jadda

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Waktu, Sebuah Kefanaan Duniawi

16 Oktober 2020   11:09 Diperbarui: 16 Oktober 2020   11:29 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pngegg.com

Waktu tidak bisa lepas dari segala aspek kehidupan manusia. Waktu menjadi hal terpenting yang wajib kita perhatikan. Kita mungkin pernah merasakan bahwa waktu bergulir begitu cepat, kita merasa baru tadi pagi bangun eh nggak tahunya sudah sore. 

Apalagi di saat pandemi covid-19 yang mengharuskan kita beraktivitas di rumah. Pasti akan ada banyak waktu luang yang terbuang begitu saja karena kita yang terus dibelai rasa malas. Sebagian orang lebih sibuk dengan gadget hingga melupakan kewajiban apa yang harus mereka lakukan. Mereka terus menerus membuat alasan dan suka menunda-nunda pekerjaan padahal waktu sudah semakin mepet.  

Merugi Tanpa Arti

Rugi adalah satu kata yang paling kita benci sebab bisa menghancurkan diri kita sendiri. Baik bertahap maupun secara langsung. Kerugian tidak hanya dipelajari dalam ilmu perdangangan saja tapi juga menyoal waktu. Banyak di antara kita yang suka meremehkan perkara waktu. Mereka berpikir bahwa waktu itu bisa ditunda dan mereka percaya akan ada banyak peluang untuk mengerjakan kewajiban di lain waktu. Padahal, sebenarnya kitalah yang salah mengartikan waktu sebab waktu tidak bisa digantikan dengan kesempatan yang lain. Hal yang paling sering kita tunda-tunda bahkan, diremehkan yaitu ibadah. 

Mayoritas orang Indonesia kecanduan pada gadget dan tayangan televisi. Saya pernah mengamati nenek saya yang suka menonton kisah romantis di televisi sampai larut malam bahkan, sholatnya sempat ditunda dulu. Selain itu, saya juga mengamati beberapa teman sekelas saya yang sering alasan sewaktu diajak sholat. Mereka menolak dengan berbagai alasan dan cara agar bisa menghindar dari ajakan saya.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam  bersabda, "Tidak akan bergeser kaki manusia di hari kiamat dari sisi Rabbnya sehingga ditanya tentang lima hal: tentang umurnya dalam apa ia gunakan, tentang masa mudanya dalam apa ia habiskan, tentang hartanya dari mana ia peroleh dan dalam apa ia belanjakan, dan tentang apa yang ia amalkan dari yang ia ketahui (ilmu)."  (HR. At-Tirmidzi). 

Dari sini kita bisa lihat seberapa pentingnya waktu di kehidupan ini. Bayangkan saja jika kita berada di pengadilan Allah, kita akan menjawab apa saat ditanya soal waktu yang kita habiskan? Tangan, kaki, dan anggota lainnya bersaksi di hadapan Allah sedangkan mulut diam terkunci. Pernahkah kita berpikir sejauh itu sob?

Gengsi Dinasihati

Nasihat adalah sesuatu yang umum kita dengar setiap harinya. Saat kita dinasihati oleh orang tua pasti kita akan patuh padanya lain halnya jika nasihat diberikan oleh teman. Mayoritas orang jika diberikan kritik, saran, dan nasihat pasti akan ada penolakan walau hanya sedikit. Apalagi yang diberikan nasihat itu remaja sudah pasti susah diterima karena remaja cenderung mengedepankan ego dan lebih memegang prinsip "bodo amat". 

Saya pernah menasihati teman sekelas dengan lembut tapi dia seringkali "meng-iyakan saja" tanpa ada perubahan. Patut disayangkan atas degradasi moral yang marak terjadi pada remaja. Inilah yang bisa merusak generasi milenial sekarang ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun