Mohon tunggu...
Vanessa Valentina
Vanessa Valentina Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Rumah Tangga

Mampir sini sejenak istirahat dari beratnya hidup. Puisi ku ringan tak kan membebani hidupmu.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Tidak Ada Yang Benar-Benar Menjadi Rumah

16 Januari 2022   12:13 Diperbarui: 16 Januari 2022   12:17 676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Tidak pernah ada yang benar-benar menjadi rumah

Sejatinya saat mulai mengharapkan seorang insan siapapun itu akan selalu ada kecewa. Mereka datang lalu pergi tidak ada yang pernah benar-benar duduk diam bersama kita. Mereka singgah sejenak lalu pergi entah kemana. Semua yang datang lalu pergi meninggalkan kita seorang diri.

Benarkah Tuhan menciptakan manusia berpasangan? Nyatanya tidak semua seperti itu. Ada yang menanti mati dengan kesendiriannya. Karena terlalu takut akan dahsyatnya perasaan yang indah namun suatu saat bisa saling menyakiti.

Tidak pernah ada yang benar-benar menjadi rumah

Saat pulang ke rumah yang di tuju. Tentu rumah yang nyaman dan yang pantas adalah pilihan yang pas. Tak selalu rumah yang menurut kita cocok dan layak untuk di huni. Nyatanya banyak yang memilih tetap tinggal di rumah karena keadaan dan menjadi terpaksa.

Tidak ada yang benar-benar menjadi rumah

Membayangkan bisa pulang ke rumah sesuai dengan yang di harapkan. Rumah yang membuat kita tak ingin pindah. Itu impian semua insan. Tidak banyak memang yang benar-benar menemukan rumah yang pas. Kebanyakan seperti merasa terjebak dalam situasi. Dan tidak ada yang benar-benar bisa memahami selain diri sendiri.

Setidaknya rumah itu ada dalam hati kita. Temukanlah kebahagian dalam hati kita. Itu bisa mnyelamatkan hidup kita. Berbahagialah dengan alasan kita pantas berbahagia. Waktu selalu memberi kesempatan untuk hati kita berbahagia. Mengubah luka karena di tinggalkan menjadi bahagia. Selama jantung masih berdetak selama itu pula kita pantas berbahagia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun