Mohon tunggu...
Umi Hanik
Umi Hanik Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Iain jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kecanduan Gadget

17 Oktober 2021   22:10 Diperbarui: 17 Oktober 2021   22:35 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamualaikum warahmatullaahi wabarakatuh

Semoga kita semua diberikan kesehatan dan selalu dalam perlindungan sang Pencipta. Amin

Kecanduan game bukan lagi prediksi di tengah makin dalamnya penetrasi gadget, terutama ponsel pintar dan tablet.mulai dari coba coba lalu keasyikan dan pada akhirnya keterusan. Kecanduan gawai pun dibagi menjadi beberapa kategori. Misalnya, adiksi gawai, judi online, media sosial, dan tontonan porno.

Game ditengarai menjadi jenis kecanduan perilaku yang paling banyak terjadi, terutama tipe online dengan multipemain seperti Mobile Legends dan PUBG. Permainan ini cenderung disukai karena melibatkan relasi dengan orang lain serta bisa menjadi pelampiasan stres. Adiksi ini memang sudah mendapatkan perhatian dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) beberapa waktu lalu telah menetapkan kecanduan bermain game sebagai salah satu gangguan mental dan disebut dengan istilah gaming disorder.

Saya ambil contoh kasus kecanduan gadget ditemukan pada dua anak di Bondowoso pada awal 2018. Kedua anak tersebut dirawat di Poli Jiwa Rumah Sakit Umum Daerah Koesnadi Bondowoso, Jawa Timur, karena menunjukkan gelagat seperti layaknya orang yang kecanduan narkotika.Salah satunya bahkan membentur-benturkan kepalanya ke dinding ketika sangat ingin menggunakan gawai namun tak diizinkan oleh orangtuanya. Korban bahkan menjadi agresif dengan marah-marah dan membenturkan kepala ke dinding.

Adapun kecanduan gawai memiliki sejumlah gejala, antara lain:

1.Perilaku dilakukan berulang

Seseorang sudah bisa dikategorikan kecanduan jika melakukan suatu aktivitas atau perilaku secara berulang dengan pola yang bersifat maladaptif atau mengganggu kehidupan sehari-hari.

2.Toleransi

Seseorang dapat dikategorikan kecanduan jika dia membutuhkan jumlah atau waktu yang lebih banyak untuk menghasilkan efek kesenangan yang sama dengan sebelumnya.

"Misal, ketika main games awalnya 30 menit tapi dengan alasan mengatasi stres. Lama-lama dia membutuhkan waktu lebih panjang bahkan pasien saya hingga 18 jam, untuk mengatasi stres.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun