Mohon tunggu...
Uli Elysabet Pardede
Uli Elysabet Pardede Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

Inspirasiku dalam menulis adalah lagu indah, orang yang keren perjuangannya, ketakutanku dan hal-hal remeh-temeh yang mungkin saja bisa dibesarkan atau dipentingkan… Tuing! blog : truepardede.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Sandal Jepit: Hukum Indonesia Tajam Ke Bawah, Tumpul Ke Atas

4 Januari 2012   18:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:19 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13257002441498415062

[caption id="attachment_161266" align="aligncenter" width="575" caption="Image - VivaNews"][/caption]

Judul terinspirasi dari salah satu komentar di VivaNews. Terkadang saya baca komentarnya saja, tapi beritanya tidak. Hehehe... Lha, iya toh apalagi kalau komentarnya itu bejibun wah enak sekali baca opini-opininya. Tadi saya baca di TribunNews bahwa sekarang AAL si pencuri sendal dinyatakan bersalah akan tetapi karena pertimbangan umur maka dia dikembalikan kepada orangtuanya.

Bingung yach? Sama... Saya juga. Masalah sepele menjadi sebesar ini dan malah mendunia. Dari berbagai sumber menyebutkan bahwa yang ngotot masalah ini dibawa ke pengadilan adalah orangtua dari AAL, dari sumber yang lain menyebutkan bahwa yang ngotot masalah ini dibawa ke pengadilan adalah Briptu AR. Ah, bingung mau percaya yang mana.

Dari kasus sendal jepit ini saya ingin berkomentar tentang tiga tokoh yaitu AAL, Briptu AR dan Bapak Presiden tercinta. Boleh yach? :)

  • AAL, ironis sekali masa remajamu dik. Masalah ini bermula dari dia sendiri. Dia bisa berbangga hati karena ternyata banyak yang membela dia dalam kasus ini. Tetapi yang saya bingungkan jangan sampai solidaritas 1000 sandal menjadi pembenaran untuk mencuri. Oh, menyedihkan Indonesiaku. Menurut saya sendiri generasi seperti AAL ini berpotensi besar untuk menjadi seorang koruptor sukses masa depan. Why? Dia sudah memulainya dengan mencuri hal-hal kecil duluan dan sukses berat. Bagaimana dewasanya ini anak? Gawat! Ada yang bilang juga kalau AAL terpaksa mengaku karena dipaksa polisi. Ya sudah kita tunggu kelanjutannya nanti.
  • Briptu AR, pengayom masyarakat? Ah, yang benar saja kalau yang begini pengayom masyarakat. Apa tidak adakah contoh polisi lain yang bisa dibilang mendekati dari arti kata 'pengayom masyarakat'??? tega-teganya dia menganiaya seorang anak yang jelas bukan tandingannya untuk duel. Kalau berani tuh duel sama Limbad Manusia beton. Lomba makan beling sana!! Bisa-bisanya dia mempermasalahkan pencurian sendal dengan cara yang berlebihan. Bukannya menegakkan keadilan eh malah mencemarkan nama baik kepolisian Indonesia. Seharusnya saat pe-rekrutan jangan  sistem karbitan dong. Tak usah jadi polisi, jadi tukang pukul saja mungkin lebih berfungsi ketimbang jadi polisi repot-repot berseragam rapi tetapi apa? Prestasi kok malah menangkap pencuri sendal? Sekalian dong berprestasi menangkap maling uang negara. Nah, itu baru keren.
  • Pak SBY tercinta, diam seribu bahasa? Hening? Setidaknya itu pemberitaan yang saja baca terhitung dari malam kemarin tanggal 4 Januari 2012. Gak tau yah siapa tau ada miracle di tanggal 5, 6, 7 dan seterusnya Januari. Buat AAL tak usah bersedih dik kalau dirimu dicuekin Pak SBY tercintaaahhh. Lha wong si Eri yang berprestasi saja, Pak SBY tercintaaahhh ingkari janjinya. Apalagi kamu AAL yang notabene mencuri... :) Buat Pak SBY kalau diamnya itu jangan kebangetan lho! Bertindak kek. Apa kek. Apa Pak SBY tidak memiliki hati atas kejadian yang terjadi? Katanya sich Pak SBY mengikuti masalah AAL ini, tapi kok pernyataannya belum keluar sich? Bapak itu Presiden lho! Mana wibawanya? Harapan sich prestasi Bapak yang mendunia, sekali-kali gitu merasakan presidenku tercinta  jadi orang hebat walau sehari di mata dunia. Lha ini apa? Malah kasus sendal jepit yang mendunia.

Baiklah... Permasalahan yang kontras di sini adalah hukum indonesia dan kepedulian pemerintah Indonesia pada orang-orang kecil. Bisa dilihat betapa tak adilnya. Mencuri sendal dikenai ancaman hukuman 5 tahun, sementara para koruptor kelas kakap malah dapat remisi muluuu!!! Kasus rakyat versus polisi adalah bom waktu. Yang cepat atau lambat akan meledak. Kalau sudah meledak tak tahu deh bakal apa negara ini. Kalian para pemimpin yang dipilih rakyat dan para pengayom masyarakat harusnya lebih peka pada masyarakat. Kasus yang seharusnya bisa diselesaikan dengan kekeluargaan malah jadi menjelekkan Indonesia di mata dunia. Jangan sampai suatu saat orang berramai-ramai meneriakkan revolusi.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun