Mohon tunggu...
Ulvia Nur Fianti
Ulvia Nur Fianti Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer and Student

1.Aktivis Intellectual Movement Community (IMC) 2.Ex Ketua YBM BRI Kanwil Malang - KC Jember 3.Ketua Departemen RnI KSEI 4.Kader PMII Rayon FEBI 5.Tutor Obama Learning Center 6.Freelancer and Student of Islamic Banking Dept.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Analisis Dampak Covid-19, Pertaruhan Ekonomi Vs Kesehatan

21 Maret 2020   20:45 Diperbarui: 21 Maret 2020   21:09 17066
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Perang Dampak Ekonomi Vs Kesehatan

Kembali kepada Pro dan Kontra Lockdown Covid-19

            Sejumlah kalangan mendesak pemerintah untuk segera melakukan lockdown, bahkan lockdown selalu menjadi trending topics di Twitter Indonesia akhir-akhir ini. Memang sebagian dari kita meminta untuk lockdown karna mengikuti kebijakan mainstream negara yang sudah terpapar Covid-19. Namun alangkah baiknya, kita belajar dulu bagaimana kondisi negara lain ketika menerapkan lockdown di negaranya.  

            Lockdown sendiri pertama kali dilakukan oleh Tiongkok untuk mengisolasi wilayah tempat pertama kalinya terpaparnya virus, yaitu kota Wuhan.  Kala itu, jumlah kasus positif Covid-19 sudah melebihi jumlah rumah sakit dan tenaga medis. Akibatnya pemerintah Tiongkok kewalahan dan melakukan langkah ekstrem dengan mengisolasi kota Wuhan, untuk menciptakan social distancing dan menekan laju penyebaran coronavirus. 

        Selain itu, tujuan lain dari pemerintah Tiongkok mengisolasi kota Wuhan dan provinsi Hubei dikarenakan agar mereka yang mengidap coronavirus yang tidak terdeteksi dan gejalanya ringan dapat beristirahat dan mengisolasi diri di rumah, intinya agar aktivitasnya berhenti secara total, dan tubuhnya kembali fit dan normal sehingga tidak saling tertular dan menularkan. Rupanya upaya tersebut cukup efektif, dalam beberapa pekan angka penyebaran Covid-19 di Tiongkok menurun, bahkan kabar terbaru saat ini per (21/3/2020) dalam kurun 3 hari terakhir, tidak ada kasus baru di Wuhan dan mereka menunggu karantina untuk segera berakhir. Dan dikabarkan 62.000 warga sembuh dari pandemi ini.

         Kita lihat lagi kasus di Korea Selatan, Korsel juga menerapkan lockdown akan tetapi hanya sebagian kotanya saja yaitu kota Daegu, yang diduga menjadi titik awal penyebaran atau epicentrum Covid-19 di Korsel. Aksi pemerintah Korsel yang pro aktif dan juga cepat tanggap, didukung oleh masyarakat Korsel yang disiplin dalam mengikuti instruksi dari pemerintah, membuat angka penyebaran coronavirus perlahan-lahan bisa dikendalikan di negeri drakor itu. Korsel melakukan lockdown sejak Januari 2020, dan sejauh ini 1407 orang sembuh.

            Kita lihat juga di Italia, langkah lockdown Covid-19 rupanya berujung pada lockdown di seluruh kota atau isolasi nasional, hal ini berawal dari masyarakat Italia yang panik pasca diumumkannya lockdown di 1 wilayah, akibatnya banyak warga Italia yang berbondong-bondong pergi mengamankan diri dari satu kota ke kota lain sehingga menyebebkan Covid-19 tersebar di seluruh Italia, dan alhasil angka kematian di negara Italia terus meningkat drastis dan menjadi yang tertinggi hingga saat ini, melansir dari Agence France-Presse atau AFP, kantor berita Prancis, melaporkan, Sabtu (21/3/2020), terjadi 627 kematian dalam sehari (24 jam) di Italia akibat terpapar coronavirus atau Covid-19. Dan sejauh ini korban yang meninggal akibat terpapar infeksi coronavirus berjumlah 4000 orang.

            Kembali ke pembahasan, Meskipun demikian lockdown memang dinilai efektif jika diterapkan  akan tetapi hal ini bukan tanpa syarat, agar langkah ini bisa sukses, Pemerintah harus mampu memberikan instruksi yang tegas kepada masyarakat dan bersedia untuk menjamin kebutuhan pokok masyarakat selama masa isolasi. Kemudian, masyarakat juga harus disiplin, Kita bisa mencontoh warga Korea Selatan yang disiplin terhadap instruksi yang diberikan negaranya. Jadi jangan sampai, menganggap lockdown ini hanya main-main saja dan justru dimanfaatkan untuk kesenangan pribadi, berlibur bersama teman atau tetangga. Ini adalah tugas kita semua, memerangi coronavirus, bukan hanya tugas pemerintah. Negara lain yang sampai saat ini juga menerapkan lockdown adalah Denmark, Spanyol, Iran, Italia,  Filiphina , dan negara lainnya. Di Indonesia sendiri tidak bisa dipungkiri juga memberikan opsi pemerintah untuk melakukan lockdown, akan tetapi seperti yang sudah dijelaskan berkali kali jika memang lockdown diterapkan, Pertama batasan lockdown harus jelas, misalnya seperti di Filiphina tidak boleh ada transaksi antarnegara, semua instansi diliburkan, akan tetapi supermarket yang menjual bahan-bahan pokok tetap dibuka. Kedua, seluruh protokol lockdown harus benar-benar disiapkan baik pasokan makanan dan kebutuhan pokok harus terjaga, Terutama pemerintah harus memperhatikan ketersediaan kebutuhan masyarakat kalangan bawah misalnya para pelaku usaha ultramikro dan pekerja serabutan, yang mengandalkan penghasilan sehari-hari untuk menghidupi keluarganya. Ketiga, ketersediaan tenaga medis dan fasilitas kesehatan yang memadai, dan juga kebijakan finansial harus diberikan stimulus, karena nyatanya lockdown akan menyebabkan jutaan orang bekerja di sektor informal, yang menyebabkan hilangnya penghasilan, akan tetapi beban finansial masyarakat masih terus berjalan, seperti cicilan Bank, cicilan KPR, dan lain sebagainya agar lebih diringankan. Kemudian yang terakhir adalah, pemerintah harus mengantisipasi kemungkinan warga masyarakat yang melakukan panic buying sehingga harus dipastikan bila hal itu terjadi, warga masyarakat masih bisa memperoleh barang-barang kebutuhan dengan harga yang terjangkau.

        Namun sejauh ini, Di Indonesia sepertinya pemerintah belum memiliki rencana untuk melakukan lockdown.  

Presiden mengatakan, “ Sampai saat ini tidak ada kita berpikiran ke arah kebijakan lockdown, kebijakan lockdown baik di tingkat nasional maupun daerah adalah kebijakan pemerintah pusat ” – Ir.H.Joko Widodo

 * Mari kembali kita renungkan, sebenarnya negara kita ini memerlukan lockdown atau tidak? Jawabannya ada di dalam hati teman-teman sendiri, yang terpenting langkah sederhana yang bisa kita lakukan adalah dengan mengikuti instruksi pemerintah sejauh ini yaitu dengan menjaga kesehatan, melakukan social distancing, dan selalu cuci tangan setiap selesai aktivitas, dan yang terakhir sebaiknya kita selalu berdo’a agar wabah Covid-19 ini segera berakhir.

 

 Salam sayang dan peduli, Ulvia Nur Fianti

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun