Mohon tunggu...
Ulil Lala
Ulil Lala Mohon Tunggu... Administrasi - Deus Providebit - dreaming, working, praying

Bukan penulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Paskah 2021: Tetap Berpengharapan dan Solider Meski Sulit

4 April 2021   13:01 Diperbarui: 4 April 2021   18:49 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Harapan itu ibarat secercah nyala sebatang lilin yang menerangi gelap.

Rangkaian ibadah pekan suci hingga tri hari suci sudah usai. Akankah gereja kembali sepi lagi? Karena bisa ibadah secara online? Meskipun sejatinya rangkaian kegiatan Paskah itu sendiri masih tetap berlangsung hingga hari kenaikan Tuhan.

Ada yang berbeda pada perayaan Paskah kali ini. Sama halnya seperti perayaan Natal tahun kemarin yang masih dalam situasi pandemik. Ada bagian-bagian dari ritus ibadah yang tidak dilakukan dengan alasan demi mentaati protokol kesehatan, ada bagian ibadah yang dipercepat lagi-lagi dengan alasan kesehatan di masa pandemik ini.

Tidak ada lagi membasuh kaki, alasannya jaga jarak, jangan kontak, bahkan salam damai yang biasa bersalaman juga diganti. Ibadahnya jadi singkat, supaya umat tidak terlalu lama terjadi kerumunan, padahal duduk yang biasanya sebangku untuk 7 orang sekarang jadi 3 orang saja.

Lepas dari semua perubahan-perubahan itu yang bertujuan untuk melindungi seluruh umat. Meskipun demikian kekhusukan masih tetap bisa dirasakan. Hikmat ibadah tri hari suci tetap menyentuh kalbu.

Memaknai Paskah 2021 ini bagi saya pribadi seperti berusaha menjaga agar sebatang lilin tetap menyala dengan api kecilnya. Tetap memelihara harapan dalam menapaki kehidupan, khususnya masa sulit karena wabah ini.

Harapan untuk tetap bisa bertahan dalam kehidupan yang penuh cobaan. Yesus mengajarkan banyak hal dalam Paskah. Mengenangkan sengsara Yesus, satu hal yang menguatkan saya dari peristiwa itu adalah seolah Yesus ingin mengatakan demikian, "Deritamu yang sekarang kamu rasakan, Aku sudah merasakannya jauh lebih dulu dan Aku memilih tetap taat pada Allah-Bapa."

Yah, kata-kata itu seperti cambuk yang menggugah saya dari keputusasaan karena menghadapi kesusahan hidup. Hilang harapan karena jalan yang dipilih ternyata buntu.

Gambaran setiap peristiwa yang dialami Yesus dari penghakiman Pilatus yang tidak adil, penyiksaan fisik, penghinaan, rasa sakit di hati Maria atas Putranya, jatuh memanggul salip, ditelanjangi, disalip hingga wafat. Semua derita itu adalah gambaran yang tetap up to date untuk setiap pengalaman dalam  pergulatan mengarungi kehidupan ini.  

Namun puncak dari peristiwa yang luar biasa itu, Yesus bangkit mengalahkan kematian pada hari ke tiga. Ketaatan Yesus melalui semua itu berbuah manis penuh kemuliaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun