Mohon tunggu...
Umi Lasminah
Umi Lasminah Mohon Tunggu... Penerjemah - warga Jakarta, Indonesia, Semesta. Manusia adalah paling mulia, paling sederhana sekaligus paling kompleks

just the note of personal ideas, in searching of TRUTH as woman who live in Beautiful Indonesia, the legacy of GREAT NUSWANTARA created by the Ancestor of great human

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kelas Menengah Penguasa Media

17 Juli 2015   10:14 Diperbarui: 17 Juli 2015   10:14 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hentikan Wacana Kelas Menengah Penguasa: case change.org

Wacana kelas menengah ada di socmed dan change.org. Mereka merasuk ke kaum pengguna teknologi belum tentu terdidik, tapi pasti kelas menengah. Kecuali FB tg lebih bisa diakses publik non kelas menengah (krn dg HP esia sj bisa FBan)..

Wacana kelas menengah sudah membahayakan pembelajaran demokrasi Kerakyatan Pancasila, yang guyub, musyawarah bukan dengan tekanan-tekanan massa seperti yang dipertontonkan change.org bolehlah bila petisi ini dimanfaatkan untuk tujuan harkat kemanusiaan, lingkungan hidup, perlindungan habit hewan, atau reservasi nilai budaya positif. Tapi agak aneh jika sudah digunakan untuk maksud politik. Menekan presiden, atau menekan pemerintah namun demi INTI penyelamatan atau perlindungan satu dua orang SAJA..

Begini siapa yang bisa ikut petisi change.org, namun verifikasinya bisa dipertanyakan juga karena individu bisa mengajukan petisi. Saya juga pernah turut menandatangani, apabila termasuk kemaslahatan orang banyak dan gamblang jelas pembuktiannya. Dan bukan orang per orang sasaran bela nya, namun sistem.

Sebagai aktivis yang pernah bekerja bersama dengan banyak yg sekarang giat melakukan Perang WACANA... Saya sungguh-sungguh menyesali kondisi ketidak harmonisan tata hubungan antar Lembaga Pemerintah yang semakin digosok-gosok oleh Wacana kelas menengah..yang menguasai hampir semua medsos dan media elektronik.

Mengapa saya menyesal, Rakyat banyak dan kebanyakan yang bukan kelas menengah umum pengguna medsos, masih bekerja terus berjuang untuk makan dan sejahtera, memang ada beberapa diantaranya memanfaatkan medsos untuk peningkatan ekonomi...Bukankah ini yang lebih baik, solidaritas bersama di medsos dapat dilakukan seperti  Koin Prita, atau sopir taksi  yang anaknya butuh bantuan terbantu lewat path dsb.

Apakah para kelas menengah netizen yang terpelajar tidak menangkap bahwa pemerintahan Jokowi ini diganggu oleh mereka yang tidak ingin Indonesia bangkit..Padahal dulu Jokowi jadi presiden pun didukung oleh Netizen kelas menengah, tapi netizen ini memang berbeda yang tdk termasuk aktivis prodem, denganpengaruh 'hegemoni' demokrasi versi barat.

Coba bila diperhatikan dengan seksama awal mula pemerintahan Jokowi diganggu dengan ketidakstabilan nuansa politik elit (jabatan para pejabat mau kpk.jaksa.polri.mk atau apapun intinya pejabat), siapa yg mentidakstabilkan Media Massa. Siapa pemegang media massa? Kelas menengah.  Siapa yang terlibat mereka mereka saja, dia-dia saja. Adakah rakyat kelasnbawah petani, nelayan atau siapapun non kelas menengah yang giat..jangan tuduh mereka tak asa akses informasi.. Ada. Namun apakah mereka memerlukan informasi tersebut , disaat dalam pikiran mereka yang dibutuhkan adalah ketersediaan air untuk irigasi, harga solar murah untuk melaut, mereka sedang bekerja berjuan untuk hidup. Jikapun merekanpunya email belum.tentu dimanfaatkan untuk mendaftar change.org. berapa sih jumlag petisi dengan orang yang itu-itu saja di change org..10.000? Atau.. Bandingkan dengan 259000000 penduduk Indonesia

Fenomena menggoyang Jokowi sebenarnya haruslah dilihat dengan pertanyaan dari dampak kebijakan Jokowi:

Apa tidak ada negara lain yg sakit hati bahwa.    1. Per 1 July 2015 transaksi harus dgn rupiah?

2. Hukuman mati gembong  narkoba

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun