Hujan, ada kalanya menguak kenangan lewat rintik-rintiknya di atap
Menembus bilik sepiku nan lembap.
Pada lembar-lembar gambar di album buram.
Aku merangkainya menjadi cerita di atas kertas kusam.
Tentang lelaki yang pergi
Tentang cinta yang terbagi
Menyisakan luka hati.
Begitulah, musim hujan pun  lekas sekali berganti kemarau.
Ada saat sejenak menjebakku dalam labirin masa lalu.
Menapak tilas  jejak-jejak langkahku.
Kadang kubertanya-tanya sendiri, adakah dia masih hidup ataukah telah mati.
Ketika berpuluh-puluh musim berganti
Ah, mengapa aku harus peduli?
***
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!