Awalnya sekolah diliburkan selama dua minggu hingga sampai detik ini pun sekolah belum berani dibuka karena belum ada kejelasan tentang kapan dibukanya akses pembelajaran tatap muka.Â
Kemudian pemerintah mencanangkan sistem pembelajaran ala corona yaitu sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) via online. Â
Tugas Online
Pembelajaran Jarak Jauh atau PJJ pun menjadi solusi terbaik yang bisa dilakukan saat ini. Namun, tak selamanya solusi bisa berjalan mulus tanpa kendala seperti apa yang telah diperkirakan sebelumnya.Â
Kendala berawal dari segi teknis misalnya akses jaringan yang susah didapat, kuota yang menipis, tidak memiliki smartphone, dan sebagainya. Itu memang bisa diatasi baik oleh pemerintah dengan memberikan bantuan kuota gratis maupun dari pihak lain yang berbaik hati menolong.Â
Akan tetapi, masih ada kendala lain yang menjadi polemik khususnya bagi para pelajar misalnya dari segi kualitas pembelajaran guru kepada murid.Â
Jujur saja banyak para murid yang masih mengeluh karena tugas yang diberikan guru bersifat ambigu, seolah hanya bisa ditangkap setengah-setengah saja. Sekarang kita ambil contoh misalnya disuruh untuk mengerjakan soal paket tapi jawabannya dikirimkan melalui google classrom atau lewat link yang diberikan.Â
Memang benar keduanya bisa mempermudah murid dalam mengerjakan tapi ada pula server link yang error atau sistem google classroom yang error bahkan sampai-sampai murid tidak bisa mengerjakan kewajibannya  dengan baik.Â
Secara spontan murid akan menghubungi guru dan bertanya tentang tugas, anehnya ada segelintir guru yang tidak mau tahu bahkan tak menghiraukan pesan muridnya. Kesannya seolah tugas menjadi beban berat yang tak kunjung diberikan kejelasan oleh guru.Â
Sudah tentu ini menyebabkan rasa jengkel para murid sehingga menyebabkan tumbuhnya rasa malas mengerjakan tugas. Padahal nilai sangat membantu para pelajar dalam melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi nantinya.Â