Mohon tunggu...
Ulviana
Ulviana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah presiden untuk diri saya sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Film

Sinopsis Film Bollywood "Jagga Jassos"

11 April 2021   01:16 Diperbarui: 11 April 2021   01:19 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
web.codedfilm.com.ng

Sutradara : Anurag Basu
Tahun: 2017
Pemeran: Ranbir Kapoor, Katrina Kaif, Saswata Chatterje, Sayani Gupta


Dari cover film yang saya temui di google terlihat seperti film adventure. Awalnya kecewa karena alur cerita tidak sesuai perkiraan saya. Film yang berawal dari sebuah dongeng untuk anak-anak, namun ternyata cocok juga dikonsumsi orang dewasa. Bagaimana tidak, film dengan gaya detektif ini berusaha memberi contoh menjadi anak yang berbakti kepada orangtua sekaligus memberi contoh bagaimana menjadi seorang dewasa yang teguh, berani, dan profesional. Selain itu, selipan komedi juga menjadi lampu merah untuk otot agar tidak selalu tegang ketika nonton adegan yang seharusnya menegangkan.

Jagga, pemain utama dalam film tersebut, yang merupakan anak sebatangkara yang tidak tahu darimana asal usulnya, semasa bayi ditemukan di pojok rumah sakit. karena tidak ada yang berminat mengadopsi, ia besar di rumah sakit sampai usia kanak-kanak. Karena lingkungan tidak membantunya belajar mengeluarkan kata-kata, ia tidak pernah bicara. Hingga suatu hari, saat ia bermain di luar rumah sakit, ia menemukan seorang bapak-bapak dengan luka parah dan tak sadarkan diri. Ia segera membawanya ke rumah sakit. bapak-bapak itulah yang bernama Bagchi, yang nantinya mengangkat Jagga menjadi anak sematawayangnya. Bagchi pula yang mengajari Jagga berbicara untuk kali pertamanya dengan metode lantunan lagu.

Mereka hidup bahagia. Saling melengkapi. Kebetulan Bagchi juga sebatangkara, sehingga Bagchi menemukan anak dan Jagga menemukan ayah. Namun kebahagiaan itu tidak lama, karena tiba-tiba Bagchi pergi meninggalkan Jagga di asrama tanpa memaparkan alasan. Misteri itulah yang kemudian menarik takdir Jagga sehingga ia menjadi seorang detektif.

Film ini dibumbui dengan adanya pemain ketiga, yaitu Shruti, seorang jurnalis investigasi yang nantinya akan berkolaborasi dengan Jagga dalam perjalanannya. Awalnya keduanya memiliki visi yang berbeda, namun karena takdir seakan berkata bahwa keduanya saling membutuhkan, akhirnya mereka membuat misi yang sama. Dengan misi yang sama itu mereka dapat menggapai visi masing-masing.

Untuk menggapai visi tersebut mereka memiliki sebuah bekal masing-masing. Jagga yang berbekal nekat, cepat, dan tepat. Sedangkan Shruti yang walaupun agak ceroboh namun ia selalu pantang menyerah dan berani mengambil resiko. Setelah sampai pada klimaks cerita, saya baru menyadari bahwa film ini cocok juga dijadikan sebagai film adventure. Karena memang kisah yang dipilih sutradara adalah kisah yang berbeda, sehingga membentuk karakter Jagga dan Shruti seorang petualang.

Kita bisa belajar dari Jagga bagaimana berterimakasih pada seorang ayah. Walaupun pada akhirnya petualangan Jagga bukan hanya untuk mencari ayahnya, namun juga ingin menyelesaikan kasus yang menyebabkan ayahnya menjadi buronan. Dari situ kita dapat melihat bahwa niat yang baik dapat menarik kebaikan lainnya pula. Jika dipikir-pikir, memang kelihatannya Jagga seperti membuang-buang masa mudanya. Yang seharusnya ia duduk di bangku sekolah, tapi ia malah berkeliaran; bertarung dengan para anggota penyeludupan senjata gelap. Yang seharusnya berdiam diri di asrama putra, tapi malah berpetualang dengan seorang gadis yang lebih tua darinya; dan tanpa sengaja malah jatuh cinta.

Namun, bukankah dari proses petualang itu Jagga justru mendapatkan ilmu yang tidak didapatkan teman-temannya? Seperti bagaimana cara bertarung, menghindari hujan peluru, membaca pikiran lawan, mencari uang untuk bertahan hidup di perjalanan, dan lain-lain yang masih banyak lagi yang sulit disebutkan.

Sama seperti halnya Shruti. Shruti yang awalnya hanya ingin mencari dan mencuri berita mengenai penyeludupan senjata ilegal, namun akhirnya ia ingin menyelesaikan kasus tersebut. Padahal Shruti tahu bahwa kematian kekasihnya dulu adalah karena kegigihannya dalam menguak kasus tersebut. Sebagai seorang wanita yang seharusnya menghabiskan waktu menangisi keadaan karena sangat berduka dengan kejadian tersebut, namun ia tetap kokoh pada pilihannya untuk menguak kasus sebagai seorang jurnalis investigasi. Seperti tidak ada hal yang Shruti takutkan ketika memilih berhadapan dengan orang-orang besar lengkap dengan senjatanya.

Kedua tokoh tersebut memang mempesona. Akan lebih terpesona lagi jika kita menonton secara langsung bagaimana filmnya. Dengan begitu kita akan kembali diingatkan bahwa film tersebut hanya dongeng untuk anak-anak yang diambil dari kisah nyata dari pendongeng. Dari situ kita bisa belajar bahwa anak-anak perlu diberi pemahaman mengenai isu-isu penting yang masih kekinian. 

Anak-anak adalah kertas kosong yang dapat menerima pensil manapun untuk menuliskan sebuah pelajaran. Karena ini film india, dan kasus yang dicontohkan di film adalah mengenai penyeludupan senjata, kita samakan dengan konteks di Indonesia sendiri ya. Contohnya seperti pendidikan seks di masa sekarang yang terdengar masih tabu, padahal pendidikan seks penting dipahami anak-anak untuk melindungi mereka sendiri sejak dini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun