"Kamu yang lebih pintar!" hardikmu.
Astaghfirullahal adziim.
//
Sering sudah kukatakan, Â calakalah kita! Â jika engkau meninggalkan Tuhan.
Sebab di akhir nanti segalanya harus dipertanggungjawabkan.
Harta dan tahta hanyalah titipan sementara.
Pada saatnya akan diminta oleh sang Maha Kuasa dengan cara yang tak pernah kita duga.
//
Pada akhirnya kesabaranku mulai menipis, terkikis olehmu yang kian semena-mena.
Engkau bukan lagi panutan keluarga, bukan lagi raja di istana cinta.
Buah hati kita harus diselamatkan dari nahkoda yang lupa daratan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!