Mohon tunggu...
Umi Fitria
Umi Fitria Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary Me

Seorang Ibu, wanita, teman, partner yang selalu ingin membuka hati dan pikiran untuk belajar tentang hidup. visit my blog on https://www.simpelmommy.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kenangan dan Transformasi Kereta Api dari Masa Kecil sampai Dewasa

28 September 2022   10:40 Diperbarui: 2 Oktober 2022   08:10 648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat membaca judul kereta api dan Kompasiana mengajukan pertanyaan, apakah kamu anak kereta? Well, bisa dibilang ya saya termasuk salah satu anak kereta.

Bagaimana tidak, kereta sudah menjadi salah satu alternatif pilihan transportasi darat yang menawarkan berbagai keunggulan, selain waktu tempuh yang lebih cepat dibanding kendaraan via jalur darat lain.

Di kereta kita juga bisa beristirahat dengan nyaman dengan segala fasilitas yang ditawarkan di dalam nya. Istilanya tinggal duduk santai menunggu perjalanan sampai di tempat tujuan tanpa harus khawatir macet-macetan dan berbagai drama perjalanan darat lain bila kita menggunakan kendaraan pribadi.

Masih ingat sekali pertama naik kereta kala itu adalah kereta api lokal yang menghubungkan antarkota dalam satu provinsi. Waktu itu saya masih sekolah dasar dan jujur kesan pertama saat naik kereta kala itu adalah kapok, saya tidak mau lagi naik kereta, cukup ini jadi yang pertama dan terakhir.

Musababnya, waktu itu kami berada di gerbong ekonomi. Karena gerbong yang ada kala itu hanya ekonomi mengingat rute jarak yang pendek, sehingga mau tidak mau selain berbagi kursi dan bersesak-sesak dengan penumpang lain, kami juga harus berbagi tempat dengan makhluk hidup lain. 

Ya, di dalam kereta waktu itu saya juga menyaksikan ayam yang ikut naik, tidak hanya ayam ada juga anak kambing yang dibawa naik kereta.

Haha, entah apa yang dipikirkan sang empunya ternak waktu itu, mungkin mereka ingin membawa ternak sebagai oleh-oleh di tempat tujuan atau untuk diperjual belikan, yang pasti selama perjalanan sudah bisa dibayangkan aroma-aroma yang menyertai kami, belum lagi pedagang asongan yang brutal menjajakan jualan nya dan tidak sedikit yang memaksa. 

Kapasitas gerbong yang overload sampai-sampai pemandangan orang tiduran ber alas koran pun kerap dijumpai saat kita berjalan menyusuri lorong kereta. Wah, sungguh pengalaman naik kereta di masa kecil yang kurang mengesankan.

Sejak pengalaman itu, lama saya tidak naik kereta karena seingat saya keluarga kami waktu itu lebih memilih naik bus saat akan melakukan perjalanan darat. 

Jadi bisa dibilang hingga saya beranjak dewasa dan mulai pertama bekerja, kebetulan saya bekerja di luar kota waktu itu dan mengharuskan menempuh perjalanan darat yang lumayan jauh dan lama, sehingga opsi kereta ini masuk lagi ke dalam pilihan saya.

Masih sedikit trauma apakah nantinya saya akan berbagi kursi dengan ayam lagi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun