Mohon tunggu...
Elisa Dwi Prasetya
Elisa Dwi Prasetya Mohon Tunggu... Dosen - Berkacamata

Pengajar di STTBB, Trainer di 24hProject, tinggal di Bandung

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Maksimalkan Gawaimu Menghasilkan Rupiah!

1 November 2017   15:37 Diperbarui: 1 November 2017   15:57 1005
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: https://www.riaume.com

"Mungkinkah hanya dengan handphone (HP) dapat menghasilkan jutaan rupiah?"

INI UNTUK KESEKIAN KALINYA, kenalan, teman, hingga teman dari teman saya bertanya soal bisnis online yang sudah kami geluti sejak 2009 lalu. Dari percakapan singkat dengan mereka, rata-rata mereka sampai pada permintaan, "Ajari saya, ya, memulainya."

Pertengahan tahun 2009 memang menjadi tahun yang tidak pernah kami lupakan. Waktu itu PIN Blackberry (BB) menjadi nomor dan angka yang mencirikan gaya "mewah". Facebook dan twitter pun sudah digunakan oleh hampir semua lapisan masyarakat. Jelas, teknologi itu memudahkan, menyenangkan sekaligus menaikkan gengsi. Bagian terakhir menjadi bagian yang kemudian memicu diskusi panjang bagi saya dan istri.

Di suatu hari, istri saya mengajukkan pertanyaan: "Bolehkah membeli BB?"

Diskusi panjang lebar pun kami lakukan. Di satu sisi, gengsi itu menjadi penting karena luasnya pergaulan kami. Bukan hanya itu, akses "bertemu" teman-teman lama pun makin mudah dengan handphone (HP) BB. Di samping bisa sebagai ajang narsis. Namun, sebenarnya bukan soal itu yang saya, sebagai suami, sedikit menunda mengatakan, "Ya!"  Masalah sebenarnya adalah karena kehidupan kami berdua yang masih pas-pasan. Waktu itu kami masih baru menempati rumah baru kami, rumah yang sedang kami cicil dari pendapatan kami berdua yang pas-pasan. Saya berpikir dalam diskusi kami, dan pada akhirnya saya mengajukan sebuah syarat: "Ya, boleh membeli, tetapi harus bermanfaat."

Dalam perjalanan selanjutnya, istri saya membuktikannya. Dia bisa memiliki PIN BB, selalu membuka FB, dll. Namun sekaligus juga dapat menghasilkan uang tambahan bagi keluarga kami. Wow!

Di pertengahan tahun 2009 itu, kami mendapatkan uang tambahan mulai dari 50.000 s.d. 200.000. Meskipun dalam sebulan sering ga sampai 100.000, namun itu sudah membuat kami senang. Lalu kami pun mulai berdiskusi kembali: Jika memakai HP saja sudah bisa menghasilkan, mungkin akan lebih lagi kalau menggunakan laptop, hehe... Kembali kami mendiskusikan itu berhari-hari. Hingga keputusan berani akhirnya kami ambil: Membeli sebuah Netbook! Bukan Notebook, ya, tetapi Netbook. Lebih murah, bukan?

Sumber gambar: https://thealmostdone.com
Sumber gambar: https://thealmostdone.com


Itu keputusan yang membuat kami sedikit menyesal dan merasa sia-sia, karena sepanjang 1 tahun kemudian sejak membeli Netbook itu, sama sekali tidak menaikkan tambahan uang. Kami sudah membeli sim card Simpxxx, berlanggan internet bulanan. Berharap makin banyak orang membeli produk yang kami jual. Namun ternyata sama sekali tidak menambah, malah mengurangi pendapatan tambahan yang sudah kami dapatkan sebelumnya; apalagi ada biaya bulanan internet yang harus kami keluarkan setiap bulannya. Tekor, dong!

Tetapi di akhir 2010, kami benar-benar mendapatkan hasilnya. Uang yang kami dapatkan bukan lagi menjadi uang tambahan, tetapi seakan-akan menjadi pendapatan utama kami. Ya, di akhir tahun itu perlahan-lahan dalam sebulan pendapatan kami naik 50 X lipat dari sebelumnya!

Semuanya mulai berubah. Keadaan perekonomian keluarga pun makin baik. Senang? Tentu. Tetapi semuanya itu tidak dicapai tanpa usaha dan kerja keras.

Nah, untuk menjawab pertanyaan dari kenalan, teman, hingga temannya teman saya di atas, berikut tips yang kiranya dapat menolong siapapun yang mau memulai bisnis online:

  1. Mulailah dengan tekad, bukan karena keadaan. Keadaan memang bisa memicu seseorang menjadi keras dalam berusaha, tetapi sesudah itu, jika tanpa tekad yang kuat, biasanya ia akan berhenti di tengah jalan.
  2. Gunakan media penghubung online yang kita punya: Facebook, WhatsApp, Instagram, dll. Media Sosial masih menjadi senjata yang ampuh untuk "berjualan", karena hampir semua orang mempunyai dan menggunakannya.
  3. Dulu, penjual online suka menggunakan nama: OnlineShop bla bla, atau nama yang bukan namanya sendiri. Beberapa penjual yang sudah memiliki followers yang banyak, akhirnya gigit jari, karena akun ditutup (cth. FB), karena memakai nama yang bukan nama pribadi. Lebih baik gunakan nama sendiri, bukankah dengan demikian Anda makin dipercaya? Sebagai contoh silakan klik penjual ini: https://www.facebook.com/chrisma.prasetya.1
  4. Jika memungkinkan, buatlah website (sekarang bisa didapatkan dengan harga murah), dan bisa dilakukan pada tahun-tahun awal memulai saja, dengan maksud meningkatkan kepercayaan konsumen. Sesudah mendapatkan kepercayaan, Anda bisa cukup menggunakan media sosial lainnya.
  5. Ingatlah bahwa ada banyak pelaku bisnis online. Banyak saingan. Hal yang membedakan kita dengan pelaku bisnis lain adalah pada: membangun trust dan melayani dengan hati. Jika pelanggan membayar kelebihan dari yang seharusnya dibayar, ya kembalikan selisihnya. Atau jika produk yang Anda kirim cacat, bicarakan baik-baik dengan pelanggan jika ia komplain. Kalau ia meminta ganti, tukarlah dengan yang baru! Rugi, dong? Ingatlah, strategi menggaet pelanggan agar mereka "terikat" adalah dengan membangun trust dan melayani dengan hati. 
  6. Berani mengambil risiko. Benar kata orang, segala sesuatu harus dipikirkan, tetapi jangan lupa berani mengeksekusinya. Risiko adalah pengalaman yang akan membuat Anda mendapatkan jalan lain untuk menyelesaikan permasalahan.
  7. Tekun! Ya, ini bagian penting untuk pelaku bisnis online. Banyak penjual online yang gagal dan tidak meneruskan usahanya lagi, karena mudah menyerah. Sepi, tidak laku, produk sudah banyak, dll. adalah godaan bagi seseorang untuk cepat memutuskan berhenti dari bisnis ini. Yakinlah, tak ada usaha apapun yang berhasil tanpa ketekunan.
  8. Kreatif dalam berjualan. Misalnya, sapalah dengan sopan pelanggan Anda; terkadang pujian lebih efektif dari pada slogan seorang pramuniaga: senyum, sapa, salam. Oya, sangat baik juga jika pelanggan atau calon pelanggan itu dijadikan seperti Raja/Ratu, artinya ia "bebas" bertanya soal produk yang dijual. Jangan sekali-kali mengeluh di wall medsos Anda, kalau menemukan pelanggan yang cerewet, dll. Mereka memang adalah Raja/Ratu.
  9. Kreatif dalam berjualan produk apapun. Ya, tak ada gading yang tak retak. Ga bisa dipungkiri, pelaku bisnis seperti ini makin banyak. Produk-produk import murah dari negeri Ginseng dengan gampang masuk ke negeri kita, bukan? Maka, jeli dalam melihat kebutuhan pasar akan menolong Anda berjualan. Jika pelanggan atau followers Anda sudah ribuan, Anda bisa buat polling sederhana untuk mengetahui kebutuhan mereka. Sulit? Tak ada hasil yang baik tanpa usaha yang banyak.
  10. Cobalah bangun komunitas. Ada banyak komunitas di medsos, seperti komunitas pencinta batik, tenun, hingga sepatu futsal. Jika Anda suka batik, masuklah dan menjadi pelanggan batik dari salah satu anggota komunitas itu. Langkah yang bisa diambil adalah searching di google tentang berbagai komunitas/pehobi yang ada. Seiring perkenalan itu, produk yang Anda jual pun dikenal oleh mereka. Iklan yang tidak perlu mengeluarkan biaya banyak, bukan? Selain itu, ingtlah ini: Jangan sekali-kali Anda melarang pelaku bisnis lain "berjualan" di wall Anda. Karena dari situ Anda sedang dibuka olehnya untuk mendapatkan jaringan yang lebih luas lagi.
  11. Maksimalkan Gawaimu! Ada banyak hal yang bisa dilakukan dengan gadget yang Anda pegang sekarang. Maka tentukan prioritas tujuan penggunaannya. Jika untuk menghasilkan uang tambahan, maka maksimalkan penggunaannya seperti itu. Percayalah, aktivitas Anda menyapa teman, pasang status, hingga selfie tidak akan berkurang sedikitpun meskipun prioritas utamanya menghasilkan rupiah.

"Sukses dimulai dari kemauan dan ketekunan."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun