Mohon tunggu...
Kamaruddin
Kamaruddin Mohon Tunggu... Jurnalis - Masih belajar menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lupa nama, ingat bacaan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Merenung, Bertafakur Dengan Waktu

18 Januari 2020   18:16 Diperbarui: 18 Januari 2020   18:16 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.muslim.co

Banda Aceh - Merenung dengan proses pergantian waktu dan masa. Kita akan menjadi orang biasa ketika kita memandang proses pergantian waktu itu dengan biasa dan kita akan menjadi luar biasa ketika kita memandang proses pergantian waktu itu sesuatu yang luar biasa.

Kedua kebiasan itu akan muncul di saat kita merenung, waktu itu berlalu begitu cepat, meninggalkan hari yang berganti jam, jam berganti menit, menit berganti detik. Sebagian dari manusia yang taat kepada Allah mereka menangis di setiap pergantian waktu, setiap saat yang mereka tinggalkan, setiap waktu yang telah pergi mereka dalam renungan yang mendalam.

Mereka merenung, apakah amal ibadah yang mereka lakukan di terima di sisi Allah Swt atau tidak sama sekali? Apakah waktu yang telah mereka tinggalkan itu meninggalkan kebaikan yang lebih banyak atau justru keburukan yang lebih dominan? Itulah yang membuat mereka bersedih dan meneteskan air mata.

Di waktu yang sama mereka juga bersyukur kepada Allah Swt, karena masih memberikan waktu untuk memperbaiki segala kesalahan yanh pernah mereka lakukan dan juga memperbaiki kualitas ibadah.

Itulah yang seharusnya kita terapkan sebagai hamba Allah Swt, tetapi kita cenderung gembira dan bersuka cita ketika melewati proses waktu tersebut. Gembira dengan berbagai kenikmatan sesaat yang ada di dunia,  dan bersuka cita dengan kelapangan waktu yang di berikan sehingga kita lupa mempersiapkan apa yang menjadi persiapan kita ketika berjumpa dengan Allah Swt.

Waktu yang sudah berlalu, walaupun hanya satu detik itu sangat jauh kali, karena dia tidak akan pernah kembali lagi. Imam Al-Ghazali pernah bertanya kepada para muridnya, "wahai murid apa yang paling jauh dari kehidupan?," Tanya nya.

"Yang paling jauh dari kehidupan adalah titik sebuah kota, wilayah yang tidak dapat di jangkau dalam waktu dekat," jawab Murid Imam Al-Ghazali.

Imam Al-Ghazali mengatakan bahwasanya yang paling jauh daripada kalian adalah waktu yang telah berlalu, satu detik yang lalu itulah yang paling jauh dari kalian.

Maka karena itu, kata Imam Al-Ghazali, bersyukurlah kalian masih di beri waktu oleh Allah Swt, perbaiki segala kesalahan kalian di masalau, dan tingkatkat kualitas ibadah kalian hari ini agar menjadi cermin untuk waktu masa di masa yang akan datang.

Ada tiga spirit terkait proses pergantian waktu

1. Meningkatkan Kualitas Ibadah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun