Mohon tunggu...
Umi Fitria
Umi Fitria Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary Me

Seorang Ibu, wanita, teman, partner yang selalu ingin membuka hati dan pikiran untuk belajar tentang hidup. visit my blog on https://www.simpelmommy.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Haruskah Wanita Meninggalkan Hobinya Setelah Menikah dan Punya Anak?

26 Mei 2022   09:48 Diperbarui: 27 Mei 2022   06:07 1178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wanita dan karier | Ilustrasi by Freepik

Menjadi wanita dalam stereotip masyarakat yang mana masih sangat kental memegang norma-norma memang susah-susah gampang. 

Bukan berarti norma masyarakat atau adat istiadat itu jelek, bukan, namun di era modern dengan keterbukaan informasi sekarang ini sepertinya sudah sering kita lihat bagaimana gesekan nilai-nilai antara norma-norma itu sendiri dengan prinsip kemajuan zaman yang diagung-agungkan oleh banyak orang.

Kemajuan zaman dan teknologi sedikit banyak pasti juga akan berpengaruh terhadap pola pikir seseorang karena informasi sudah terbuka lebar sehingga yang tadinya kita hidup terkungkung sekarang kita lebih open minded dalam memandang dan menyikapi hidup. 

Sebagai orang timur kita selalu diingatkan bahwa semodern-modernnya kita, kita tetap harus berpegang teguh pada adat ketimuran kita.

Adat nenek moyang kita dan tidak meninggalkan jati diri kita, pada poin ini setuju karena itu adalah identitas dan jati diri kita sebagai sebuah bangsa. Namun kita juga tidak boleh apatis dan saklek saat datang perubahan-perubahan, lebih tepatnya kita harus bisa moderat dan seimbang dalam menyikapi semua perubahan ini.

Berbicara tentang norma, ideologi dan apapun namanya yang berkaitan dengan bagaimana masyarakat memandang seorang wanita tentu sangatlah menarik, bukan? Mengapa? 

Karena sejarah wanita dari zaman dahulu hingga sekarang masih lekat dengan framing sebagai individu yang tidak lebih superior dari pria. Wanita lebih mudah untuk mendapatkan stigma dan labeling daripada kaum pria karena posisi wanita yang bisa dibilang cukup strategis dalam tatanan masyarakat.

Saat masih lajang, kita sebagai wanita bisa bebas melakukan apapun yang kita inginkan, bersekolah setinggi mungkin, mengejar karir, melakukan hobi dan passion dan banyak lagi hal lainnya.

Namun saat kita sudah memasuki jenjang pernikahan dan menyandang status sebagai seorang istri dan ibu, maka dunia kita pun akan berubah seketika.

Tidak sedikit yang  kita temui wanita-wanita yang dulunya mempunyai hobi dan kesukaan terhadap bidang-bidang tertentu, tiba-tiba menghilang dan vakum lama bahkan benar-benar menarik diri saat mereka sudah menikah dan mempunyai anak dengan alasan ingin fokus mengurus keluarganya, apakah salah? 

Tentu tidak, karena ini juga adalah alasan yang sangat mulia tentunya, mendedikasikan diri untuk memastikan keberlangsungan keluarga kecil kita. 

Mungkin bisa dipahami bahwa saat awal-awal menikah dan mempunyai anak kita ingin seratus persen fokus dengan keluarga kita, namun di tengah-tengah kesibukan dan peran kita sebagai istri dan ibu, adakalanya kita juga merasa jenuh yang bila ini terjadi berlarut-larut bisa menimbulkan stres hingga depresi.

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mencegah itu semua adalah dengan kembali melakukan hobi atau hal-hal yang kita sukai seperti dulu. Tidak ada aturan bahwa setelah menikah dan punya anak wanita tidak boleh lagi melakukan hobi dan kesukaannya, tidak ada. 

Wanita bebas melakukan apa saja yang membuat mereka bahagia dan merasa fulfilled selama itu  positif dan tentu saja tidak mengesampingkan tugas dan kewajiban utamanya ya. 

Dengan kembali menekuni hobi atau bahkan mencoba hal-hal yang baru, maka ini bisa menjadi sarana mengekspresikan dan aktualisasi diri yang positif sehingga akan menjauhkan kita dari kejenuhan dan pikiran-pikiran negatif yang biasanya muncul saat kita lelah dan penat secara mental.

Mungkin yang menjadi penyebab para wanita mulai enggan dan meninggalkan hobinya selain masalah manajemen waktu adalah masih adanya pandangan bahwasanya saat kita sebagai wanita melakukan hal-hal di luar urusan domestik rumah tangga, maka akan terkesan seperti kita egois dan abai dengan tugas dan peran kewanitaan kita. Padahal, sebenarnya kalau dipikir-pikir bisa jadi itu hanya prasangka kita saja atau hanya penilaian dan kesan dari  orang lain yang tanpa dasar. 

Dengan kembali aktif melakukan hobi, justru kita akan kembali menemukan diri kita sendiri dan passion kita, bahkan tidak dipungkiri dengan melakukan hobi atau mencoba hal baru kita bisa menggali bakat dan potensi diri yang mungkin selama ini terpendam.

Menjadi wanita, terutama setelah menikah dan mempunyai anak bukanlah halangan untuk terus maju dan berkembang, justru saat kita senantiasa belajar dan meng-upgrade nilai diri kita, maka itu juga akan menjadi legacy dan contoh bagi anak-anak kita kelak karena mereka memiliki role model di depan mata mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun