Duduk bersandar dibawah pokok pisang
Sepoi angin membujuk tenang
Mata terkantuk mengidam jumpa selendang mayang
Aduhai selendang mayang
Sekapur sirih aku hadiahkan sebagai sambutan selamat datang
Kompang dipalu dendangkan pantun suka cita pertanda hati yang riang
Selendang mayang memang menawan
Penyejuk hati penawar mata agar tunduk pandangan
Minum selasih hidangkan ketan
Ketan dilahap dengan kuah santan
selendang mayang telah lama aku dambakan
Sudilah kiranya menjadi istri idaman
Aduhai selendang mayang
Pemikatnya bukan lagi paras tapi tutur bahasa
Siapalah orangtua yang telah merawat tanpa jasa
Pastilah senang hati kiranya anak tunggal sudah dewasa
*03-Januari-2022*
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!