Mohon tunggu...
Ulil Lala
Ulil Lala Mohon Tunggu... Administrasi - Deus Providebit - dreaming, working, praying

Bukan penulis

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

My Pictures My Inspiration, Tulisanku, Fotoku

6 Maret 2021   08:00 Diperbarui: 6 Maret 2021   09:28 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
My picture my inspiration : fotoku, tulisanku | dok.pri

Menciptakan sebuah foto lebih dulu sebagai ilustrasi untuk tulisan atau ide menulis datang dulu baru menciptkan foto supaya pas dengan narasinya. Manapun yang lebih dulu tercipta foto atau tulisan, keduanya adalah hasil karya sendiri.

Kalau ditanya suka menulis atau suka motret? Tentu akan saya jawab keduanya. Namun jika ditanya mana dulu yang lebih dahulu muncul idenya, foto atau tulisan? Ya jawabnya tak bisa dipastikan. Terkadang narasi sebuah cerita, catatan suatu peristiwa, tulisan diary, rangkuman sudah dibuat lebih dulu, baru mencari ide untuk membuat foto sebagai bahan ilustrasi untuk melengkapi dan mendukung narasi yang ada.

Namun tak dipungkiri juga, ketika melihat-lihat foto lama atau bahkan semenit setelah pengambilan foto, ada banyak ide muncul untuk tema suatu narasi. Bisa dibuat menjadi ilustrasi untuk menulis cerpen, puisi, diary, hobi atau disesuaikan dengan kejadian nyata yang sedang diperbincangkan.

Dulu saya pernah ikut sebuah blog yang cukup lengkap, bisa upload khusus foto seperti Instagram atau Facebook, bisa untuk menulis panjang lebar seperti Blogspot dan Kompasiana, bisa juga untuk ngelempar status singkat seperti Twiter dan status WA, atau gabungan antara tulisan dan gambar. Nama platform tersebut Multiply namun sayang sekali sekitar tahun 2010 kalau ga salah ingat blog tersebut bubar karena diubah menjadi marketplace. Di Multiply tidak ada keharusan partisipan untuk mencantumkan sumber foto atau tulisannya. Jadi dengan bebas pengguna copas-copas saja gambar-gambar dari internet lalu dibuat cerita atau sebagai ilustrasi tanpa perlu mencantumkan sumbernya.

Membidik sasaran | Pic. by Jeng Intan
Membidik sasaran | Pic. by Jeng Intan
Dari situlah saya pertama kali dikenalkan pada dunia menulis di sosial media dan fotografi, meskipun saya tidak benar-benar mendalaminya atau paham benar tentang fotografi. Namun saya menemukan kesenangan dan inspirasi saat hasil foto saya terlihat bagus.

Namun karena kesibukan kerja saya menghentikan aktivitas memotret dengan kamera, tapi beralih pada handphone. Membawa kamera baik yang ukuran besar maupun sekedar kamera saku membuat saya kerepotan dengan transfer foto ke media pc dan editing untuk sekedar mengoreksi. Dengan kamera handphone dapat menyingkat waktu, sehingga hasil foto bisa langsung di publish ke sosial media. 

Tentu saja, pengambilan foto dengan handphone ini juga tetap menggunakan dasar-dasar fotografi yang pernah saya dapatkan dari para suhu fotografer. Bukan tentang rumus-rumus F, ISO, speed dan semacamnya, tapi saya lebih suka menggunakan setting auto dengan mempertimbangkan arah cahaya, kuatnya cahaya yang ada, komposisi, point of view, background dan estetikanya. Bukan asal jepret langsung nongol di sosial media.

Untuk genre foto dengan handphone yang paling saya sukai adalah food photography, untuk macro sepertinya gedget kurang memenuhi kriteria khususnya bila objek terlalu kecil. Meski begitu, foto makro tetap menjadi kesukaan saya juga. Genre foto yang paling saya tidak suka adalah foto narsis baik narsis biasa maupun narsis super alay lebay. Beda ya dengan motret model. Maaf saya paling anti dengan foto-foto macam ini. Untunglah di Kompasiana sejauh ini saya belum menemukannya foto-foto narsis, karena Kompasiana kan lebih asyik untuk menulis.

Beda platform, beda aturan

Di Kompasiana meski tertulis saya bergabung di sini sejak April 2014, namun sesungguhnya saya baru aktif menulis pada akhir Desember 2020, jadi belum genap tiga bulan saya gabung di sini. Belum banyak tulisan yang saya hasilkan dan kebanyakan hanya tulisan biasa bukan tulisan yang berbobot. Masih banyak hal yang harus saya pelajari, saya sering salah klick, bingung mau mengatur tulisan atau gambar supaya tampilannya lebih menarik, bingung kok bisa begini atau begitu, istilah jawanya masih nunak-nunuk. Pengen bertanya, tapi kok terkesan pertanyaannya ga penting banget ya. Jadi sejauh ini saya mencoba belajar dari kesalahan yang saya buat sendiri, pengalaman adalah guru yang terbaik, begitulah pepatah bilang.

Karena ide datang tak mengenal waktu dan tempat | Pic. by Ulil
Karena ide datang tak mengenal waktu dan tempat | Pic. by Ulil
Untuk menulis sendiri, saya sudah mulai sejak SMP, namun hanya di kertas bekas saja atau buku tebal yang saya jadikan diary. Meski menulis diary sendiri terhenti karena kurang telaten. Sementara untuk menulis di media sosial baru mulai tahun 2007. Saya tidak menentukan secara spesifik jenis tulisan apa yang ingin saya geluti, tapi apa saja yang mengalir dan mengganggu di otak, saya tuangkan dalam bentuk tulisan. Sesuatu yang menggelitik, tapi diluar tema politik, meskipun menarik kapasitas saya untuk menulis bidang politik tidak cukup baik. 

Di Kompasiana sendiri baru beberapa tulisan yang terbit dan saya cukup berterima kasih beberapa diantaranya jadi HL (headline). Namun ada sedikit kejutan bahwa beberapa tulisan yang terpilih sebagai artikel utama, foto pertama yang menjadi ilustrasi beberapa diantaranya ada yang diganti oleh admin. Jujur saya tidak keberatan, justru senang, karena foto ilustrasi yang baru sangat bagus dan sangat mewakili untuk menjadi ilustrasi tulisan saya. Dari hal ini juga saya berusaha belajar untuk membuat foto yang pas dengan ide-ide tulisan yang saya punya.

Belum lama saya posting tulisan yang berjudul Memaknai Hidup Dengan Belajar Dari Sebatang Pensil, betapa kagetnya saya ketika saya dapat surat cinta dari Moderator Kompasiana tentang hak cipta kepemilikan foto yang saya gunakan. Intinya artikel saya tidak akan muncul di mesin pencari dan foto yang saya pakai sebagai ilustrasi sempat dihapus oleh Admin. Namun setelah klarifikasi dan penambahan sumber foto, artikel tersebut bisa tayang dengan lengkap. Saya menganggap Kompasiana cukup istimewa dengan memperhatikan tentang hak cipta, sumber data/gambar dan semacamnya. Penghargaan atas hasil karya seseorang sangat dijunjung tinggi di sini. 

Inilah salah satu alasan saya memilih Kompasiana menjadi tempat untuk belajar menulis dengan foto ilustrasi dari hasil foto saya sendiri, karena saya kurang suka dengan copas gambar/foto dari internet meskipun gambar/foto tersebut jauh lebih bagus dari yang saya buat. Dulu ya, saya sering copas-copas foto untuk membuat serangkaian cerita, karena saya belum bisa motret dan memang belum punya kamera. Namun di sini, saya selalu berusaha menggunakan foto saya sendiri sebagai bahan ilustrasi, kecuali saya malas bongkar brangkas file gambar untuk memilah dan memilih satu-satu foto untuk narasi yang saya buat, barulah saya cari di internet dengan tetap mencantumkan sumbernya.

Misalnya saja di artikel Dampak Sweet Karma Bikin Cinta Pada Budaya. Pada artikel tersebut saya terpaksa mencari gambar dari Internet, meskipun sebenarnya saya punya beberapa foto untuk artikel tersebut. Sekali lagi, malas bongkar brangkas file gambar yang seabrek-abrek. 

Perihal penggantian gambar/foto ini, satu yang membuat saya sedikit kecewa ada di artikel Kucingku Bukan Sekedar Hewan Peliharaan. Foto kucing kesayanganku yang telah hilang jadi tergeser, tidak lagi di depan. Apa saya sedang dan akan komplain? Tentu tidak perlu, saya hanya mengemukakan pendapat pribadi saja dan pastinya secara kualitas serta estetikanya saya percaya foto pilihan Admin adalah yang terbaik. Terima kasih untuk itu, ada ilmu yang saya petik. 

Jadi, tetap menulis, memotret dan hargai hasil karya orang lain. Fotoku inspirasi untuk tulisanku dan tulisanku terinspirasi dari fotoku.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun